skip to main content

KAJIAN PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN GARAM PADA PERENDAMAN rGH DAN VAKSIN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

*Achmad Siddiq Bayusetiaji  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Fajar Basuki  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Alfabetian Harjuno Condro Haditomo  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Berdasarkan data KKP (2013), pencapaian produksi ikan lele pada tahun 2013 mampu melampaui target. Ikan lele merupakan ikan yang mudah dibudidayakan, sehingga banyak dilakukan penelitian agar didapatkan benih lele dengan pertumbuhan dan kelulushidupan yang lebih baik, serta tahan terhadap serangan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam yang berbeda dan konsentrasi yang terbaik pada perendaman rGH dan vaksin terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan benih lele sangkuriang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2014 – 15 Februari 2015 di Satuan Kerja Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT), Siwarak, Ungaran, Semarang. Ikan uji yang digunakan adalah benih lele sangkuriang umur 12 hari. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu: (A) perlakuan tanpa larutan garam, (B) konsentrasi 0,5%, (C) konsentrasi 1,0% dan (D) konsentrasi 1,5%. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 42 hari. Variabel data yang diamati meliputi kelulushidupan, SGR, panjang mutlak, FCR, EPP dan kelulushidupan setelah uji tantang. Analisa data dengan menggunakan anova untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang berbeda nyata, apabila hasil yang didapatkan berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji duncan untuk mengetahui perlakuan yang terbaik.  Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik adalah perlakuan C, dengan nilai kelulushidupan (87,00±1,00%), SGR (7,79±0,03%), nilai panjang mutlak (6,75±0,15cm), nilai FCR (0,71±0,01) dan nilai EPP (140,28±1,25%), sedangkan untuk kelulushidupan setelah uji tantang didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata, dimana: A (93,33±5,77%), B (96,67±5,77%), C (96,67±5,77%) dan D (96,67±5,77%). Kesimpulan dari penelitian ini ialah pemberian konsentrasi larutan garam yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap kelulushidupan, SGR, panjang mutlak, FCR dan EPP, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan setelah uji tantang. Konsentrasi larutan garam terbaik pada penelitian ini adalah 1,0%.

 

Based on data from KKP (2013), the achievement of the production of catfish in 2013 was able of exceeding the target. Catfish  is a fish that easily cultivated, so a lot of research done to get catfish’s seed with better survival and growth, and it can resistant to attack of deseases. This research was aimed to find out the effect of different salt solution concentrations and the best concentration from immersion of rGH and vaccine for survival rate and growth of sangkuriang catfish’s seed. This research was conducted on November 13th, 2014 – February 15th, 2015 at Satuan Kerja Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (SATKER PBIAT), Siwarak, Ungaran, Semarang. The fish that used for this research is sangkuriang catfish’s seed aged 12 days. Completely randomized design (CRD) was used in this research with four treatments and three replication, which treatments are: (A) without salt solution concentration, (B) Using concentration 0.5%, (C) Concentration 1.0% and (D) Concentration 1.5%. The Fishes are maintained for 42 days. Observational variable are survival rate, SGR, absolute length, FCR, EPP and survival rate after challenge test. Data analysis using anova to know the effect of treatment is significantly different, if the result is significantly different, then continue with duncan test to know the best treatment. The best result is treatment C, with survival rate (87.00±1.00%), SGR (7.79±0.03%), absolute length (6.75±0.15cm), FCR (0.71±0.01), EPP (140.28±1.25%), and  for survival rate after challenge test are not significantly different, where: treatment A (93.33±5.77%), B (96.67±5.77%), C (96.67±5.77%) and D (96.67±5.77%). The conclusion of this research is giving of  salt solution with different concentration take significantly effect for survival rate, SGR, absolute length, FCR and EPP, but did not take significantly effect for survival rate after challenge test. The best salt solution concentration is 1.0%.

Fulltext View|Download
Keywords: Larutan Garam; Perendaman; rGH; Vaksin; Ikan Lele

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.