BibTex Citation Data :
@article{JKTS19368, author = {Darma Syaputra and Farizka Nugroho and Han Ay Lie and Purwanto Purwanto}, title = {STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PERBEDAAN MOLARITAS AKTIVATOR PADA PERILAKU BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH}, journal = {Jurnal Karya Teknik Sipil}, volume = {7}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {fly ash; geopolimer; kuat tekan; molaritas; umur}, abstract = { Geopolimer merupakan sintesa bahan-bahan alam organik melalui proses polimerisasi dimana bahan utama dalam pembuatan material geopolimer adalah bahan-bahan yang mengandung unsur silikon dan aluminium. Material geopolimer ini didapat dari bahan-bahan hasil buangan industri seperti iron blast furnance slag, bottom ash, atau fly ash. Penggunaan fly ash sebagai pengganti semen pada beton merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan semen portland. Dimana beton konvensional memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Seperti halnya beton konvensional, kuat tekan beton geopolimer sangat dipengaruhi oleh umur dari beton itu sendiri. Kekuatan beton akan meningkat sebagai fungsi penambahan usia hingga mencapai batas optimumnya. Selain itu, perbedaan molaritas pada larutan aktivator juga menjadi faktor dalam menghasilkan kuat tekan yang optimum. Pada penelitian ini memberikan hasil studi eksperimental terhadap beton geopolimer berbasis fly ash dengan menggunakan campuran fly ash sebagai material asal, natrium hidroksida dan sodium silikat sebagai aktivator, agregat kasar dan halus seperti halnya campuran beton konvensional. Fokus pada penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan molaritas terhadap kuat tekan beton. Umur beton yang ditinjau kuat tekannya adalah beton saat berumur 7, 14, 28 hari. Sedangkan untuk molaritas natrium hidroksida ditinjau dalam 3 kondisi yaitu pada kondisi 6 M , 8 M dan 10 M. }, pages = {89--98} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/19368} }
Refworks Citation Data :
Geopolimer merupakan sintesa bahan-bahan alam organik melalui proses polimerisasi dimana bahan utama dalam pembuatan material geopolimer adalah bahan-bahan yang mengandung unsur silikon dan aluminium. Material geopolimer ini didapat dari bahan-bahan hasil buangan industri seperti iron blast furnance slag, bottom ash, atau fly ash. Penggunaan fly ash sebagai pengganti semen pada beton merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan semen portland. Dimana beton konvensional memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Seperti halnya beton konvensional, kuat tekan beton geopolimer sangat dipengaruhi oleh umur dari beton itu sendiri. Kekuatan beton akan meningkat sebagai fungsi penambahan usia hingga mencapai batas optimumnya. Selain itu, perbedaan molaritas pada larutan aktivator juga menjadi faktor dalam menghasilkan kuat tekan yang optimum. Pada penelitian ini memberikan hasil studi eksperimental terhadap beton geopolimer berbasis fly ash dengan menggunakan campuran fly ash sebagai material asal, natrium hidroksida dan sodium silikat sebagai aktivator, agregat kasar dan halus seperti halnya campuran beton konvensional. Fokus pada penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan molaritas terhadap kuat tekan beton. Umur beton yang ditinjau kuat tekannya adalah beton saat berumur 7, 14, 28 hari. Sedangkan untuk molaritas natrium hidroksida ditinjau dalam 3 kondisi yaitu pada kondisi 6 M , 8 M dan 10 M.
Last update: