skip to main content

IDENTIFIKASI BAKTERI VIBRIO YANG BERASOSIASI DENGAN PENYAKIT BAKTERIAL PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata) YANG BERASAL DARI REMBANG

*Eni Ashfa Ashofa  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Sarjito  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Slamet Budi Prayitno  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Kendala produksi kepiting bakau adalah masih menggantungkan populasi kepiting bakau dari alam untuk perikanan tangkap dan  budidaya sehingga tidak ada kontrol kesehatan bagi kultivan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri vibrio yang menginfeksi kepiting bakau dan mengetahui gejala klinis akibat infeksi bakteri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif. Sampling dilakukan pada 30 ekor kepiting sampel kemudian dipilih 6 kepiting yang memiliki gejala klinis terserang penyakit bacterial untuk diisolasi. Gejala klinis sampel kepiting yaitu karapas berwarna gelap, bercak merah, bercak hitam dan bercak coklat pada ventral, dan luka. Isolasi dilakukan dengan spread plate method yaitu menggoreskan hasil dilusi organ target (hepatopankreas, insang, luka, dan hemolymph) ke media Thiosulphate Citrate Bile Salt. Isolasi didapatkan 18 isolat bakteri kemudian dipilih 5 isolat yaitu SJR5, SJR9, SJR10, SJR16, SJR17. Bakteri terpilih kemudian dilakukan uji postulat Koch pada 9 kepiting sehat dengan penyuntikan 0,2 ml bakteri terpilih dengan dosis 108 CFU/ml dan dilakukan pengamatan gejala klinis dan kelulushidupan setiap 15 menit. Hasil uji postulat Koch menunjukan kepiting uji pasca infeksi bakteri SJR9, SJR10, SJR16, dan SJR17 mengalami kematian 100% selama 105 menit dan kepiting uji yang diinfeksi bakteri SJR5 mengalami kematian 100% selama 90 menit. Hasil karakterisasi morfologi dan biokimia menunjukan bahwa Vibrio alginolitycus (SJR5), Vibrio parahaemolitycus (SJR9), Vibrio ichthyonteri (SJR10), Vibrio harveyi (SJR16) dan Vibrio salmonicida (SJR17)  merupakan true pathogen yang mengakibatkan kematian kepiting bakau pada lingkungan yang baik.

 

The problem of mud crab production is the availability of mud crab population in nature for capture fisheries and aquaculture, up to know there are no control of mud crab health. The aims of study were to find  the species of vibrio that infected mud crabs, and to know the clinical symptomps due to vibrio bacterial infection. Explorative method was used in this research. 30 mud crabs of selected were sampled and 6 mud crabs were selected which have clinical symptomps bacterial disease. The clinical symptomps mud crab disease was darken carapace, rust spot, black and brown discoloration, and wounds. The bacteria were isolated by spread plate method with spreading dilution of heptopancreas, gills, wounds, and hemolymph on Thiosulphate Citrate Bile Salt medium. It was found 18 bacterial isolates then selected 5 isolate namely SJR5, SJR9, SJR10, SJR16, and SJR17. The selected bacteria followed by postulate Koch trial in 9 mud crabs with injection 0.2 ml bacteria 108 CFU/ml and monitoring clinical symptomps and survival rate every 15 minutes. Postulat Koch’s test showed that mud crab post infection isolate bacteria SJR9, SJR10, SJR16, and SJR17 suffered 100% mortality within 105 minutes and mud crabs which infected bacteria SJR5 experienced 100% mortality in 90 minutes. The results of morphological and biochemical characteristics of bacteria showed Vibrio alginolitycus (SJR5), Vibrio parahaemolitycus (SJR9), Vibrio ichthyonteri (SJR10), Vibrio harveyi (SJR16) and Vibrio salmonicida (SJR17) were true pathogenic bacteria that viruilend to mud crabs.

Fulltext View|Download
Keywords: Identifikasi bakteri; Kepiting bakau (Scylla serrata); Vibrio

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.