skip to main content

Sebaran Jenis dan Kondisi Tutupan Lamun di Perairan Kepulauan Riau

*Aditya Hikmat Nugraha scopus  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Indonesia
Imam Pangestian Syahputra  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Indonesia
I Wayan Eka Dharmawan  -  Pusat Riset Oseanografi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia
Ucu Yanu Arbi  -  Pusat Riset Oseanografi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia
Bambang Hermanto  -  Pusat Riset Oseanografi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia
Fajar Kurniawan  -  Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia
Syofyan Roni  -  Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia
Ganang Wibisono  -  Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia
Anggia Rivani  -  Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Perairan Kepulauan Riau yang terdiri dari pulau-pulau kecil umumnya memiliki ekosistem pesisir yang tersusun dari ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem lamun merupakan bagian dari ekosistem pesisir yang memiliki peran tidak kalah penting seperti habitat biota, area pengasuhan, regulasi karbon dan lain sebagainya. Monitoring terkait kondisi ekosistem lamun penting untuk dilakukan dalam rangka mengetahui status ekosistem sehingga kedepan dapat menentukan langkah pengelolaan ekosistem yang baik. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 di Perairan Kepulauan Riau meliputi Perairan Kota Batam, Perairan Pulau Bintan, Perairan Lingga, Perairan Natuna dan Perairan Anambas. Metode pengamatan dilakukan dengan menggunakan transek garis yang dibantu dengan transek kuadrat dalam mengamati tutupan lamun di setiap lokasi penelitian.  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan 11 jenis lamun di Perairan Kepulauan Riau, meliputi spesies Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Halophila spinulosa, Thalassodendron ciliatum, Halodule uninervis, Halodule pnifolia dan Syringodium isoetifolium. Nilai tutupan berada pada kisaran 20,68%-54,44%, Berdasarkan tutupannya secara umum ekosistem lamun di Perairan Kepulauan Riau berada dalam status sedang.


The waters of the Riau Archipelago which consist of small islands generally have coastal ecosystems consisting of mangrove ecosystems, seagrass ecosystems and coral reef ecosystems. Seagrass ecosystems are part of coastal ecosystems that have no less important roles such as biota habitat, nurturing areas, carbon regulation and so on. Monitoring related to the condition of seagrass ecosystems is important to do in order to determine the status of the ecosystem so that in the future it can determine steps for good ecosystem management. This research was conducted in 2021 in the waters of the Riau Archipelago including Batam City Waters, Bintan Island Waters, Lingga Waters, Natuna Waters and Anambas Waters. The observation method was carried out using line transects assisted by quadratic transects in observing seagrass cover at each research location. Based on the results of the research conducted, 11 species of seagrass were found in the waters of the Riau Archipelago, including species of Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Halophila spinulosa, Thalassodendron ciliatum, Halodule uninervis, Halodule pinifolia and Syringodium isoetifolium. The cover value is in the range of 20.68%-54.45%, based on seagrass cover in general the seagrass ecosystem in the Riau Islands waters is in a poor status.

Fulltext View|Download
Keywords: ekosistem; kepulauan riau; lamun; status

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.