slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
Pengaruh Perendaman Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Avverhoa bilimbi Linn) terhadap Kelulushidupan dan Histopatologi Hati Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) yang Diinfeksi “Aeromonas hydrophila” | Nineung | Journal of Aquaculture Management and Technology skip to main content

Pengaruh Perendaman Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Avverhoa bilimbi Linn) terhadap Kelulushidupan dan Histopatologi Hati Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) yang Diinfeksi “Aeromonas hydrophila”

*Ditha Febriana Dewanti Nineung  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Sarjito  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Alfabetian Harjuno Condro Haditomo  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Bakteri A. hydrophila merupakan penyebab penyakit Motil Aeromonas Septicemia pada ikan gurami. Salah satu bahan alami yang berpotensi  untuk pengobatan penyakit aeromonas adalah daun belimbing wuluh (A. bilimbi L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak daun belimbing wuluh dan mengetahui dosis terbaik terhadap kelulushidupan dan histopatologi hati ikan gurami. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan rancangan percobaan  menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 4 perlakuan dan 3 ulangan. Uji in vitro dilakukan sebelum penelitian, dalam rangka penentuan dosis untuk uji in vivo. Perlakuan yang digunakan diantaranya perlakuan A (dosis 0 ppm), perlakuan B (dosis 1000 ppm), perlakuan C (dosis 2000 ppm), dan perlakuan D (dosis 3000 ppm). Ikan gurami terlebih dahulu diinjeksi A. hydrophila dengan cara menyuntikkan 0,1 mL bakteri sebanyak 107CFU/mL secara intramuskular. Setelah ikan gurami menunjukkan gejala klinis, maka dilakukan perendaman dengan ekstrak daun belimbing wuluh selama 20 menit dengan 2 kali perendaman, yaitu pada hari pertama pasca injeksi dan hari ke 6 pasca perendaman pertama. Hasil penelitian diperoleh, bahwa perendaman ekstrak daun belimbing wuluh memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap kelulushidupan ikan gurami. Kelulushidupan tertinggi pada perlakuan D (56,67%±15,28), kemudian perlakuan C (43,33%±11,55), diikuti perlakuan B (30,00%±24,46), dan yang paling rendah pada perlakuan A (6,67%±11,55). Hasil pengamatan histopatologi hati menunjukkan kelainan berupa nekrosis, degenerasi, melanomakrofag dan kongesti. Hasil penelitian diperoleh bahwa dosis 3000 ppm merupakan dosis terbaik untuk pengobatan penyakit Motil Aeromonas Septicemia pada ikan gurami dengan metode perendaman.

 

A. hydrophila is one of the causes Motil Aeromonas Septicemia disease in gouramy (O. gouramy). One of the natural materials to cure aeromonas disease is starfruit leaves (A. bilimbi L.). The aims of this research were to determine an effect by using starfruit leaves (A. bilimbi L.) and to determine the best dose to survival rate and Histopathology of gouramy (O. gouramy) liver. Research methods used experimental method and experimental design used Completely Randomized Design with 4 treatments and 3 replications. In vitro test was done before getting research to determine dose for in vivo test.  The treatments were treatment A (0 ppm), treatment B (1000 ppm), treatment C (2000 ppm), and treatment D (3000 ppm). Previously, gouramy (O. gouramy) was injected by 0,1 ml A. hydrophila intramuscurally with bacteria density 107 CFU/ml. After carps showed clinical sign, so the immersion was done by starfruit leaves (A. bilimbi L.) extract for 20 minutes with 2 replications, in first day of post-injection and day sixth of first immersion. Results of this research were immersion of starfruit leaves extract gaves a significantly different effect (p<0.05) to gouramy (O. gouramy) survival rate. Other results of this research were the highest survival rate was at treatment D (56.67%±15.28), then treatment C (43.33%±11.55),  followed with treatment B (30.00%±24.46), and the lowest was treatment A (6.67%±11.55). Observation of liver Histopathology showed abnormalities such as necrosis, degeneration, melanomacrofag, and congestion.  Based on survival rate, consentration 3000 ppm was the best dose to cure motil aeromonas septicemia in gouramy (O. gouramy) with immersion method.

Fulltext
Keywords: Belimbing wuluh; Kelulushidupan; Histopatologi; Gurami; A. hydrophila

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.