BibTex Citation Data :
@article{JMR26539, author = {Wisnu Sudarmawan and Jusup Suprijanto and Ita Riniatsih}, title = {Abu Cangkang Kerang Anadara granosa, Linnaeus 1758 (Bivalvia: Arcidae) sebagai Adsorben Logam Berat dalam Air Laut}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {9}, number = {3}, year = {2020}, keywords = {Adsorpsi; Abu Cangkang; Anadara granosa; Logam Berat}, abstract = { Kerang Darah merupakan komoditi ekonomis yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia, salah satunya adalah Perairan Demak. Adanya permintaan yang tinggi pada daerah demak dari hasil survey DKP Kabupaten Demak pada tahun 2018 dapat menimbulkan terjadinya limbah cangkang yang cukup banyak. Melalui pendekatan teknologi yang tepat, limbah cangkang kerang tersebut dapat diolah menjadi abu cangkang. Berdasarkan komposisi senyawa kimia abu cangkang mengandung CaO cukup tinggi sehingga abu cangkang berpotensi untuk menjerap logam berat. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah abu cangkang hasil olahan dari limbah cangkang sisa produksi kerang darah. Metode eksperimental laboratoris dilakukandalam penelitian yaitu dengan mengontakkan secara langsung logam dan abu cangkang kerang dara ( Anadara granosa) dengan pengaruh variasi jenis logam berat dengan analisis spektroskopi serapan atom (SSA). Penyerapan yang optimal terjadi pada logam berat Mangan (Mn) konsentrasi awal 0,103 mg/L menjadi <0,001 dan kontak waktu 24 jam daya serap sebesar 100%. Dapat disimpulkan bahwa pada abu cangkang cukup baik dalam penyerapan logam berat Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn) di air laut perairan Morosari Demak karena dalam proses menghilangkan logam berat dengan struktur CaO disebut pertukaran ion dipengaruhi oleh beberapa faktor jenis adsorben yang digunakan, luas permukaan adsorben, dan konsentrasi zat yang di penjerapan. Blood cockle are economic commodities that are spread throughout the territorial waters of Indonesia, one of which is the Demak waters. The high demand in the Demak area from the results of DKP survey in 2018 can causing a lot of cockle shell waste. Through the right technological approach, the waste is processed into blood cockle shell ash. Based on the chemical composition of shell ash containing CaO in the shell is high enough so the ash has potential to absorb heavy metals. The material used is the blood cockle shell ash that processed from waste shell from the production of blood cockle. The experimental laboratory method was carried out in this research, by directly contacting metal and blood cockle shell ash (Anadara granosa) with the influence of variations in heavy metal types by atomic absorption spectroscopy (AAS) analysis. Optimal absorption occurs in the heavy metal Manganese (Mn) initial concentration of 0.103 mg / L to <0.001 and 24-hour contact time absorption of 100%. It can be concluded that the shell of the product itself has not been efficient in carrying out all the absorption of heavy metals in the sea water samples of Morosari Demak waters because in the process of removing heavy metals with CaO structures is influenced by the type of adsorbent used, the surface area of the adsorbent, and the concentration of in absorption. }, issn = {2407-7690}, pages = {237--244} doi = {10.14710/jmr.v9i3.26539}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/26539} }
Refworks Citation Data :
Kerang Darah merupakan komoditi ekonomis yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia, salah satunya adalah Perairan Demak. Adanya permintaan yang tinggi pada daerah demak dari hasil survey DKP Kabupaten Demak pada tahun 2018 dapat menimbulkan terjadinya limbah cangkang yang cukup banyak. Melalui pendekatan teknologi yang tepat, limbah cangkang kerang tersebut dapat diolah menjadi abu cangkang. Berdasarkan komposisi senyawa kimia abu cangkang mengandung CaO cukup tinggi sehingga abu cangkang berpotensi untuk menjerap logam berat. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah abu cangkang hasil olahan dari limbah cangkang sisa produksi kerang darah. Metode eksperimental laboratoris dilakukandalam penelitian yaitu dengan mengontakkan secara langsung logam dan abu cangkang kerang dara (Anadara granosa) dengan pengaruh variasi jenis logam berat dengan analisis spektroskopi serapan atom (SSA). Penyerapan yang optimal terjadi pada logam berat Mangan (Mn) konsentrasi awal 0,103 mg/L menjadi <0,001 dan kontak waktu 24 jam daya serap sebesar 100%. Dapat disimpulkan bahwa pada abu cangkang cukup baik dalam penyerapan logam berat Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn) di air laut perairan Morosari Demak karena dalam proses menghilangkan logam berat dengan struktur CaO disebut pertukaran ion dipengaruhi oleh beberapa faktor jenis adsorben yang digunakan, luas permukaan adsorben, dan konsentrasi zat yang di penjerapan.
Blood cockle are economic commodities that are spread throughout the territorial waters of Indonesia, one of which is the Demak waters. The high demand in the Demak area from the results of DKP survey in 2018 can causing a lot of cockle shell waste. Through the right technological approach, the waste is processed into blood cockle shell ash. Based on the chemical composition of shell ash containing CaO in the shell is high enough so the ash has potential to absorb heavy metals. The material used is the blood cockle shell ash that processed from waste shell from the production of blood cockle. The experimental laboratory method was carried out in this research, by directly contacting metal and blood cockle shell ash (Anadara granosa) with the influence of variations in heavy metal types by atomic absorption spectroscopy (AAS) analysis. Optimal absorption occurs in the heavy metal Manganese (Mn) initial concentration of 0.103 mg / L to <0.001 and 24-hour contact time absorption of 100%. It can be concluded that the shell of the product itself has not been efficient in carrying out all the absorption of heavy metals in the sea water samples of Morosari Demak waters because in the process of removing heavy metals with CaO structures is influenced by the type of adsorbent used, the surface area of the adsorbent, and the concentration of in absorption.
Article Metrics:
Last update: