BibTex Citation Data :
@article{JKTS21724, author = {intan ramadhini and heru krisnanto and Suripin Suripin and Dwi Kurniani}, title = {STUDI PENGEMBANGAN SISTEM POLDER SRINGIN-TENGGANG}, journal = {Jurnal Karya Teknik Sipil}, volume = {7}, number = {4}, year = {2018}, keywords = {Banjir rob; Sungai Sringin dan Sungai Tenggang; Sistem Polder; Pump Gate}, abstract = { ABSTRAK Wilayah kecamatan Semarang Timur sering dilanda rob. Lokasinya yang langsung berbatasan dengan laut dan topografi daratannya lebih rendah dari muka air laut membuat limpasan air laut dengan mudah masuk ke kawasan industri, perumahan dan awasan umum lainnya. Sistem drainase di Semarang Timur sering mengalami banjir karena tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi. Banjir dan rob menggenangi beberapa wilayah penting seperti kawasan Kaligawe, Karangroto, Tlogosari dan Kawasan Industri Terboyo. Banjir rob yang terjadi di Semarang Timur disebabkan oleh penurunan tanah sebesar lebih dari 5 cm per tahun (Pudjiastuti et al, 2015), kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh global warming , dan saluran Sungai Sringin dan Sungai Tenggang yang sudah tidak mampu melayani debit banjir sehingga menambah parah dampak rob yang terjadi. Solusi dari permasalahan banjir dan rob adalah dengan membangun sistem polder, tanggul laut dan perbaikan Sungai Sringin dan Sungai Tenggang. Sistem polder terdiri dari kolam retensi, tanggul kolam retensi, tanggul laut dan struktur pump g ate dan terdapat 14 pompa subsmersile (12 pompa utama + 2 pompa cadangan) tipe horizontal. Penentuan debit rencana menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetik Gamma 1. Debit rencana hasil perhitungan HSS Gamma 1 dengan periode ulang 50 tahun sebesar 170,08 m 3 /s untuk Sungai Tenggang dan 138,27 m 3 /s untuk sungai Sringin. Total volume kolam retensi yang didapat sebesar 2.542.492 m 3 sedangkan luas kolam retensi sebesar 1.271.246 m 2 dan total kedalaman kolam 4,0 m. Analisa kapasitas perbaikan sungai menggunakan pemodelan HEC-RAS 5.0.1 dengan memanfaatkan debit rencana masing-masing sungai. Perbaikan Sungai Tenggang mencapai 4,94 km sedangkan Sungai Sringin mencapai 9,09 km. Kedalaman Sungai Tenggang adalah 3,50 m dan Sungai Sringin adalah 3,0 m, dengan lebar sungai sebesar 30 m. Perbaikan tanggul sungai menggunakan sheetpile dan batu kali sebagai material tanggul sungai Tanggul laut dibangun sepanjang 1.926,87 m, membentang dari Kanal Banjir Timur hingga Sungai Babon. Elevasi tanggul laut pada +6,20 m dari MSL. }, pages = {158--168} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/21724} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Wilayah kecamatan Semarang Timur sering dilanda rob. Lokasinya yang langsung berbatasan dengan laut dan topografi daratannya lebih rendah dari muka air laut membuat limpasan air laut dengan mudah masuk ke kawasan industri, perumahan dan awasan umum lainnya. Sistem drainase di Semarang Timur sering mengalami banjir karena tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi. Banjir dan rob menggenangi beberapa wilayah penting seperti kawasan Kaligawe, Karangroto, Tlogosari dan Kawasan Industri Terboyo. Banjir rob yang terjadi di Semarang Timur disebabkan oleh penurunan tanah sebesar lebih dari 5 cm per tahun (Pudjiastuti et al, 2015), kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh global warming, dan saluran Sungai Sringin dan Sungai Tenggang yang sudah tidak mampu melayani debit banjir sehingga menambah parah dampak rob yang terjadi.
Solusi dari permasalahan banjir dan rob adalah dengan membangun sistem polder, tanggul laut dan perbaikan Sungai Sringin dan Sungai Tenggang. Sistem polder terdiri dari kolam retensi, tanggul kolam retensi, tanggul laut dan struktur pump gate dan terdapat 14 pompa subsmersile (12 pompa utama + 2 pompa cadangan) tipe horizontal. Penentuan debit rencana menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetik Gamma 1. Debit rencana hasil perhitungan HSS Gamma 1 dengan periode ulang 50 tahun sebesar 170,08 m3/s untuk Sungai Tenggang dan 138,27 m3/s untuk sungai Sringin. Total volume kolam retensi yang didapat sebesar 2.542.492 m3 sedangkan luas kolam retensi sebesar 1.271.246 m2 dan total kedalaman kolam 4,0 m. Analisa kapasitas perbaikan sungai menggunakan pemodelan HEC-RAS 5.0.1 dengan memanfaatkan debit rencana masing-masing sungai. Perbaikan Sungai Tenggang mencapai 4,94 km sedangkan Sungai Sringin mencapai 9,09 km. Kedalaman Sungai Tenggang adalah 3,50 m dan Sungai Sringin adalah 3,0 m, dengan lebar sungai sebesar 30 m. Perbaikan tanggul sungai menggunakan sheetpile dan batu kali sebagai material tanggul sungai Tanggul laut dibangun sepanjang 1.926,87 m, membentang dari Kanal Banjir Timur hingga Sungai Babon. Elevasi tanggul laut pada +6,20 m dari MSL.
Last update: