BibTex Citation Data :
@article{JKTS18297, author = {Noufal Abdulrrahman and Dwindhika Meinaferti and Y.I. Wicaksono Y.I. Wicaksono and Bambang Riyanto}, title = {ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN SEMARANG OUTER RING ROAD (SORR) TERHADAP JARINGAN JALAN KOTA SEMARANG}, journal = {Jurnal Karya Teknik Sipil}, volume = {6}, number = {4}, year = {2017}, keywords = {Semarang Outer Ring Road, SORR, stated preference; logit binomial; jaringan jalan}, abstract = { Kawasan perkotaan di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Sebagai salah satu indikasinya adalah meningkatnya angka pertumbuhan lalu lintas di kota Semarang sebesar 5% setiap tahunnya. Pola rencana jaringan jalan di Kota Semarang secara garis besar dikembangkan dengan pola radial (memusat) dan konsentris (melingkar). Salah satu rencana pengembangan jaringan jalan tersebut adalah Rencana Jaringan Lingkar Luar ( Outer Ring Road ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja jalan perkotaan setelah dibangunnya SORR. Untuk memprediksi arus yang teralihkan ke Semarang Outer Ring Road (SORR) digunakan metode stated preference berupa kuisioner dengan membandingkan selisih waktu di jalan perkotaan dengan SORR. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan model logit binomial sehingga dapat diperoleh kurva diversi. Menurut hasil dari kurva diversi didapatkan persen perpindahan ke SORR barat sebesar 24% dari arah selatan maupun barat, 31% pada SORR utara dari arah barat maupun timur, dan untuk SORR timur 30% dari arah tenggara 29% dari arah timur dan selatan. Untuk nilai derajat kejenuhan dan kecepatan rata-rata sebelum dan sesudah adanya SORR arah masuk dan keluar kota Semarang dapat diliat sebagai berikut: jalan Pol Anton Sujarwo sebesar DS=0,664; V T =44 km/jam menjadi DS=0,540; V T =47 km/jam dan DS=0,705; VT=39 km/jam menjadi DS=0,647; V T =41 km/jam, pada jalan Kaligawe DS=0,654; V T =44 km/jam menjadi DS=0,452; V T =50,5 km/jam dan DS=0,624; VT=45 km/jam menjadi DS=0,445; V T =51 km/jam, pada jalan raya Mangkang DS=0,534; V T =47 km/jam menjadi DS=0,368; V T =50,5 km/jam dan DS=0,780; VT=40 km/jam menjadi DS=0,586; V T =45 km/jam, dan pada jalan Majapahit DS=0,74; V T =40 km/jam menjadi DS=0,589; V T =44 km/jam.Pada tahun 2026 Jalan Pol Anton arah keluar kota Semarang DS=0,867; V T =34 km/jam sudah tidak dapat melayani dengan baik, sehingga perlu peninjauan lebih lanjut. Menurut hasil perhitungan, SORR barat DS=0,068; V T =60 km/jam, SORR Timur DS=0,141; V T =60 km/jam, dan SORR Utara DS=0,172; V T =60 km/jam masih dapat melayani kendaraan dengan baik untuk 15 tahun kedepan. Disarankan untuk pembangunan SORR didahulukan pada SORR barat dan utara terlebih dahulu dikarenakan pada jalan raya Mangkang sudah mempunyai nilai DS yang besar. }, pages = {151--160} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/18297} }
Refworks Citation Data :
Kawasan perkotaan di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Sebagai salah satu indikasinya adalah meningkatnya angka pertumbuhan lalu lintas di kota Semarang sebesar 5% setiap tahunnya. Pola rencana jaringan jalan di Kota Semarang secara garis besar dikembangkan dengan pola radial (memusat) dan konsentris (melingkar). Salah satu rencana pengembangan jaringan jalan tersebut adalah Rencana Jaringan Lingkar Luar (Outer Ring Road). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja jalan perkotaan setelah dibangunnya SORR. Untuk memprediksi arus yang teralihkan ke Semarang Outer Ring Road (SORR) digunakan metode stated preference berupa kuisioner dengan membandingkan selisih waktu di jalan perkotaan dengan SORR. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan model logit binomial sehingga dapat diperoleh kurva diversi. Menurut hasil dari kurva diversi didapatkan persen perpindahan ke SORR barat sebesar 24% dari arah selatan maupun barat, 31% pada SORR utara dari arah barat maupun timur, dan untuk SORR timur 30% dari arah tenggara 29% dari arah timur dan selatan. Untuk nilai derajat kejenuhan dan kecepatan rata-rata sebelum dan sesudah adanya SORR arah masuk dan keluar kota Semarang dapat diliat sebagai berikut: jalan Pol Anton Sujarwo sebesar DS=0,664; VT=44 km/jam menjadi DS=0,540; VT=47 km/jam dan DS=0,705; VT=39 km/jam menjadi DS=0,647; VT=41 km/jam, pada jalan Kaligawe DS=0,654; VT=44 km/jam menjadi DS=0,452; VT=50,5 km/jam dan DS=0,624; VT=45 km/jam menjadi DS=0,445; VT=51 km/jam, pada jalan raya Mangkang DS=0,534; VT=47 km/jam menjadi DS=0,368; VT=50,5 km/jam dan DS=0,780; VT=40 km/jam menjadi DS=0,586; VT=45 km/jam, dan pada jalan Majapahit DS=0,74; VT=40 km/jam menjadi DS=0,589; VT=44 km/jam.Pada tahun 2026 Jalan Pol Anton arah keluar kota Semarang DS=0,867; VT=34 km/jam sudah tidak dapat melayani dengan baik, sehingga perlu peninjauan lebih lanjut. Menurut hasil perhitungan, SORR barat DS=0,068; VT=60 km/jam, SORR Timur DS=0,141; VT=60 km/jam, dan SORR Utara DS=0,172; VT=60 km/jam masih dapat melayani kendaraan dengan baik untuk 15 tahun kedepan. Disarankan untuk pembangunan SORR didahulukan pada SORR barat dan utara terlebih dahulu dikarenakan pada jalan raya Mangkang sudah mempunyai nilai DS yang besar.
Last update: