skip to main content

Memahami Adaptasi dalam Komunikasi Antarbudaya (Kasus Pernikahan Antaretnis Batak – Cina)


Citation Format:
Abstract

Proses adaptasi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh individu yang ingin melanjutkan hubungan sampai pada jenjang pernikahan, terlebih lagi pada pernikahan. Pernikahan antaretnis sering menimbulkan konflik yang terkadang berakibat pada perceraian. Realitas itu, menjelaskan bahwa interaksi budaya berbeda etnis mengakibatkan persinggungan budaya yang berlanjut kepada keterbukaan atau ketertutupan diri. Adaptasi akan tercipta setelah adanya interaksi. Sedangkan interaksi antara individu berbeda budaya, yang terikat dalam satu hubungan perkawinan, membutuhkan keterbukaan (self dislosure) agar tercipta pengetahuan dan pemahaman terhadap budaya masing-masing. Fenomena tersebut menggugah keingintahuan penulis mengenai proses adaptasi pasangan antaretnis. Karenanya, penelitian ini kemudian dilakukan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya proses adaptasi pasangan pernikahan antaretnis.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi agar peneliti mampu memahami makna pengalaman pasangan pada pernikahan antaretnis saat beradaptasi, dari sudut pandang informan sebagai pelaku. Penelitian ini mengambil pasangan yang istrinya dari etnis Batak – suaminya etnis Cina, dan psangan yang istrinya Cina – suaminya etnis Batak sebagai informan penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data fenomenologi.
Melalui penelitian ini ditemukan beberapa usaha dari masing-masing individu untuk beradaptasi dengan psangan dan tetap mempertahankan perkawinan. Untuk menyelesaikan setiap konflik yang timbul dalam rumah tangga pasangan antaretnis pada penelitian ini, memiliki usaha-usaha yang dikelompokan menjadi beberapa sintesa diantaranya : pertama, pengalaman informan dalam beradaptasi dengan pasangan. Dari pengalaman beradaptasi dengan masing-masing informan mengaku mampu belajar dan mengetahui karakter pasangannya. Kedua, pola komunikasi dengan pasangan. Dalam berkomunikasi hendaknya menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasangan, menjaga intensitas komunikasi, kualitas komunikasi dan pemhaman karakter masing-masing. Ketiga, keterbukaan saat berkomunikasi dengan pasangan untuk menyelesaikan setiap masalah dari konflik yang muncul. Keterbukaan saat berkomunikasi ini kemudian menjadi kunci keberhasilan rumah tangga pasangan antaretnis. Dan saling bertoleransi serta menghargai pasangan adalah salah satu cara yang ditempuh pasangan pernikahan antaretnis untuk mencegah timbulnya konflik dalam kehidupan rumah tangga mereka. Dari beberapa hasil penelitian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keberhasilan dalam proses adaptasi akan mempengaruhi keberhasilan hubungan pasangan suami-istri pada pernikahan antaretnis.

Fulltext View|Download
Keywords: adaptasi, fenomenologi

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.