skip to main content

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI


Citation Format:
Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pemberitaan di media massa
dan informasi negatif mengenai perilaku buruk polisi di masyarakat.
Pemberitaan tersebut membuat masyarakat memiliki persepsi dan stereotip
negatif dan munculnya prasangka terhadap polisi. Ekspresi prasangka terhadap
polisi seringkali ditemui dalam taraf antilokusi, yaitu ekspresi menggunjingkan
perilaku buruk polisi, dan menyebabkan komunikasi polisi dengan lingkungan
sosial tempat tinggalnya menjadi terganggu.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana munculnya prasangka
terhadap polisi dan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengelola
prasangka tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
merujuk pada paradigma interpretif dan tradisi fenomenologi. Peneliti
menggunakan konsep persepsi dan stereotip untuk menjelaskan munculnya
prasangka terhadap polisi, dan konsep lima ekspresi prasangka untuk
menjelaskan ekspresi prasangka terhadap polisi yang seringkali ditemui di
masyarakat. Teknik analisis yang digunakan adalah metode fenomenologi dari
Van Kaam. Informan penelitian berasal dari anggota polisi dan masyarakat
umum, yang sekaligus merupakan tetangga informan polisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prasangka terhadap polisi tidak
selalu disebabkan oleh persepsi dan stereotip negatif yang dimiliki seseorang.
Hal tersebut disebabkan adanya faktor lain yang menyebabkan munculnya
prasangka yaitu lingkungan budaya informan yang merupakan lingkungan
budaya konteks tinggi (high context cultural). High context cultural menjelaskan
bahwa anggota budaya ini menggunakan latar belakang sosial untuk menilai
seseorang, sehingga prasangka lebih mudah muncul dalam kelompok budaya ini.
Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa komunikasi untuk mengelola
hanya dilakukan oleh informan polisi dikarenakan informan polisi memiliki
kepentingan dan tujuan untuk mengurangi prasangka terhadap institusinya.
Informan polisi menggunakan pesan verbal dan nonverbal untuk melakukan
komunikasi tersebut. Cara yang digunakan informan merupakan ciri khas
komunikasi yang dilakukan anggota budaya konteks tinggi.
Keyword: Prasangka, Antilokusi dan Budaya konteks tinggi

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.