BibTex Citation Data :
@article{JMR48847, author = {Chandrika Larasati and Paryono Paryono and Ayu Adhita Damayanti and Baiq Hilda Astriana and Rhojim Wahyudi}, title = {Sebaran Jenis Diatom Di Perairan Teluk Bima: Pasca Fenomena Seasnot}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {14}, number = {3}, year = {2025}, keywords = {Diatom; Sea Snot; Teluk Bima}, abstract = { Fenomena sea snot di Teluk Bima diduga mempengaruhi struktur komunitas diatom sebagai bagian penting dari ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi dan kelimpahan diatom di perairan Teluk Bima pasca fenomena tersebut. Pengambilan sampel dilakukan di 10 stasiun menggunakan plankton net, kemudian diidentifikasi di laboratorium menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400×. Identifikasi jenis diatom menggunakan bantuan alat Sedgwick rafter counting cell, sedangkan sebaran diatom diolah dengan Analisis Koresponden (CA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nitzschia longissima merupakan spesies yang paling melimpah (14.837 sel/L), diikuti oleh Coscinodiscus centralis (11.629 sel/L), sementara spesies lainnya memiliki kelimpahan kurang dari 1.500 sel/L. Hasil analisis koresponden menunjukkan adanya sebaran jenis diatom dan stasiun penelitian yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok I (Stasiun 3, 4, 5, 6, 9, dan 10) dicirikan oleh spesies Bacteriastrum sp . , Chaetoceros atlanticus , C. constrictus , C. didymus , Coscinodiscus granii , C. wailesii , N. longissima , dan Surirella robusta , yang ditemukan di muara, kawasan budidaya rumput laut, industri minyak bumi, dan wilayah bekas pencemaran sea snot tahun 2022. Kelimpahan jenis diatom yang tinggi pada stasiun ini diduga dipengaruhi oleh parameter lingkungan perairan. Selain itu, keberadaan sungai dan mangrove kaya akan sumber hara yang sangat dibutuhkan oleh diatom untuk pertumbuhannya. Kelompok II (Stasiun 1, 2, 7, dan 8) dicirikan oleh C. centralis , C. lineatus , Hemidiscus hardmanianus , Pleurosigma normanii , dan Pseudonitzschia , yang lebih beradaptasi pada perairan dengan pengaruh air tawar.Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi perairan pasca sea snot dapat mempengaruhi distribusi diatom. Hasil ini dapat menjadi dasar dalam pemantauan ekosistem perairan dan strategi mitigasi eutrofikasi di Teluk Bima. }, issn = {2407-7690}, pages = {528--535} doi = {10.14710/jmr.v14i3.48847}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/48847} }
Refworks Citation Data :
Fenomena sea snot di Teluk Bima diduga mempengaruhi struktur komunitas diatom sebagai bagian penting dari ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi dan kelimpahan diatom di perairan Teluk Bima pasca fenomena tersebut. Pengambilan sampel dilakukan di 10 stasiun menggunakan plankton net, kemudian diidentifikasi di laboratorium menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400×. Identifikasi jenis diatom menggunakan bantuan alat Sedgwick rafter counting cell, sedangkan sebaran diatom diolah dengan Analisis Koresponden (CA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nitzschia longissima merupakan spesies yang paling melimpah (14.837 sel/L), diikuti oleh Coscinodiscus centralis (11.629 sel/L), sementara spesies lainnya memiliki kelimpahan kurang dari 1.500 sel/L. Hasil analisis koresponden menunjukkan adanya sebaran jenis diatom dan stasiun penelitian yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok I (Stasiun 3, 4, 5, 6, 9, dan 10) dicirikan oleh spesies Bacteriastrum sp., Chaetoceros atlanticus, C. constrictus, C. didymus, Coscinodiscus granii, C. wailesii, N. longissima, dan Surirella robusta, yang ditemukan di muara, kawasan budidaya rumput laut, industri minyak bumi, dan wilayah bekas pencemaran sea snot tahun 2022. Kelimpahan jenis diatom yang tinggi pada stasiun ini diduga dipengaruhi oleh parameter lingkungan perairan. Selain itu, keberadaan sungai dan mangrove kaya akan sumber hara yang sangat dibutuhkan oleh diatom untuk pertumbuhannya. Kelompok II (Stasiun 1, 2, 7, dan 8) dicirikan oleh C. centralis, C. lineatus, Hemidiscus hardmanianus, Pleurosigma normanii, dan Pseudonitzschia, yang lebih beradaptasi pada perairan dengan pengaruh air tawar.Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi perairan pasca sea snot dapat mempengaruhi distribusi diatom. Hasil ini dapat menjadi dasar dalam pemantauan ekosistem perairan dan strategi mitigasi eutrofikasi di Teluk Bima.
Article Metrics:
Last update:
Copyright Notice
Copyright for articles published in the Journal of Marine Research is held by the journal’s editorial management. The journal supports open access and the widespread dissemination of scholarly work.
Publishing Rights By submitting to this journal, authors grant the Journal of Marine Research the non-exclusive right to publish and distribute their work. All content is made freely available to the public and is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0). This license allows others to copy, redistribute, remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially, as long as appropriate credit is given, a link to the license is provided, and any modified material is distributed under the same license.