skip to main content

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO DENGAN DROP OUT IUD DI DESA KADEMANGARAN KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

*Fitriani Bilqis  -  Mahasiswa Peminatan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
R. Djoko Nugroho  -  Bagian Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Yudhy Dharmawan scopus  -  Bagian Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Sri Winarni  -  Bagian Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Received: 30 Dec 2019; Published: 19 Feb 2020.

Citation Format:
Abstract

Masalah dalam program KB adalah terjadinya peningkatan angka drop out KB, terutama IUD yang mengalami peningkatan 3%. Pada bulan Juni hingga Agustus 2019 drop out di Kabupaten Tegal mengalami peningkatan 2%. Kecamatan Dukuhturi merupakan kecamatan dengan angka drop out akseptor kontrasepsi tertinggi (19,7%) dimana drop out IUD sebanyak 20,3% dan Desa Kademangaran merupakan desa dengan drop out IUD terbanyak (34,5%). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berisiko dengan drop out IUD di Desa Kademangaran. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan desain case control study. Populasi penelitian ini 83 akseptor drop out IUD dan 156 aksepror IUD. Sampel menggunakan perbandingan 1:1 dengan sampel kasus sebanyak 50 dan sampel kontrol sebanyak 50 dengan teknik simple random sampling. Hasil uji chi-square pada α = 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan bekmakna usia (p-value = 0,045; OR = 2,447), efek samping (p-value = 0,005; OR = 3,500), dan dukungan suami (p-value = 0,019; OR = 2,901) dengan kejadian drop out IUD. variabel paritas (p-value = 0,684), pendidikan (p-value = 0,689), pendapatan (p-value = 0,795), pengetahuan(p-value = 0,424), dan akses pelayanan kontrasepsi (p-value = 0,839) tidak berhubungan dengan kejadian drop out IUD. Saran yang diberikan yaitu peningkatan pemberian informasi dengan cara penyuluhan, komunikasi interpersonal, dan konseling yang lebih difokuskan kepada akseptor IUD dengan usia > 35 tahun, adanya efek samping, dan dukungan suami yang rendah.

 drop out IUD, usia, efek samping, dukungan suami

Fulltext View|Download
Keywords: drop out IUD; usia; efek samping; dukungan suami

Article Metrics:

  1. Kementerian Keuangan. Kajian kependudukan. 2015;1 p
  2. World Population Data Sheet. World Population Datasheet: With a Special Focus on Changing Age Structures. 2018. 1 p
  3. Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik. Statistik Indonesia 2018. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2018. 2 p
  4. Kemenkes RI. Situasi dan analisis Keluarga berencana. Infodatin. Jakarta; 2014. p. 6
  5. Suratun dkk. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi di Puskesmas. Jakarta: Trans Info Media; 2008. 1-113 p
  6. Departemen kesehatan RI. Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta; 2012. 9 p
  7. BKKBN. Kebijakan Program Kependudukan , Keluarga Berencana , dan Pembangunan Keluarga. 2016;12
  8. BKKBN. Survei Demografi dan kesehatan Indonesia 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indoensia. Jakarta; 2017. 107 p
  9. BKKBN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia; 2013. 92-93 p
  10. BKKBN. Laporan Kinerja BKKBN 2018. Jakarta; 2018. 42 p
  11. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017. Semarang; 2017. 46 p
  12. Kurniawati R, Rokayah Y. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku drop out KB di Desa Caringin Kabupaten Pandeglang Banten. J Kesehat. 2015;6(1):1–9
  13. Ningsih F, Tambunan LN, Raynaldi. Analisis Kejadian Drop Out Akseptor Keluarga Berencana di Wilayah Kerja pahandut Seberang Kota Palangkaraya. Proceeding Sari Mulia Univ Midwifery Natl Semin. 2019;84–98
  14. Amru DE. hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Keterjangkauan Jarak pelayanan Kesehatan Terhadap Drop Out Alat Kontrasepsi Suntik Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah kerja puskesmas Sekupang Kota Batam. J Bidan Komunitas. 2017;I(2):117–25
  15. Hanis M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Drop Out Akseptor KB di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. STIKeS Nani Hasanuddin Makassar. 2013;3(4):68–76
  16. Permatasari NE, Wati DM, Ramani A, Epidemiologi B, Masyarakat FK. Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia. Pustaka Kesehat. 2013;1(1):1–6
  17. Nurjanah SN, Susanti E. Determinan kejadian drop out penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur (pus) di kabupaten kuningan. 2017;1–10
  18. Sari EI. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya MInat Ibu terhadap Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di BPS Sri Romdhani Semin Gunung Kidul. Naskah Publ Univ Aisyiyah Yogyakarta. 2016;4–12
  19. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Apliasi. Jaarta: Rineka Cipta; 2010. 45-47 p
  20. Ayik S, Budijanto D. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penurunan Akseptor IUD di Beberapa Kota Di Jawa Timur. Media Litbang Kesehat. 2000;10(2):37–45
  21. BKKBN. Analisis Lanjut SDKI 2007 : Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi. Jakarta; 2009. 35-36 p

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.