skip to main content

Analisis Spasial Perubahan Luas Mangrove Berbasis Citra Sentinel-2A di Delta Upang, Kabupaten Banyuasin

*Akhmad Tri Prasetyo orcid scopus  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Hartoni Hartoni  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Ikhlasul Amal  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Risnita Tri Utami  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2025 Journal of Marine Research
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Delta Upang merupakan kawasan ekosistem mangrove yang mengalami perubahan signifikan akibat perluasan sektor perkebunan serta pertanian. Pengembangan algoritma untuk mendeteksi keberadaan mangrove terus dilakukan guna membedakannya dari vegetasi daratan. Penelitian ini menganalisis perubahan luasan mangrove di Delta Upang dengan memanfaatkan kombinasi algoritma NDVI dan NDMI. Analisis dilakukan menggunakan citra Sentinel-2A tahun 2016, 2020, dan 2024. Titik klasifikasi dipilih secara sistematis dengan interval 200 meter untuk keperluan validasi. Sebanyak 6581 titik klasifikasi divalidasi terhadap citra google earth dan dihitung tingkat akurasinya menggunakan matiks confusion. Hasil kombinasi NDVI dan NDMI terbukti cukup efektif dalam memetakan vegetasi mangrove, dengan akurasi mencapai PA 90%, UA 96,92%, OA 96,2%, dan F1 93,33%. Luas area mangrove mengalami penurunan di seluruh desa yang berada di Delta Upang. Penurunan tersebut disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi area perkebunan. Tahun 2016 tercatat luas mangrove sebesar 2.857 hektar, berkurang menjadi 1.543 hektar pada 2020, dan terus menyusut hingga 1.013 hektar di tahun 2024. Desa Upang Makmur dan Sungsang IV menunjukkan penurunan luasan mangrove paling besar sepanjang periode pengamatan. Desa Sungai Semut tercatat mengalami laju degradasi mangrove paling tinggi selama periode yang sama. Sebaliknya, Desa Muara Baru dan Desa Tanjung Baru mengalami degradasi mangrove relatif rendah dibandingkan desa lainnya. Upaya restorasi lahan mangrove perlu dilakukan untuk mencegah tren penurunan lahan mangrove di Delta Upang kedepannya.

Fulltext View|Download
Keywords: Delta Upang; mangrove; NDVI; NDMI

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.