BibTex Citation Data :
@article{JAMT20445, author = {Rusthesa Latritiani and - Desrina and - Sarjito}, title = {KEBERADAAN White Spot Syndrome Virus (WSSV) PADA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI PERTAMBAKAN KOTA PEKALONGAN}, journal = {Journal of Aquaculture Management and Technology}, volume = {6}, number = {3}, year = {2017}, keywords = {udang vannamei; WSSV; PCR; histopatologi}, abstract = { White Spot Syndrome Virus (WSSV) merupakan virus penyebab penyakit bintik putih pada udang. Sejak pertama terdeteksi di Taiwan pada tahun 1992, penyakit bintik putih ini telah menyebar secara global diikuti dengan pengaruh sosial-ekonomi yang cukup besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberadaan WSSV pada udang vannamei ( Litopenaeus vannamei ) di Pekalongan Utara, Jawa Tengah. Studi kasus ini dilakukan pada November - Desember 2016 menggunakan metode purposive random sampling . Tambak udang yang digunakan sebagai titik pengambilan sampel merupakan tambak yang mempunyai riwayat terserang WSSV. Dari enam belas tambak di Pekalongan Utara dipilih secara acak delapan tambak sebagai titik sampling yang tersebar di tiga desa (desa Degayu, desa Kandang Panjang dan desa Krapyak). Dari setiap tambak diambil 18 ekor udang dengan menggunakan anco. Untuk pemeriksaan udang sampel secara PCR dan histologi menggunakan sistem pooling . Deteksi WSSV dilakukan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan pengamatan secara histopatologi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tiga udang dari delapan tambak positif terinfeksi WSSV, dengan nilai prevalensi adalah 37,5%. Hasil dari nested PCR menunjukan band 333 bp. Pengamatan histopatologi yang dilakukan pada udang vannamei dilakukan pada organ insang dan hepatopankreas. Terlihat ada beberapa badan inklusi dan hipertrofi pada inti. Kesimpulan studi ini menunjukan bahwa terdapat udang yang terinfeksi ringan WSSV pada budidaya udang vannamei di Kota Pekalongan. White spot syndrome virus (WSSV) is the causative agent of the white spot disease on shrimp. Since firstly detected in Taiwan in 1992, the disease has spread globally and followed with considerable socio-economic consequences. The objective of the present study was to evaluate the presence of WSSV in Litopenaeus vannamei at North Pekalongan, Central Java. This case study was held on November - December 2016 using a purposive random sampling method. The ponds were selected as sampling point is the ponds that has history experience infected by White Spot Syndrom Virus. From sixteen ponds in North Pekalongan were selected randomly eight ponds as sampling point that spread in the three villages (Degayu village, Kandang Panjang village and Krapyak village). From each ponds were selected eighteen shrimps using an anco. The shrimps that was examined with PCR and histopathological observation used pooling system. This research using nested polymerase chain reaction (PCR) and histopathological observation to detect WSSV. The results of this study showed that there are three ponds were positive WSSV from eight ponds, with the prevalence was 37,5%. The result of nested PCR revealed the bands is 333 bp. Histopathological observation was performed on L. vannamei at gills and hepatopancreas. There are some inclusion bodies and hypertrophy on nucleus. In conclusion, this study showed that there was lightly infectious WSSV on vannamei shrimps in Pekalongan City. }, pages = {276--283} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/20445} }
Refworks Citation Data :
White Spot Syndrome Virus (WSSV) merupakan virus penyebab penyakit bintik putih pada udang. Sejak pertama terdeteksi di Taiwan pada tahun 1992, penyakit bintik putih ini telah menyebar secara global diikuti dengan pengaruh sosial-ekonomi yang cukup besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberadaan WSSV pada udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Pekalongan Utara, Jawa Tengah. Studi kasus ini dilakukan pada November - Desember 2016 menggunakan metode purposive random sampling. Tambak udang yang digunakan sebagai titik pengambilan sampel merupakan tambak yang mempunyai riwayat terserang WSSV. Dari enam belas tambak di Pekalongan Utara dipilih secara acak delapan tambak sebagai titik sampling yang tersebar di tiga desa (desa Degayu, desa Kandang Panjang dan desa Krapyak). Dari setiap tambak diambil 18 ekor udang dengan menggunakan anco. Untuk pemeriksaan udang sampel secara PCR dan histologi menggunakan sistem pooling.
Deteksi WSSV dilakukan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan pengamatan secara histopatologi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tiga udang dari delapan tambak positif terinfeksi WSSV, dengan nilai prevalensi adalah 37,5%. Hasil dari nested PCR menunjukan band 333 bp. Pengamatan histopatologi yang dilakukan pada udang vannamei dilakukan pada organ insang dan hepatopankreas. Terlihat ada beberapa badan inklusi dan hipertrofi pada inti. Kesimpulan studi ini menunjukan bahwa terdapat udang yang terinfeksi ringan WSSV pada budidaya udang vannamei di Kota Pekalongan.
White spot syndrome virus (WSSV) is the causative agent of the white spot disease on shrimp. Since firstly detected in Taiwan in 1992, the disease has spread globally and followed with considerable socio-economic consequences. The objective of the present study was to evaluate the presence of WSSV in Litopenaeus vannamei at North Pekalongan, Central Java. This case study was held on November - December 2016 using a purposive random sampling method. The ponds were selected as sampling point is the ponds that has history experience infected by White Spot Syndrom Virus. From sixteen ponds in North Pekalongan were selected randomly eight ponds as sampling point that spread in the three villages (Degayu village, Kandang Panjang village and Krapyak village). From each ponds were selected eighteen shrimps using an anco. The shrimps that was examined with PCR and histopathological observation used pooling system.
This research using nested polymerase chain reaction (PCR) and histopathological observation to detect WSSV. The results of this study showed that there are three ponds were positive WSSV from eight ponds, with the prevalence was 37,5%. The result of nested PCR revealed the bands is 333 bp. Histopathological observation was performed on L. vannamei at gills and hepatopancreas. There are some inclusion bodies and hypertrophy on nucleus. In conclusion, this study showed that there was lightly infectious WSSV on vannamei shrimps in Pekalongan City.
Last update: