BibTex Citation Data :
@article{JFRUMT7160, author = {Wahyu Wulandari and Herry Boesono and - Asriyanto}, title = {ANALISIS PERBEDAAN KEDALAMAN DAN SUBSTRAT DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Swimming Crab) DENGAN ARAD RAJUNGAN DI PERAIRAN WEDUNG, DEMAK}, journal = {Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology}, volume = {3}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {Arad Rajungan; Karakteristik Rajungan; Kedalaman Berbeda; Substrat Dasar}, abstract = { Desa Wedung yang terletak di Kabupaten Demak merupakan salah satu wilayah penghasil perikanan rajungan yang cukup potensial. Nelayan arad desa Wedung menentukan daerah penangkapan ikan hanya menggunakan insting dan informasi nelayan lain, sehingga tidak efektif karena hasil tangkapan belum tentu sesuai. Karena itu penangkapan akan lebih efektif jika daerah penangkapan ikan dapat diketahui terlebih dahulu melalui pengkajian karakteristik dan distribusi rajungan pada kedalaman yang berbeda sehingga rajungan yang tertangkap sudah layak konsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hasil tangkapan dan daerah penangkapan rajungan pada kedalaman berbeda serta variabel yang mempengaruhi hasil tangkapan rajungan. Metode yang digunakan adalah metode observasi langsung dengan penentuan sampling stratified random sampling. Terdapat 6 kisaran kedalaman yaitu kedalaman A (3-4,2 m), B (4,3-6,3 m), C (6,4-8,5 m), D (8,6-10 m), E (10,1-12,5 m), dan F (12,6-13,6) dengan jenis hasil tangkapan rajungan Portunus pelagicus dan Charybdis feriatus . Hasil penelitian menunjukkan kedalaman berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan rajungan, semakin dalam perairan ukuran tubuh hasil tangkapan rajungan semakin besar namun jumlah yang didapat semakin sedikit dan begitu pula sebaliknya. Hasil tangkapan rajungan dengan ukuran rajungan muda lebih dominan pada kedalaman D (8,6-10 m), karena ukurannya yang sudah memenuhi ukuran telah matang gonad sehingga penangkapan efektif dilakukan pada kedalaman D. Berdasarkan analisis statistik uji t, faktor oseanografi terhadap hasil tangkapan yang berpengaruh adalah salinitas dimana nilai signifikansinya 0,027 lebih kecil dari alfa (0,05). Hasil uji laboratorium substrat dasar perairan di setiap kedalaman memiliki klasifikasi jenis substrat yang sama yaitu berupa “ heavy clay ” atau disebut dengan liat/lumpur. Wedung Village located in Demak Regency is one of the regions that potential enough to produce small crab fishery. mini trawl fishermen in Wedung determine the fishing area just by using their instinct and other fishermen’s information, so it is not effective because the catch is not necessarily appropriate. Therefore, the catch would be more effective if the fishing area can be known in advance by reviewing the differences in depths so that the crab caught has already suitable for consumption. The purpose of this study is to analyze the catch and crab fishing area at different depths and the variables that affect the catch of crab at different depths. The method used in this study is the direct observation method using stratified random sampling method in determining sampling. There are 6 depth ranges, detph A (3-4,2 m), B (4,3-6,3 m), C (6,4-8,5 m), D (8,6-10 m), E (10,1-12,5 m), and F (12,6-13,6) with the type of crab catches Portunus pelagicus and Charybdis feriatus. The result showed significant effect on the depth of the catch crab, the deeper the waters the larger crab body size caught but with less the quantities obtained and vice versa. The catch crab with young-crab size is more dominant at depth D (8,6-10 m), due to its size which already meet ripe gonads size that the effectively catching carried out at depth D. Based on statistical analysis t test, the oceanographic factor that influences the catch is salinity where the significance value is 0.027 smaller than alpha (0.05). The result of laboratory tests from basic substrate on each depth have the same classification of the type of substrate in the form of “heavy clay” or called with clay/mud. }, pages = {85--93} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/7160} }
Refworks Citation Data :
Desa Wedung yang terletak di Kabupaten Demak merupakan salah satu wilayah penghasil perikanan rajungan yang cukup potensial. Nelayan arad desa Wedung menentukan daerah penangkapan ikan hanya menggunakan insting dan informasi nelayan lain, sehingga tidak efektif karena hasil tangkapan belum tentu sesuai. Karena itu penangkapan akan lebih efektif jika daerah penangkapan ikan dapat diketahui terlebih dahulu melalui pengkajian karakteristik dan distribusi rajungan pada kedalaman yang berbeda sehingga rajungan yang tertangkap sudah layak konsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hasil tangkapan dan daerah penangkapan rajungan pada kedalaman berbeda serta variabel yang mempengaruhi hasil tangkapan rajungan. Metode yang digunakan adalah metode observasi langsung dengan penentuan sampling stratified random sampling. Terdapat 6 kisaran kedalaman yaitu kedalaman A (3-4,2 m), B (4,3-6,3 m), C (6,4-8,5 m), D (8,6-10 m), E (10,1-12,5 m), dan F (12,6-13,6) dengan jenis hasil tangkapan rajungan Portunus pelagicus dan Charybdis feriatus. Hasil penelitian menunjukkan kedalaman berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan rajungan, semakin dalam perairan ukuran tubuh hasil tangkapan rajungan semakin besar namun jumlah yang didapat semakin sedikit dan begitu pula sebaliknya. Hasil tangkapan rajungan dengan ukuran rajungan muda lebih dominan pada kedalaman D (8,6-10 m), karena ukurannya yang sudah memenuhi ukuran telah matang gonad sehingga penangkapan efektif dilakukan pada kedalaman D. Berdasarkan analisis statistik uji t, faktor oseanografi terhadap hasil tangkapan yang berpengaruh adalah salinitas dimana nilai signifikansinya 0,027 lebih kecil dari alfa (0,05). Hasil uji laboratorium substrat dasar perairan di setiap kedalaman memiliki klasifikasi jenis substrat yang sama yaitu berupa “heavy clay” atau disebut dengan liat/lumpur.
Wedung Village located in Demak Regency is one of the regions that potential enough to produce small crab fishery. mini trawl fishermen in Wedung determine the fishing area just by using their instinct and other fishermen’s information, so it is not effective because the catch is not necessarily appropriate. Therefore, the catch would be more effective if the fishing area can be known in advance by reviewing the differences in depths so that the crab caught has already suitable for consumption. The purpose of this study is to analyze the catch and crab fishing area at different depths and the variables that affect the catch of crab at different depths. The method used in this study is the direct observation method using stratified random sampling method in determining sampling. There are 6 depth ranges, detph A (3-4,2 m), B (4,3-6,3 m), C (6,4-8,5 m), D (8,6-10 m), E (10,1-12,5 m), and F (12,6-13,6) with the type of crab catches Portunus pelagicus and Charybdis feriatus. The result showed significant effect on the depth of the catch crab, the deeper the waters the larger crab body size caught but with less the quantities obtained and vice versa. The catch crab with young-crab size is more dominant at depth D (8,6-10 m), due to its size which already meet ripe gonads size that the effectively catching carried out at depth D. Based on statistical analysis t test, the oceanographic factor that influences the catch is salinity where the significance value is 0.027 smaller than alpha (0.05). The result of laboratory tests from basic substrate on each depth have the same classification of the type of substrate in the form of “heavy clay” or called with clay/mud.
Last update:
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
<
View My Stats