BibTex Citation Data :
@article{JAMT20474, author = {Annisa Indreswari and Titik Susilowati and Tristiana Yuniarti}, title = {PENGARUH PEMBERIAN PROPOLIS MELALUI PERENDAMAN EMBRIO DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP KEBERHASILAN JANTANISASI PADA IKAN CUPANG (Betta splendens)}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {6}, number = {4}, year = {2017}, keywords = {Propolis; Embrio; Ikan Cupang; Persentase Jantan}, abstract = { Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dan memiliki nilai komersial lebih tinggi daripada betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman propolis terhadap persentase kelamin jantan ikan cupang, serta dosis terbaik. Propolis berfungsi sebagai antioksidan, di dalam propolis chrysin yang diduga dapat digunakan untuk pengarahan kelamin. Chrysin merupakan salah satu bahan penghambat enzim aromatase atau lebih dikenal dengan aromatase inhibitor. Aromatase inhibitor merupakan penghambat dari reaksi enzim aromatase sehingga tidak terjadi biosintesa estrogen, akibatnya hanya akan muncul efek jantanisasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah A dosis 0 µl, perlakuan B dosis 50 µl, perlakuan C dosis 100 µl, dan perlakuan D dosis 150 µl dengan waktu perendaman yaitu 24 jam. Data yang diamati meliputi derajat penetasan telur, persentase jantan dan betina (%), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa derajat penetasan telur ikan cupang tertinggi adalah pada perlakuan D 90.00%±4.00. Persentase kelamin jantan dan betina perlakuan A yaitu 49.12%±1.52; 50.88%±1.52, perlakuan B 67.04%±5.80; 32.96%±5.80, perlakuan C 72.53%±3.00; 27.47%±3.00 dan perlakuan D 63.20%±5.26; 36.80%±5.26. Kelulushidupan (SR) ikan cupang tertinggi adalah pada perlakuan D 90.36%±2.63. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya Ikan Cupang ( B. splendens ) yaitu suhu 25-28 0 C; pH 7,8-8,0; dan DO 2,55-3,02 mg/l. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman menggunakan propolis dengan dosis yang berbeda pada perendaman embrio memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase jantan dan betina sedangkan pada derajat penetasan dan kelulushidupan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Dosis terbaik adalah pada perlakuan C dengan dosis perendaman 100 µl selama 24 jam yang menghasilkan persentase jantan sebesar 72,53%±3.00. Male betta fish has attractive color than female betta fish. This research aimed to know the effect of propolis in embryo Immersion with different doses on masculinisation percentage of Betta Fish ( Betta splendens ). Propolis has a function as antioxidant and its chrysin is able to affect sex-reversal in fish. Chrysin is known as aromatase inhibitor. Aromatase inhibitor inhibits biosynthesise of estrogen, so that would make masculinization effect in fish. This research applied experimental method with Completely Randomised Design (CRD) which consists of 4 treatments and 3 replicates. Treatment A was 0 µl of propolis; Treatment B was 50 µl; Treatment C was 100 µl; and Treatment D was 150 µl with 24 hours immersion time. Measuring variables of this research were hatching rate, male and female percentage, survival rate (SR) and water quality. The results showed that hatching rate in the highest was in treatment D 90.00±4.00%. Male and female percentage value in Treatment A was 49.12±1.52% (male) and 50.88±1.52% (female); Treatment B 67.04±5.80% and 32.96 ±5.80%; Treatment C 72.53±3.00% and 27.47±3.00%; and Treatment D 63.20±5.26% and 36.80±5.26%. Survival rate (SR) in The highest was in treatment D 90.36±2.63%. Water quality range value were temperature 25-28 o C; pH 7.8-8.0; and DO 2.55-3.02 mg/l. The conclusion of this research was that embryo immersion with different doses of propolis made significant effect (P<0.05) on male and female percentage. Treatment C (100 µl of propolis) given the highest percentage number of male betta fish 72.53±3.00. }, pages = {20--29} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/20474} }
Refworks Citation Data :
Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dan memiliki nilai komersial lebih tinggi daripada betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman propolis terhadap persentase kelamin jantan ikan cupang, serta dosis terbaik. Propolis berfungsi sebagai antioksidan, di dalam propolis chrysin yang diduga dapat digunakan untuk pengarahan kelamin. Chrysin merupakan salah satu bahan penghambat enzim aromatase atau lebih dikenal dengan aromatase inhibitor. Aromatase inhibitor merupakan penghambat dari reaksi enzim aromatase sehingga tidak terjadi biosintesa estrogen, akibatnya hanya akan muncul efek jantanisasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah A dosis 0 µl, perlakuan B dosis 50 µl, perlakuan C dosis 100 µl, dan perlakuan D dosis 150 µl dengan waktu perendaman yaitu 24 jam. Data yang diamati meliputi derajat penetasan telur, persentase jantan dan betina (%), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa derajat penetasan telur ikan cupang tertinggi adalah pada perlakuan D 90.00%±4.00. Persentase kelamin jantan dan betina perlakuan A yaitu 49.12%±1.52; 50.88%±1.52, perlakuan B 67.04%±5.80; 32.96%±5.80, perlakuan C 72.53%±3.00; 27.47%±3.00 dan perlakuan D 63.20%±5.26; 36.80%±5.26. Kelulushidupan (SR) ikan cupang tertinggi adalah pada perlakuan D 90.36%±2.63. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya Ikan Cupang (B. splendens) yaitu suhu 25-280C; pH 7,8-8,0; dan DO 2,55-3,02 mg/l. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman menggunakan propolis dengan dosis yang berbeda pada perendaman embrio memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase jantan dan betina sedangkan pada derajat penetasan dan kelulushidupan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Dosis terbaik adalah pada perlakuan C dengan dosis perendaman 100 µl selama 24 jam yang menghasilkan persentase jantan sebesar 72,53%±3.00.
Male betta fish has attractive color than female betta fish. This research aimed to know the effect of propolis in embryo Immersion with different doses on masculinisation percentage of Betta Fish (Betta splendens). Propolis has a function as antioxidant and its chrysin is able to affect sex-reversal in fish. Chrysin is known as aromatase inhibitor. Aromatase inhibitor inhibits biosynthesise of estrogen, so that would make masculinization effect in fish. This research applied experimental method with Completely Randomised Design (CRD) which consists of 4 treatments and 3 replicates. Treatment A was 0 µl of propolis; Treatment B was 50 µl; Treatment C was 100 µl; and Treatment D was 150 µl with 24 hours immersion time. Measuring variables of this research were hatching rate, male and female percentage, survival rate (SR) and water quality. The results showed that hatching rate in the highest was in treatment D 90.00±4.00%. Male and female percentage value in Treatment A was 49.12±1.52% (male) and 50.88±1.52% (female); Treatment B 67.04±5.80% and 32.96 ±5.80%; Treatment C 72.53±3.00% and 27.47±3.00%; and Treatment D 63.20±5.26% and 36.80±5.26%. Survival rate (SR) in The highest was in treatment D 90.36±2.63%. Water quality range value were temperature 25-28oC; pH 7.8-8.0; and DO 2.55-3.02 mg/l. The conclusion of this research was that embryo immersion with different doses of propolis made significant effect (P<0.05) on male and female percentage. Treatment C (100 µl of propolis) given the highest percentage number of male betta fish 72.53±3.00.
Last update: