slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI SEL FITOPLANKTON (Tetraselmis chuii) DAN FERMENTASI BAHAN ORGANIK (AMPAS TAHU, BEKATUL DAN TEPUNG IKAN) PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI Diaphanosoma brachyurum | Adhinugroho | Journal of Aquaculture Management and Technology skip to main content

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI SEL FITOPLANKTON (Tetraselmis chuii) DAN FERMENTASI BAHAN ORGANIK (AMPAS TAHU, BEKATUL DAN TEPUNG IKAN) PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI Diaphanosoma brachyurum

*Istiaji Adhinugroho  -  Departemen Akuakultur, Indonesia
- - Suminto  -  Departemen Akuakultur, Indonesia
Titik Susilowati  -  Departemen Akuakultur, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Diaphanosoma brachyurum merupakan salah satu jenis pakan alami jenis cladocera yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pakan alami untuk larva ikan ataupun udang. Kajian terhadap pengkayaan D. brachyurum melalui pemberian sel fitoplankton dan fermentasi bahan dengan tujuan untuk menunjang pertumbuhan dan reproduksi belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pakan sel fitoplankton dan fermentasi bahan organik (ampas tahu, bekatul dan tepung ikan) terhadap pertumbuhan dan reproduksi D. brachyurum serta untuk mengetahui persentase dosis kombinasi pakan yang memberikan pertumbuhan reproduksi D. brachyurum terbaik. Metode yang diterapkan dalam penelitian yaitu eksperimen laboratoris melalui penggunaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Kultur D. brachyurum  dilakukan dalam botol kaca dengan volume media 20 mL dan kepadatan awal D. brachyurum yang digunakan yaitu 1 ind/mL dengan kondisi salinitas 25 ppt, suhu 25 oC, pH 7 dan intensitas cahaya 1500 – 1800 lux dengan penyinaran selama 24 jam. Pemeliharaan D. brachyurum dilakukan selama 21 hari. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu Perlakuan A (100% fitoplankton); Perlakuan B (75% fitoplankton : 25% bahan organik); Perlakuan C (50% fitoplankton :  50% bahan organik); Perlakuan D (25% fitoplankton : 75% bahan organik); dan Perlakuan  E (100% bahan organik). Sel fitoplankton yang digunakan pada penelitian yaitu Tetraselmsi chuii dan bahan organik yang digunakan yaitu meliputi ampas tahu, bekatul dan tepung ikan dengan persentase perbandingan masing-masing bahan 35% : 35% : 30%. Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu meliputi kepadatan total (stadia neonates (anakan), juvenile dan dewasa), laju pertumbuhan, produksi telur dan produksi anakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan sel fitoplankton dan fermentasi bahan organik berpengaruh nyata (α<0,05) terhadap pertumbuhan dan reproduksi D. brachyurum. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa persentase dosis kombinasi pakan sel fitoplankton dan bahan organik 50% : 50%  memberikan hasil performa pertumbuhan terbaik dengan nilai  kepadatan total mencapai 38,18±3,595 ind/mL (stadia anakan 4,93±0,465 ind/mL, stadia juvenile 4,60±0,805 ind/mL dan stadia dewasa 14,60±0,953 ind/mL); laju pertumbuhan 0,182±0,005 /hari; produksi telur 2,418±0,031 telur/ind; dan produksi anakan dalam induk 2,407±0,031 /ind.

 

Diaphanosoma brachyurum is one of potential live food organism that used for fish and shrimp larvae. The study of D. brachyurum enrichment by extending combination phytoplankton cell and fermented organic matters has not been conducted. This study aimed to determine the effect of combination of phytoplankton cell and fermented organic matters (tofu waste, rice bran and fish meal) on the growth and reproduction of D. brachyurum and the best percentage of dose of phytoplankton cell and fermented organic matters that supported the growth and reproduction of D. brachyurum. The method of this study was experimental laboratory by using completely randomized design (CRD) with five treatments and three replicates. The culture was conducted in bottle glass with 20 mL volume of culture media and the initial density of D. brachyurum was 1 ind/mL and maintained in controlled environmental condition which temperature was 25 oC; salinity 25 ppt; pH 7; and light intensity 1500 – 1800 lux with 24 hours photoperiod. The maintenance was carried out for 21 days. The treatments of this study were A (100% phytoplankton); B (75% phytoplankton :  25% fermented organic matters); C (50% phytoplankton : 50% fermented organic matters); D (25% phytoplankton : 75% fermented organic matters); and E (100% fermented organic matters). Tetraselmis chuii used as live food in this study. Fermented organic matters consisted of tofu waste, rice bran and fish meal with its  percentage for each material was 35% : 35% : 30%. The measured variables in this study were total density of D. brachyurum which consisted of few stages (nenonates, juvenile, and adult, egg-laying adult, adult with embryo), population growth rate, egg production and neonates production. The results of this study indicated that the effect of combination of phytoplankton cell and fermented organic matters were significantly different (α<0,05) on the growth and reproduction of D. brachyurum. The results of this study concluded that 50% : 50% percentage of dose of phytoplankton cell and fermented organic matters was the best for supporting growth performance with its total density reached to 38,18±3,595 ind/mL (neonates 4,93±0,465 ind/mL, juvenile 4,60±0,805 ind/mL, adult 14,60±0,953 ind/mL, egg-laying adult 14,60±0,953 ind/mL and adult with embryo 9,35±1,800 ind/mL); population growth rate 0,182±0,005 /day; egg production 2,418±0,031 egg/ind; and neonate production 2,407±0,031 /ind

Fulltext View|Download
Keywords: Diaphanosoma brachyurum; Pakan Kombinasi; Pertumbuhan; Reproduksi

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.