slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGARUH PERBEDAAN LAMA PENGOPERASIAN DAN KEMIRINGAN DINDING BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN | Khikmawati | Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology skip to main content

PENGARUH PERBEDAAN LAMA PENGOPERASIAN DAN KEMIRINGAN DINDING BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN

*Liya Tri Khikmawati  -  Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Herry Boesono  -  Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Sardiyatmo  -  Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Lobster  merupakan komoditi ekspor perikanan laut. Kebumen merupakan daerah penghasil Lobster, selama tahun 2014 menghasilkan Lobster sebanyak 8.571 kg senilai Rp. 3.397.000.000,00. Nelayan Kebumen biasa menangkap Lobster dengan jaring insang dan jenis perangkap krendet. Di Negara maju penangkapan Lobster sudah menggunakan bubu karena konstruksinya dapat dimodifikasi sesuai tingkah laku ikan targetnya. Lobster cenderung merambat daripada berenang sehingga modifikasi dilakukan pada kemiringan dinding bubu yaitu kemiringan 45° dan 60°. Lobster lebih mudah mencapai mulut bubu, memungkinkan terjatuh dan terperangkap di dalam badan bubu. Lama perendaman dibedakan menjadi 12 jam mempertimbangkan efektifitas umpan dan 18 jam sesuai kebiasaan nelayan. Sehingga diketahui lama perendaman dan kemiringan dinding bubu yang baik untuk menangkap Lobster dan interaksi keduanya. Penelitian dilaksanakan bulan Januari 2015 di perairan Argopeni, Kebumen. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental fishing dan deskriptif studi kasus. Penentuan lokasi penelitian dengan metode simple random sampling. Penelitian diulang 12 kali. Analisis data menggunakan Ms. Excel dengan uji t-Test. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 12 jam, t hitung bubu dengan kemiringan dinding 45° adalah 5,06 sedangkan bubu dengan kemiringan dinding 60° adalah 4,59. Perlakuan 18 jam, t hitung bubu dengan kemiringan dinding 45° adalah 6 sedangkan bubu dengan kemiringan dinding 60° adalah 6,8. Simpulan yang dapat diambil, alat tangkap yang baik digunakan adalah bubu kerucut terpotong dengan kemiringan dinding 60°. Sedangkan lama waktu perendaman alat tangkap yang baik adalah 18 jam. Interaksi keduanya adalah bubu kemiringan dinding 45° sebaiknya direndam selama 12 jam sedangkan bubu kemiringan dinding 60° sebaiknya direndam selama 18 jam.

 

Lobster is one of the fisheries export commodities. Kebumen was district which centra of Lobster, during 2014 producted as many 8.571 kg valuable Rp. 3.397.000.000,00. Fishermens in Kebumen caught Lobster by gill nets and krendet. In the develop countries the activity to catch Lobster had used bubu becaused the construction could be modified according to the behavior of fish target. Lobster prefer tend to creeping then swimming so the wall of bubu was modified to 45° and 60° slope. Lobster easier to touch the mouth of bubu and would be trapped on the body of bubu. The immersing of fishing gear divided into 12 hours (bait effectivity) and 18 hours (fishermens habit). The research had been done on January 2015 in Argopeni water, Kebumen. The method used was experimental fishing and descriptive case studies. The locations of research were taken by simple random sampling. Each experiment were repeated 12 times. Analysis of the data using Ms. Excel with t-Test. The results showed that the t value of bubu with 45° wall slope and immersing 12 hours is 5,07 however immersing 18 hours is 6,01. The t value of bubu with 60° wall slope and immersing 12 hours is 4,59 however immersing 18 hours is 6,8. The research conclude that the best gear used was truncated cone traps with 60° wall slope and 18-hour immersing. Interaction both are bubu with 45° wall slope should be immersing for 12 hours while bubu with 60° wall slope should be immersing for 18 hours.

Fulltext View|Download
Keywords: Lobster; Kemiringan Dinding Bubu Kerucut Terpotong; Lama Perendaman; Kebumen

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.