skip to main content

STUDI PELAYANAN PELABUHAN BATU AMPAR BATAM

*Pengkuh Budi Purwanto  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Errina Cintia  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Slamet Hargono  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Salamun Salamun  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pelabuhan Batu Ampar terletak di Pulau Batam yang merupakan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas dengan arus kedatangan kapal dan volume bongkar muat barang dan peti kemas yang tinggi sehingga lama masa sandar kapal sangat penting. Kinerja pelabuhan Batu Ampar dinilai lamban karena layanan dermaga tidak maksimal sehingga mengakibatkan banyaknya antrian kapal sehingga perlu adanya evaluasi mengenai analisis kinerja layanan, dan SWOT pengelolaan pelabuhan Batu Ampar. Data lalu lintas kapal dan bongkar muat barang yang diperlukan untuk analisis diperoleh dari Kantor Pelabuhan Laut BP Batam, selain itu diperlukan data pendukung tambahan yang diperoleh dari hasil observasi lokasi dan wawancara. Evaluasi dilakukan dengan melakukan analisis data lalu lintas kapal dan bongkar muat barang pada tahun 2012-2016 untuk mengetahui berth occupancy ratio (BOR), yard occupancy ratio (YOR), berth thoughput (BTP), dan kapasitas alat.

Hasil analisis data selama penelitian diperoleh tingkat kinerja terminal pada tahun 2016 berdasarkan persamaan BOR (berth occopuncy ratio / kinerja dermaga) beberapa tambatan diperoleh nilai BOR yang telah melebihi persyaratan UNCTAD, serta peti kemas yang lewat dermaga (BTP / berth throughtput) 286 TEUs/meter panjang dermaga/tahun. Kinerja lapangan penumpukan peti kemas mempunyai nilai YOR (yard occupancy ratio) 34,3%  untuk peti kemas yang ditumpuk di container yard. Nilai BOR telah melebihi syarat UNCTAD sehingga perlu adanya pengembangan pelabuhan Batu Ampar pada terminal multipurpose dan terminal peti kemas dermaga utara.

Dari hasil analisis SWOT diperoleh strategi untuk memaksimalkan potensi yang ada yaitu dengan memperbaiki kinerja pelayanan pelabuhan. Selain itu, untuk menghadapi permasalahan maka perlu adanya optimalisasi dermaga dengan mengoperasionalkan dermaga peti kemas utara yang belum berfungsi dan memperbaiki produktivitas peralatan bongkar muat. Pada terminal multipurpose dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 perlu  peningkatan layanan kinerja bongkar muat dengan diadakan penambahan alat yaitu 1 unit mobile crane, dan pada terminal peti kemas dermaga utara perlu penambahan peralatan bongkar muat yaitu  2 unit  container crane, dan 1 unit RTG.

Fulltext View|Download
Keywords: Layanan pelabuhan; BOR; BTP; YOR; SWOT

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.