skip to main content

Komposisi Perifiton Pada Daun Lamun Enhalus acoroides, Royle 1839 (Angiosperms : Hydrocharitaceae) dan Thalassia hemrpichii, Ascherson 1871 (Angiosperms : Hydrocharitaceae) di Perairan Teluk Awur, Jepara

*Abdino Putra Utama  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Nirwani Soenardjo  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Hadi Endrawati  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK: Perifiton merupakan salah satu organisme yang berkontribusi besar dalam meningkatkan produktivitas primer di ekosistem lamun. Kondisi padang lamun sangat menentukan keberadaan perifiton, sehingga pada kondisi lamun yang baik merupakan tempat yang layak untuk penempelan perifiton. Aktivitas antropogenik akan menyebabkan gangguan maupun kerusakan pada lamun sehingga mempengaruhi penempelan perifiton pada lamun. Perairan Teluk Awur dekat dengan kegiatan-kegiatan antropogenik yang dapat menyebabkan gangguan pada kondisi lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi jenis dan kelimpahan perifiton yang hidup pada lamun jenis Enhalus acoroides dan Thalassia  hemprichii, serta kelimpahan perifiton pada tiap bagian daun (pangkal, tengah dan ujung). Pengambilan sampel daun lamun dilaksanakan Bulan November 2018 di Perairan Teluk Awur, Kabupaten Jepara. Identifikasi jenis lamun dilakukan pada lokasi penelitian, dan identifikasi jenis perifiton dilakukan pada laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian bahwa, komposisi perifiton terdapat 6 kelas terdiri dari 23 genus dengan kelimpahan tertinggi selalu terdapat pada ujung daun. Genus yang paling sering ditemukan adalah Nitzschia. Kelimpahan perifiton pada lamun jenis E. acoroides dan T. hemprichii secara berturut – turut sebanyak 2689,33 individu/cm2 dan 3158,67 individu/cm2. Kelimpahan perifiton semakin meningkat ketika mendekati bagian ujung daun.

 


ABSTRACT: Periphyton is one of the organism that contributes greatly in increasing primary productivity on seagrass ecosystems. Seagrass conditions greatly determine the presence of periphyton, so when a good seagrass conditions, it is a suitable place for periphyton attachment. Anthropogenic activity will cause disturbance and damage to seagrass, which affects the attachment of periphyton on seagrass. Teluk Awur waters are close to anthropogenic activities which can cause interference with the conditions of the surrounding environment.This study aims to determine the type and abundance of periphyton that lives on the types of seagrass leaves Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii, as well as periphyton abundance in each part of the leaf (base, middle and tip).Sampling of seagrass leaves was carried out on November 2018 in Teluk Awur, Jepara Regency. Identification of seagrass species was carried out at the study site, and identification of the type of periphyton was carried out in the laboratory. Based on the results of the study, that on periphyton composition, 6 classes are consisting of 23 genera with the highest abundance always found at the tip of the leaf. The most common found genus is Nitzschia. Periphyton abundance in seagrass species E. acoroides and T. hemprichii respectively were 2689.33 Ind/cm2 and 3158,67 Ind/cm2. Periphyton abundance inceases as it approaches the tip of the leaves.

Fulltext View|Download
Keywords: Periphyton; Periphyton Abundance; Seagrass Ecosystem

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.