BibTex Citation Data :
@article{JKTS19367, author = {Pradnya Soka Pudyawati and Rahadianti Kusuma Dewi and Suripin Suripin and Sumbogo Pranoto}, title = {PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN INDONESIA POWER, TAMBAKLOROK-SEMARANG}, journal = {Jurnal Karya Teknik Sipil}, volume = {7}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {Perencanaan Sistem Drainase Polder}, abstract = { PT. Indonesia Power memiliki beberapa unit pembangkitan listrik yang salah satunya berada di kawasan Tambaklorok, Semarang. Kawasan ini mengalami permasalahan pada sistem drainasenya yang sudah tidak berfungsi optimal akibat kapasitas sistem drainase sudah tidak dapat melayani kebutuhan dan menimbulkan genangan. Genangan terjadi karena lokasi ini mengalami penurunan tanah, adanya rembesan dari luar kawasan, dan kenaikan muka air laut. Disamping itu pada area Blok 3 direncanakan akan diurug setinggi 1,5 meter yang akan berpengaruh pada perubahan topografi dan arah aliran. Hasil evaluasi sistem drainase eksisting menunjukkan bahwa diperlukan penataan sistem drainase yaitu dengan menyesuaikan arah aliran, kapasitas kolam, dan pompa. Sistem drainase pada kawasan Indonesia Power Semarang direncanakan menggunakan sistem polder yang terdiri dari saluran drainase, pompa, kolam tampungan, dan tanggul. Rencana sistem drainase dibagi menjadi tiga sub sistem yaitu sub sistem timur, barat, dan tengah. Tahapan dalam perencanaan ini meliputi analisis hidrologi, hidrolika, dan perencanaan teknis lainnya. Dengan hujan rencana kala ulang 10 tahunan sebesar 152 mm, hasilnya sub sistem barat memerlukan kolam sebagai tampungan air sebelum dialirkan ke sub sistem timur. Kolam diperlukan karena kapasitas saluran di sub sistem timur tidak dapat diperbesar secara signifikan, sehingga air perlu ditampung untuk mengatur debit yang mengalir. Namun akibat ketersediaan lahan yang terhalang oleh manhole dan saluran kabel, maka digunakan dua buah kolam yaitu K1 dan K2 masing-masing seluas 10.951 m² dan 2.590 m². Kedua kolam tersebut dihubungkan oleh tiga buah pompa masing-masing berkapasitas 0,2 m³/s. Pintu air digunakan untuk mengatur debit air yang keluar dari kolam K2 ke sub sistem timur. Setelah itu air dapat dialirkan menuju outfall secara gravitasi, untuk ditampung sementara di kolam yang kemudian dibuang ke laut. Sementara itu, sub sistem drainase tengah sama dengan sistem eksisting. Realisasi pekerjaan sistem drainase ini membutuhkan total biaya Rp18.710.061.000 (Delapan Belas Milyar Tujuh Ratus Sepuluh Juta Enam Puluh Satu Ribu Rupiah). }, pages = {76--88} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/19367} }
Refworks Citation Data :
PT. Indonesia Power memiliki beberapa unit pembangkitan listrik yang salah satunya berada di kawasan Tambaklorok, Semarang. Kawasan ini mengalami permasalahan pada sistem drainasenya yang sudah tidak berfungsi optimal akibat kapasitas sistem drainase sudah tidak dapat melayani kebutuhan dan menimbulkan genangan. Genangan terjadi karena lokasi ini mengalami penurunan tanah, adanya rembesan dari luar kawasan, dan kenaikan muka air laut. Disamping itu pada area Blok 3 direncanakan akan diurug setinggi 1,5 meter yang akan berpengaruh pada perubahan topografi dan arah aliran. Hasil evaluasi sistem drainase eksisting menunjukkan bahwa diperlukan penataan sistem drainase yaitu dengan menyesuaikan arah aliran, kapasitas kolam, dan pompa. Sistem drainase pada kawasan Indonesia Power Semarang direncanakan menggunakan sistem polder yang terdiri dari saluran drainase, pompa, kolam tampungan, dan tanggul. Rencana sistem drainase dibagi menjadi tiga sub sistem yaitu sub sistem timur, barat, dan tengah. Tahapan dalam perencanaan ini meliputi analisis hidrologi, hidrolika, dan perencanaan teknis lainnya. Dengan hujan rencana kala ulang 10 tahunan sebesar 152 mm, hasilnya sub sistem barat memerlukan kolam sebagai tampungan air sebelum dialirkan ke sub sistem timur. Kolam diperlukan karena kapasitas saluran di sub sistem timur tidak dapat diperbesar secara signifikan, sehingga air perlu ditampung untuk mengatur debit yang mengalir. Namun akibat ketersediaan lahan yang terhalang oleh manhole dan saluran kabel, maka digunakan dua buah kolam yaitu K1 dan K2 masing-masing seluas 10.951 m² dan 2.590 m². Kedua kolam tersebut dihubungkan oleh tiga buah pompa masing-masing berkapasitas 0,2 m³/s. Pintu air digunakan untuk mengatur debit air yang keluar dari kolam K2 ke sub sistem timur. Setelah itu air dapat dialirkan menuju outfall secara gravitasi, untuk ditampung sementara di kolam yang kemudian dibuang ke laut. Sementara itu, sub sistem drainase tengah sama dengan sistem eksisting. Realisasi pekerjaan sistem drainase ini membutuhkan total biaya Rp18.710.061.000 (Delapan Belas Milyar Tujuh Ratus Sepuluh Juta Enam Puluh Satu Ribu Rupiah).
Last update: