skip to main content

Kesehatan Ekosistem Lamun di Pantai Kartini, Pantai Prawean, dan Pantai Semat Jepara

Salsabila Nur Nilamsari  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Ita Riniatsih  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Rini Pramesti  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ekosistem lamun berperan penting sebagai peredam gelombang, perangkap sedimen, produsen primer, bahan obat, habitat dan tempat memijah biota di perairan. Kondisi ekosistem diperairan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain dampak masukan sedimen dan nutrien dari daratan dan aktivitas manusia. Perubahan kondisi perairan akan berpengaruh terhadap kesehatan ekosistem lamun. Penilaian Indeks Kesehatan Ekosistem Lamun (IKEL) diperlukan untuk menggambarkan perubahan kondisi kesehatan ekosistem lamun di perairan. Penilaian ini penting diketahui sebagai langkah awal upaya konservasi berdasarkan kondisi ekosistem lamun apakah mengalami peningkatan maupun penurunan. Hasil penilaian tersebut digunakan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dalam menjaga kelestarian ekosistem lamun. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan nilai IKEL di Pantai Kartini, Pantai Prawean, dan Pantai Semat Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif exploratif dan transek garis digunakan dalam pengambilan sampel. Parameter yang diamati meliputi keanekaragaman jenis dan tutupan lamun, tutupan makroalga, tutupan epifit, serta kecerahan perairan. Jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Oceana serrulata, dan Thalassia hemprichii. Nilai IKEL yang diperoleh di Pantai Kartini sebesar 0,52, Pantai Semat sebesar 0,41 yang termasuk dalam kategori buruk dan Pantai Prawean sebesar 0,63 dengan kategori sedang. Jenis aktivitas yang berpengaruh terhadap nilai IKEL di lokasi penelitian meliputi kegiatan dermaga, pemukiman warga, kegiatan wisata, dan nelayan.

 

Seagrass ecosystems have important roles as wave absorbers, sediment traps, primary producers, medicinal materials, habitats and spawning grounds for aquatic biota. The condition of seagrass ecosystems in the waters is influenced by many factors, including the impact of sediment and nutrient inputs from land and human activities. Changes in water conditions will affect the health of seagrass ecosystems. Therefore, an assessment of the Seagrass Ecological Quality Index (SEQI) is needed to describe changes in the health condition of seagrass ecosystems in the waters. The assessment is important to know as the first step of conservation efforts for monitoring based on the condition of the seagrass ecosystem whether it has increased or decreased. Thus, the value is used to determine the actions that must be taken in preserving the seagrass ecosystem. The purpose of this study was to determine the comparison of SEQI values at Kartini Beach, Prawean Beach, and Semat Beach, Jepara Regency. The data collection method used was a line transect conducted at three stations. Parameters observed include seagrass species diversity, seagrass cover, macroalgae cover, epiphyte cover, and water brightness.Seagrass species found in the research location are Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Oceana serrulata, and Thalassia hemprichii. The SEQI value obtained is Kartini Beach at 0.52 and Semat Beach at 0.41 with a poor category and Prawean Beach at 0.63 with a moderate category. Activities that affect the SEQI value at the research location include dock activities, residential areas, tourism activities, and fishermen.

Fulltext View|Download
Keywords: Lamun; Makroalga; Epifit; Kecerahan; Indeks Kesehatan Ekosistem Lamun

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.