skip to main content

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Kawasan Mangrove Baros, Bantul, Yogyakarta

*Assifa Yusan Anandita  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Redjeki orcid scopus  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Hadi Endrawati orcid scopus  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kawasan ekowisata menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan karena pemandangan alam dan suasananya. Mangrove Baros, Bantul, Yogyakarta menjadi salah satu kawasan ekowisata yang mulai dikembangkan tahun 2022 dan banyak dikunjungi hingga ratusan pengunjung setiap harinya. Kondisi hutan mangrove perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ekowisata sehingga diperlukan perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata serta Daya Dukung Kawasan untuk memberikan informasi terkait kondisi di kawasan ekowisata tersebut. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), menghitung Daya Dukung Kawasan (DDK) yang menampilkan jumlah wisatawan yang dapat ditampung pada kawasan ekowisata. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif deskriptif dengan melakukan peninjauan langsung ke kawasan mangrove. Penelitian dilakukan pada 5 stasiun dengan parameter yang diambil yaitu ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, jenis mangrove, objek biota dan pasang surut serta data sekunder berupa wawancara dan kuisioner. Nilai IKW yang didapatkan dengan presentase tertinggi yaitu stasiun 5 sebesar 64,1% dan presentase terendah pada stasiun 4 sebesar 41% Stasiun 1, 2, 3 dan 4 masuk ke dalam kategori tidak sesuai dan hanya stasiun 5 yang masuk ke dalam kategori sesuai. Hasil perhitungan DDK didapatkan sebesar 282 orang/hari dengan melakukan kegiatan seperti wisata mangrove, memancing dan rekreasi. Rehabilitasi mangrove perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai IKW karena ketebalan mangrove dalam kategori kurang karena faktor utama yang setiap tahunnya mengancam kawasan mangrove yaitu banjir rob.

Ecotourism area is one of the most visited tourist destinations by tourists because of its natural scenery and atmosphere. Baros Mangrove, Bantul, Yogyakarta is one of the ecotourism areas which will begin to be developed in 2022 and is visited by hundreds of visitors every day. The condition of mangrove forests needs to be considered in the implementation of ecotourism so that it is necessary to calculate the Tourism Suitability Index and Area Supporting Capacity to provide information regarding conditions in the ecotourism area. The research objective is to determine the value of the Tourism Suitability Index (TSI), calculate the Regional Support Capacity (CC) which displays the number of tourists that can be accommodated in ecotourism areas. The method used in this research is descriptive qualitative by observing the mangrove forest directly. The research was conducted at 5 stations with parameters taken, namely mangrove thickness, mangrove density, mangrove species, biota and tidal objects as well as secondary data in the form of interviews and questionnaires. The TSI value obtained with the highest percentage is station 5 of 64.1% and the lowest percentage is at station 4 of 41% Stations 1, 2, 3 and 4 categorized as an inappropriate category and only station 5 categorized as the appropriate category. The CC calculation results obtained were 282 people/day by carrying out activities such as mangrove tours, fishing and recreation. Mangrove rehabilitation needs to be done to increase the TSI value because the thickness of the mangroves is in the less category because the main factor that threatens the mangrove area every year is tidal flooding.
Fulltext View|Download
Keywords: Baros; DDK; ekowisata; IKW; mangrove

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.