skip to main content

PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN EMBRIO DALAM EKSTRAK PURWOCENG (Pimpinella alpina) TERHADAP PENGALIHAN KELAMIN IKAN CUPANG (Betta splendens)

*Rosita Lestari  -  Departemen Akuakultur, Indonesia
Titik Susilowati  -  Departemen Akuakultur, Indonesia
Ristiawan Agung Nugroho  -  Departemen Akuakultur, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) berkelamin jantan merupakan salah satu jenis ikan yang digemari oleh masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan cupang berkelamin jantan memiliki keunggulan pada bentuk dan warnanya. Upaya untuk memperoleh persentase jantan dapat dilakukan dengan cara pengalihan kelamin dengan melakukan perendaman embrio dalam ekstrak purwoceng. Ekstrak purwoceng (Pimpinella alpina) merupakan tumbuhan afrodisiaka yang mengandung senyawa berkaitan dengan fitosteroid, misalnya stigmasterol yang berkhasiat meningkatkan kualitas seksual.  Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah A selama 0 jam, perlakuan B selama 5 jam, perlakuan C selama 10 jam dan perlakuan D selama 15 jam dengan dosis yang sama yaitu 20 mg/liter. Data yang diamati meliputi derajat penetasan (HR), kelulushidupan (SR), persentase jantan dan betina (%), dan kualitas air.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman menggunakan esktrak purwoceng  pada embrio dengan lama waktu yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap derajat penetasan (HR), kelulushidupan (SR),  persentase jantan dan betina. Persentase kelamin jantan pada perlakuan A sebesar 42,77 %, perlakuan B sebesar 67,66 %,  perlakuan C sebesar 72,52 %, dan perlakuan D sebesar 81,14 %. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya Ikan Cupang (B. splendens). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman menggunakan esktrak purwoceng dalam embrio dengan lama waktu perendaman yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase jantan ikan cupang (B. splendens) dan lama waktu perendaman yang terbaik adalah pada perlakuan D dengan lama waktu perendaman 15 jam yang menghasilkan persentase jantan sebanyak 81,14 %.

Male Betta fish is one of popular ornamental fish and has high economic value. Male Betta fish has an aestethical feature, espicially on it’s caudal fin. The attempt to obtain the percentage of male fish can be done by sex reversing with embryos immersion in Purwoceng Extract. Purwoceng (Pimpinella alpina)  extract is an aphrodisiac plant  that contain several compounds associated with fitosteroid like stigmasterol that can improve sexual quality.  This research is conducted by applying completely randomized desing (RAL), which consists of 4 treatments and 3 replicates. The treatment is A 0 hour, B treatment for 5 hours, treatment C for 10  hours and D treatment for 15 hours with the same dose of 20 mg/liter. Measuring variables this research were hatching rate, survival rate (SR), the percentage of males and females (%), and water quality. The results showed that embryos immersion in Extract Purwoceng with different lenght of time had significant different (P < 0.01) hatching rate, survival rate (SR), in male and female fish percentage. The percentage of male fish in treatment A was 42,77%, treatment B was 67,66%, treatment C was 72,52% and  treatment D was 81,14%. Water quality in the media, there is a range of decent maintenance for Betta fish farming (B. splendens). The conclusion of this research was that submergence using Extract Purwoceng in embryos with different immersion time gives a real influence against the percentage of males and females fish betta (B. splendens) and long soaking is best at the treatment D when with the old 15 hour immersion which produced 81,14% of male fish.

Fulltext View|Download
Keywords: Ekstrak Purwoceng; Embrio; Ikan Cupang; Persentase Jantan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.