BibTex Citation Data :
@article{JKTS16823, author = {Royna Yudi and Agung Nugroho and Suseno Darsono and Dyah Wulandari}, title = {PERENCANAAN SISTEM POLDER WILAYAH SEMARANG TIMUR}, journal = {Jurnal Karya Teknik Sipil}, volume = {6}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {banjir dan rob; Sistem Polder Semarang Timur, Sungai Tenggang, Sungai Sringin}, abstract = { Semarang Timur merupakan wilayah Kota Semarang bagian timur. Sub sistem drainase yang ada di wilayah ini adalah Sub Sistem Banjir Kanal Timur, Kedung Mundu, Sungai Tenggang, Sungai Sringin dan Sungai Babon. Permasalahan banjir dan rob sering terjadi di wilayah ini, terutama pada Sub Sistem Sungai Tenggang dan Sub Sistem Sungai Sringin, hal ini mengakibatkan kerugian ekonomi, sosial dan lingkungan. Wilayah ini mempunyai karakteristik topografi yang landai dan mengalami penurunan tanah yang tinggi pada setiap tahunnya sehingga pembuatan sistem polder pada daerah aliran sungai Tenggang dan Sringin dapat menjadi alternatif penanganan masalah yang tepat untuk wilayah tersebut. Perencanaan sistem polder ini meliputi perencanaan kolam retensi, stasiun pompa, perbaikan sungai dan tanggul laut. Perhitungan debit banjir menggunakan pemodelan HEC-HMS 4.0. Perencanaan perbaikan sungai menggunakan model HEC-RAS 5.0.1. Tanggul laut direncanakan dengan mempertimbangkan pasang tertinggi, pembangkitan angin dan gelombang, kenaikan muka air laut dan penurunan tanah di lokasi tanggul. Kolam retensi memiliki luas 126 hektar dengan kedalaman kolam 3,4 meter dan debit banjir rencana 10 tahunan untuk kolam adalah 126,6 m 3 /s. Jumlah pompa 4 buah dengan kapasitas setiap pompa sebesar 15 m 3 /s. Debit untuk masing-masing sungai sebesar 82,3 m 3 /s untuk Sungai Tenggang dan 49,6 m 3 /s untuk Sungai Sringin. Tinggi tanggul pada elevasi +2,7 meter di atas permukaan laut dan dibangun dari Banjir Kanal Timur hingga Sungai Babon sepanjang 1,73 kilometer. }, pages = {265--275} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/16823} }
Refworks Citation Data :
Semarang Timur merupakan wilayah Kota Semarang bagian timur. Sub sistem drainase yang ada di wilayah ini adalah Sub Sistem Banjir Kanal Timur, Kedung Mundu, Sungai Tenggang, Sungai Sringin dan Sungai Babon. Permasalahan banjir dan rob sering terjadi di wilayah ini, terutama pada Sub Sistem Sungai Tenggang dan Sub Sistem Sungai Sringin, hal ini mengakibatkan kerugian ekonomi, sosial dan lingkungan. Wilayah ini mempunyai karakteristik topografi yang landai dan mengalami penurunan tanah yang tinggi pada setiap tahunnya sehingga pembuatan sistem polder pada daerah aliran sungai Tenggang dan Sringin dapat menjadi alternatif penanganan masalah yang tepat untuk wilayah tersebut.
Perencanaan sistem polder ini meliputi perencanaan kolam retensi, stasiun pompa, perbaikan sungai dan tanggul laut. Perhitungan debit banjir menggunakan pemodelan HEC-HMS 4.0. Perencanaan perbaikan sungai menggunakan model HEC-RAS 5.0.1. Tanggul laut direncanakan dengan mempertimbangkan pasang tertinggi, pembangkitan angin dan gelombang, kenaikan muka air laut dan penurunan tanah di lokasi tanggul. Kolam retensi memiliki luas 126 hektar dengan kedalaman kolam 3,4 meter dan debit banjir rencana 10 tahunan untuk kolam adalah 126,6 m3/s. Jumlah pompa 4 buah dengan kapasitas setiap pompa sebesar 15 m3/s. Debit untuk masing-masing sungai sebesar 82,3 m3/s untuk Sungai Tenggang dan 49,6 m3/s untuk Sungai Sringin. Tinggi tanggul pada elevasi +2,7 meter di atas permukaan laut dan dibangun dari Banjir Kanal Timur hingga Sungai Babon sepanjang 1,73 kilometer.
Last update: