skip to main content

Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) di Perairan Bandengan Kendal serta Analisis Batas Aman Konsumsi

*Nadaa Salsabiila Nuri  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Adi Santoso  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ita Widowati  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Perairan Bandenga Kendal termasuk dalam kawasan pantai utara di Laut Jawa. Perairan Bnadengan Kendal di kelilingi oleh berbagai industri, dan juga terdapat Pelabuhan Kendal, serta pemukiman warga. Hal ini dapat berpotensi adanya pencemaran laut. Perkembangan industri tersebut akan berdampak negatif bagi lingkungan laut termasuk organisme yang hidup di dalamnya seperti Kerang Bulu. Kerang Bulu menjadi komoditas penunjang ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan timbal yang terkandung dalam air, sedimen dan jaringan lunak kerang bulu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - April 2022 dan penelitian ini menggunakan analisis dengan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil analisis kandungan timbal dalam kerang bulu pada bulan Maret – April 2022 berkisar antara 0,840 – 4,093 mg/kg, dalam air berkisar 0,134 - 0,47 mg/l dan dalam sedimen berkisar 5,251 – 12,303 mg/kg. Berdasarkan baku mutu yang ditetapkan oleh PP No 22 tahun 2021 kandungan timbal dalam air yaitu 0,008 mg/l., kandungan logam berat timbal di air dari perairan Bandengan Kendal sudah melebihi baku mutu. Berdasarkan ANZECC/ARMCANZ baku mutu logam berat timbal dalam sedimen yaitu 50 mg/kg, kandungan logam berat timbal dalam sedimen di Perairan Bandengan Kendal, Kabupaten Kendal masih di bawah baku mutu. Sedangkan, baku mutu logam berat timbal dalam kerang bulu menurut SNI 7387:2009 yaitu 1,5 mg/kg. Kandungan logam berat timbal dalam kerang bulu sudah melebihi batas baku mutu. Faktor konsentrasi logam berat dari sedimen ke air berkisar 19,463 – 42,440. Faktor biokonsentrasi (BCF) dari kerang bulu ke air berkisar antara 5,021 – 11,932 dan BCF dari kerang bulu ke sedimen berkisar antara 0,159 – 0,404.


Bandengan Kendal waters are in the northern coastal area of the Java Sea. Industries, Bandengan Kendal Port, and settlements surrounding the waters potentially polute with heavy metal such as the lead. The industry development may harm the marine environment, such as for the Antique Ark (Anadara antiquata). A. antiquata is one of the commodities which can support the community's economy. This study aimed to measure the lead contents in the water, sediment, and the soft tissue of A. antiquata. The research did from March - April 2022, and it used the AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) analysis method. The results showed that the lead contents in water, sediment, and soft tissue were 0.134 - 0.470 mg/l, 5.251 - 12.303 mg/l, and 0.840 - 4.093 mg/kg, respectively. Based on the Quality Standards set by the Regulations of Government of Republic Indonesia no 22 in 2021 is 0.008 mg/l, the lead content in water from Bandengan Kendal waters had exceeded the quality standard. Based on ANZECC/ARMCANZ the standard quality of lead in sediments is 50 mg/kg, and the lead content in sediment in Bandengan Kendal waters was still below the quality standard. Meanwhile, the quality standard for lead in soft tissue according to SNI 7387:2009 is 1.5 mg/kg. The lead content in A. antiquata soft tissue had exceeded the quality standard limit. The concentration factor of heavy metals from sediment to water ranged from 19.463 – 42.440. The bioconcentration factor (BCF) from the clam to water ranged from 5.021 – 11.932, and BCF from the clam to sediment ranged from 0.159 – 0.404.

Fulltext View|Download
Keywords: Logam Berat; Timbal; Pencemaran; Akumulasi; Anadara antiquata

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.