BibTex Citation Data :
@article{JAMT8548, author = {Simon Sinaga and Agus Hartoko and Restiana Ariyati}, title = {ANALISA KESESUAIAN PERAIRAN PULAU PARI SEBAGAI LAHAN BUDIDAYA TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {4}, number = {2}, year = {2015}, keywords = {Tiram Mutiara; Sistem Informasi Geografis}, abstract = { Tiram mutiara merupakan komoditas ekspor yang penting bagi indonesia karena memiliki nilai jual tinggi. Kegiatan budidaya tidak lepas dari penentuan lokasi yang sesuai bagi organisme yang dikultur, tetapi keyataanya penentuan lokasi masih berdasarkan feeling atau trial error . Hal ini menyebabkan pengembangan budidaya laut tidak berjalan dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran variabel oseanografi fisika, kimia dan biologi serta model spasial kesesuaian perairan untuk budidaya tiram mutiara ( Pinctada maxima .) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu pengumpulan data lapangan kemudian analisis data melalui pendekatan spasial. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung ke lapangan, kemudian data yang telah didapatkan diolah pada citra Landsat 8 dengan menggunakan software Er Mapper 7.0 dengan tahapan terdiri dari Plotting titik koordinat, Pemodelan geo-statistik, c ropping citra, g ridding , o verlay , pembuatan layout dan s coring sehingga dihasilkan suatu model spasial. Peta yang dihasilkan kemudian diolah untuk menduga nilai kesesuaian perairan untuk budidaya tiram mutiara. Analisa kesesuaian perairan dilakukan dengan pembuatan matriks kesesuaian kemudian pembobotan dan penghitungan skor berdasarkan tingkat pengaruh dari setiap parameter terhadap daerah yang berpotensi untuk dijadikan kawasan budidaya laut. Peta hasil kesesuaian lahan budidaya di Pulau Pari menunjukkan daerah dengan tingkat kesesuaian berada pada kelas sesuai dan sesuai bersyarat. Daerah kesesuaian berada pada perairan terbuka. suatu perairan yang terlindung untuk kawasan budidaya tiram mutiara berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha budidaya. Daerah pada semua stasiun direkomendasikan untuk dijadikan usaha budidaya karena merupakan daerah yang tidak berada pada jalur pelayaran dan termasuk dalam kelas kesesuaian sesuai. Pearl Oyster is an important export comodity for Indonesia which has a high value. The cultivation activity can not be separated from the election of land suitability for the organism which cultured. The problem of land election is based on the feeling or trial error. It makes the marine cultivation is not running optimally. The aim of this research is surveying the oceanography variable such as physics, chemistry and biology with spatial modelling as a land suitability for land Pearl Oyster ( Pinctada maxima .) Cultivation in Pari Islad water, Seribu Island. The method of this research is survey methode which is data accumulation then data analyze by spatial modelling. Data accumulation was got by measuring in that place, then the data processing was did by using Er Mapper 7.0 Software. The stage of data processing was coordinate plotting, geo-statistic modelling, gridding, overlay, make the layout, and scoring until product spasial modelling. Then the map was processed to presume land suitability value for pearl oyster culvation. The Analyze of land suitability is did by using a suitability matrices. The rating and scoring was based on the effects level of each parameter from the potencial region to be a sea cultivation area. The results map of the land suitability cultivation in Pari Island indicate that the level of suitability region is in suitable and marginally suitable. The suitable are is in the open water. The protect area of a pearl oyster cultivation give an effect for an cultivation activity. All the station are recommended to make a cultivation area because the areas is not a ship traffic and included a suitable area. }, pages = {100--108} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/8548} }
Refworks Citation Data :
Tiram mutiara merupakan komoditas ekspor yang penting bagi indonesia karena memiliki nilai jual tinggi. Kegiatan budidaya tidak lepas dari penentuan lokasi yang sesuai bagi organisme yang dikultur, tetapi keyataanya penentuan lokasi masih berdasarkan feeling atau trial error. Hal ini menyebabkan pengembangan budidaya laut tidak berjalan dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran variabel oseanografi fisika, kimia dan biologi serta model spasial kesesuaian perairan untuk budidaya tiram mutiara (Pinctada maxima.) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu pengumpulan data lapangan kemudian analisis data melalui pendekatan spasial. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung ke lapangan, kemudian data yang telah didapatkan diolah pada citra Landsat 8 dengan menggunakan software Er Mapper 7.0 dengan tahapan terdiri dari Plotting titik koordinat, Pemodelan geo-statistik, cropping citra, gridding, overlay, pembuatan layout dan scoring sehingga dihasilkan suatu model spasial. Peta yang dihasilkan kemudian diolah untuk menduga nilai kesesuaian perairan untuk budidaya tiram mutiara. Analisa kesesuaian perairan dilakukan dengan pembuatan matriks kesesuaian kemudian pembobotan dan penghitungan skor berdasarkan tingkat pengaruh dari setiap parameter terhadap daerah yang berpotensi untuk dijadikan kawasan budidaya laut. Peta hasil kesesuaian lahan budidaya di Pulau Pari menunjukkan daerah dengan tingkat kesesuaian berada pada kelas sesuai dan sesuai bersyarat. Daerah kesesuaian berada pada perairan terbuka. suatu perairan yang terlindung untuk kawasan budidaya tiram mutiara berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha budidaya. Daerah pada semua stasiun direkomendasikan untuk dijadikan usaha budidaya karena merupakan daerah yang tidak berada pada jalur pelayaran dan termasuk dalam kelas kesesuaian sesuai.
Pearl Oyster is an important export comodity for Indonesia which has a high value. The cultivation activity can not be separated from the election of land suitability for the organism which cultured. The problem of land election is based on the feeling or trial error. It makes the marine cultivation is not running optimally. The aim of this research is surveying the oceanography variable such as physics, chemistry and biology with spatial modelling as a land suitability for land Pearl Oyster (Pinctada maxima.) Cultivation in Pari Islad water, Seribu Island. The method of this research is survey methode which is data accumulation then data analyze by spatial modelling. Data accumulation was got by measuring in that place, then the data processing was did by using Er Mapper 7.0 Software. The stage of data processing was coordinate plotting, geo-statistic modelling, gridding, overlay, make the layout, and scoring until product spasial modelling. Then the map was processed to presume land suitability value for pearl oyster culvation. The Analyze of land suitability is did by using a suitability matrices. The rating and scoring was based on the effects level of each parameter from the potencial region to be a sea cultivation area. The results map of the land suitability cultivation in Pari Island indicate that the level of suitability region is in suitable and marginally suitable. The suitable are is in the open water. The protect area of a pearl oyster cultivation give an effect for an cultivation activity. All the station are recommended to make a cultivation area because the areas is not a ship traffic and included a suitable area.
Last update: