slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
ANALISIS PERUBAHAN KINERJA JALAN DAN SIMPANG AKIBAT RENCANA ADANYA LIGHT RAIL TRANSIT (STUDI KASUS : KORIDOR LRT SIMPANG LIMA-TERMINAL PENGGARON KOTA SEMARANG) | Pangestu | Jurnal Karya Teknik Sipil skip to main content

ANALISIS PERUBAHAN KINERJA JALAN DAN SIMPANG AKIBAT RENCANA ADANYA LIGHT RAIL TRANSIT (STUDI KASUS : KORIDOR LRT SIMPANG LIMA-TERMINAL PENGGARON KOTA SEMARANG)

*Yudha Agiel Pangestu  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Alviady Ramadhan  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Y.I. Wicaksono Y.I. Wicaksono  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Kami Hari Basuki  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia

Citation Format:
Abstract
ABSTRAK

 

Permasalahan yang sering terjadi di beberapa wilayah Kota Semarang adalah kemacetan. Hal tersebut terjadi karena volume kendaraan pribadi tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada. Disamping itu, angkutan umum belum optimal untuk menarik masyarakat beralih dari kendaraan pribadi. Beberapa penyebabnya adalah fasilitas yang kurang baik, jumlah moda sedikit, dan waktu tempuh yang lama. Terkait permasalahan tersebut, diberikan solusi moda transportasi perkotaan berbasis rel, yaitu Light Rail Transit (LRT). Sehingga tujuan studi ini adalah menganalisis kinerja jalan dan simpang akibat rencana adanya LRT, yang terletak di sepanjang Simpang Lima hingga Terminal Penggaron Semarang.

Metode penelitian yang dilakukan yaitu analisis kinerja jalan dan simpang eksisting menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil analisis tersebut berupa nilai derajat kejenuhan untuk jalan dan tundaan untuk simpang. Kemudian dilakukan asumsi perpindahan arus lalu lintas akibat adanya LRT berdasarkan beda waktu tempuh serta analisis tapak rencana trayek LRT. Setelah itu dianalisis kinerja jalan dan simpang akibat adanya LRT.

Pada hasil studi, perpindahan volume kendaraan pribadi menuju LRT dengan selisih waktu 12 menit 34 detik sebesar 16,78%. Dengan analisis kinerja Jalan Ahmad Yani didapat derajat kejenuhan sebesar 0,577 dan mengalami penurunan ketika adanya LRT menjadi 0,553. Sedangkan pada Jalan Majapahit didapat derajat kejenuhan sebesar 1,072 dan mengalami penurunan ketika adanya LRT menjadi 0,959. Hasil analisis kinerja Simpang Erlangga didapat tundaan rata-rata simpang sebesar 70,803 det/smp. Ketika ada LRT didapat tundaan rata-rata simpang sebesar 48,724 det/smp. Hasil analisis kinerja Simpang Lamper didapat tundaan rata-rata simpang sebesar 33,291 det/smp. Ketika ada LRT didapat tundaan rata-rata simpang sebesar 28,62 det/smp. Kemudian untuk Simpang Fatmawati didapat tundaan rata-rata simpang sebesar 19,54 det/smp. Ketika ada LRT didapat tundaan rata-rata simpang sebesar 15,88 det/smp. Dalam tugas akhir ini, hasil preferensi penumpang yang dipakai dalam lingkup Kota Semarang dan tidak pada lokasi penelitian saja. Adanya kendaraan umum diabaikan dalam asumsi perpindahan moda dan kendaraan berat (HV) tidak dihitung dalam perpindahan arus lalu lintas akibat LRT. Serta data lalu lintas diambil tidak dalam satu waktu. Menyadari banyak hal yang bisa diperbaiki, diharapkan adanya studi lebih lanjut dengan data yang komprehensif.

 

Fulltext
Keywords: Light Rail Transit; kinerja jalan & simpang; MKJI 1997

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.