slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) DALAM PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN HISTOPATOLOGI HEPATOPANKREAS UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIINFEKSI BAKTERI Vibrio harveyi | Sari | Journal of Aquaculture Management and Technology skip to main content

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) DALAM PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN HISTOPATOLOGI HEPATOPANKREAS UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIINFEKSI BAKTERI Vibrio harveyi

*Rensiga Rintan Bunga Sari  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Sarjito  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Alfabetian Harjuno Condro Haditomo  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Udang vaname merupakan salah satu  jenis udang yang dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Namun terdapat kendala yang dihadapi oleh pembudidaya udang antara lain adalah  serangan  penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh V. harveyi bersifat ganas karena dapat mematikan populasi larva udang yang terserang dalam waktu 1 sampai 3 hari. Pengobatan dengan menggunakan kombinasi berbagai antibiotik juga dapat menimbulkan masalah resistensi pada bakteri negatif. Salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah Binahong (Anredera cordifolia). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh serbuk daun binahong (A.cordifolia) terhadap kelulushidupan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang diinfeksi bakteri V. harveyi dan mengkaji dosis terbaik dari serbuk daun binahong yang paling efektif terhadap kelulushidupan udang vaname. Udang uji yang digunakan dalam penelitian berukuran  ±5 g dengan jumlah udang sebanyak 120 ekor. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (0 g/kg pakan), B (30 g/kg pakan), C (60 g/kg pakan) dan D (90 g/kg pakan). Pemberian pakan dilakukan selama 14 hari sebelum di uji tantang. Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan bakteri V. harveyi dengan dosis 104cfu/mm3 sebanyak 0,1 mL. Pengamatan dilakukan selama 10 hari pasca infeksi bakteri V. harveyi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis udang pasca infeksi warna tubuh memerah, ekor dan kaki renang memerah, hepatopankreas berwarna coklat, dan terjadi melanosis pada karapas. Nilai kelulushidupan tertinggi hingga terendah berturut-turut 6,67% (perlakuan A), 56,67% (perlakuan D), 73,33% (perlakuan C), dan 90,00% (perlakuan B). Hasil penelitian nenunjukkan dosis 30 g/kg pakan merupakan dosis terbaik sebagai antibakteri pada udang vaname untuk mencegah penyakit V. harveyi.

 

Vannamei is the one of shrimp species cultured in Indonesia caused has the highly economic value. But there was some, such as shrimps disease. The disease shrimps formed by V. harveyi is vicious, made mortality in curva population in 1 to 3 day. Utilization of  antibiotics caused resistance for bacteria. There was some effort to solve the effect of  resistance of antibiotics, such as using natural ingredient as an alternative treatment. The one of plants that would be herbal medicine are Binahong leaves (Anredera cordifolia). The aims of this research were to determine the effect of binahong leaves powder (A. cordifolia) againts survival rate of Vannamei (L. vannamei) infected by V. harveyi and to determine the best dose of binahong leaves powder toward survival rate of vannamei. Vannamei with total 120 shrimps weight everage ± 5 g. This research used experimental method with 4 treatments and 3 repetitions. They were treatment A (0 g/kg of feed), B (30 g/kg of feed), C (60 g/kg of feed) and D (90 g/kg of feed). The treatment done in 14 days before the challenge test. The challenge test done by injection of V. harveyi with dose 104 cell/mm3 as much as 0,1 mL . The result showed clinical sign of vannamei post infection, such as flushed body, flushed fin and swimming legs, brown hepatopancreas and melanosis on the carapace. The average value of the highest to the lowest survival are 6.67% (treatment A), 56.67%, (treatment D), 73.33% (treatment C), and 90.00% (treatment B). 30 g/kg of feed was the best dose as an immunostimulant in vannamei for preventing disease of V. harveyi.

Fulltext View|Download
Keywords: Binahong; Udang vaname; Vibrio harveyi; kelulushidupan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.