BibTex Citation Data :
@article{JMR35128, author = {Muhammad Nor and Chrisna Suryono and Hadi Endrawati}, title = {Kerapatan Lamun di Perairan Pulau Panjang, Jepara}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {13}, number = {3}, year = {2024}, keywords = {lamun; padang lamun; pulau panjang}, abstract = { Lamun adalah tumbuhan berbunga yang hidup di perairan dangkal dengan pengaruh sinar matahari. Lamun memiliki ciri morfologi yaitu daun, batang dan akar. Lamun dapat tumbuh dengan membentuk padang lamun yang terdiri dari satu atau lebih jenis lamun. Lamun tumbuh di perairan dengan substrat pasir dan berlumpur. Lamun memiliki fungsi ekologi yang banyak diantaranya adalah sebagai produktivitas primer, sumber makanan, menstabilkan sedimen, tempat asuhan dan habitat biota – biota laut. Ekosistem lamun menjadi ekosistem penting sehinga sebarannya di perairan perlu untuk dikaji. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan lamun di Pulau Panjang, menggunakan metode line transek sehingga dapat diketahui komposisi lamun, dan kerapatan lamun. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa di Pulau Panjang telah ditemukan empat jenis lamun dengan komposisi lamun yang paling banyak dijumpai adalah Thalassia hemprichii dan paling jarang dijumpai adalah Enhallus acoroides . Kerapatan jenis lamun tertinggi berada di stasiun 2 yaitu 283 tegakan/m 2 . Seagrass is a flowering plant that lives in shallow waters under the influence of sunlight. Seagrass has morphological characteristics, namely leaves, stems and roots,.Seagrass can grow by forming seagrass beds consisting of one or more types of seagrass. Seagrass grows in waters with sandy and muddy substrates. Seagrasses have many ecological functions, including primary productivity, food sources, stabilizing waters, nursery and habitat for marine biota. Seagrass ecosystems are important ecosystems so that their distribution in waters needs to be studied. This study was conducted to determine the density of seagrass in the Panjang Island, using the line transect method so that the composition, and density seagrass can be known. Based on the research, it is known that in Panjang Island, there were 4 species of seagrass have been found with the composition of the most common seagrass being Thalassia hemprichii and the least common being Enhallus acoroides. The highest density of seagrass species is at station 2, which is 283 ind/m 2 . }, issn = {2407-7690}, pages = {541--546} doi = {10.14710/jmr.v13i3.35128}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/35128} }
Refworks Citation Data :
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang hidup di perairan dangkal dengan pengaruh sinar matahari. Lamun memiliki ciri morfologi yaitu daun, batang dan akar. Lamun dapat tumbuh dengan membentuk padang lamun yang terdiri dari satu atau lebih jenis lamun. Lamun tumbuh di perairan dengan substrat pasir dan berlumpur. Lamun memiliki fungsi ekologi yang banyak diantaranya adalah sebagai produktivitas primer, sumber makanan, menstabilkan sedimen, tempat asuhan dan habitat biota – biota laut. Ekosistem lamun menjadi ekosistem penting sehinga sebarannya di perairan perlu untuk dikaji. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan lamun di Pulau Panjang, menggunakan metode line transek sehingga dapat diketahui komposisi lamun, dan kerapatan lamun. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa di Pulau Panjang telah ditemukan empat jenis lamun dengan komposisi lamun yang paling banyak dijumpai adalah Thalassia hemprichii dan paling jarang dijumpai adalah Enhallus acoroides. Kerapatan jenis lamun tertinggi berada di stasiun 2 yaitu 283 tegakan/m2.
Seagrass is a flowering plant that lives in shallow waters under the influence of sunlight. Seagrass has morphological characteristics, namely leaves, stems and roots,.Seagrass can grow by forming seagrass beds consisting of one or more types of seagrass. Seagrass grows in waters with sandy and muddy substrates. Seagrasses have many ecological functions, including primary productivity, food sources, stabilizing waters, nursery and habitat for marine biota. Seagrass ecosystems are important ecosystems so that their distribution in waters needs to be studied. This study was conducted to determine the density of seagrass in the Panjang Island, using the line transect method so that the composition, and density seagrass can be known. Based on the research, it is known that in Panjang Island, there were 4 species of seagrass have been found with the composition of the most common seagrass being Thalassia hemprichii and the least common being Enhallus acoroides. The highest density of seagrass species is at station 2, which is 283 ind/m2.
Article Metrics:
Last update:
Copyright Notice
Copyright for articles published in the Journal of Marine Research is held by the journal’s editorial management. The journal supports open access and the widespread dissemination of scholarly work.
Publishing Rights By submitting to this journal, authors grant the Journal of Marine Research the non-exclusive right to publish and distribute their work. All content is made freely available to the public and is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0). This license allows others to copy, redistribute, remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially, as long as appropriate credit is given, a link to the license is provided, and any modified material is distributed under the same license.