BibTex Citation Data :
@article{IO6620, author = {Isti Murfia and Taufik Suprihatini and Turnomo Rahardjo and Nurrist Ulfa}, title = {NEGOSIASI IDENTITAS KULTURAL TIONGHOA MUSLIM DAN KELOMPOK ETNISNYA DALAM INTERAKSI ANTARBUDAYA}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Umumnya masyarakat mengganggap individu berdasarkan budaya dominan yang dilekatkan pada kelompok etnisnya. Tionghoa diidentikkan dengan selain Islam, dan Islam dianggap sebagai perwakilan agama pribumi yang direpresentasikan seperti pribumi itu sendiri, yakni : bodoh, malas, terbelakang (Afif, 2012 : 203). Selain itu, kebijakan Belanda atas penentuan wilayah tempat tinggal pribumi dan Tionghoa, serta pengelompokkan etnis di zaman kolonial memicu berkembangnya stereotip,dan etnosentrisme. Dampaknya, terdapat anggapan di kalangan Tionghoa jika menjadi muslim, maka menurunkan martabat mereka, sehingga memicu diabaikannya Tionghoa yang menjadi muslim di kalangan etnisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan dan pengalaman Tionghoa muslim terhadap identitas kulturalnya, dan bagaimana pengalaman menegosiasikannya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah tipe kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang berupaya menjelaskan proses pengalaman Tionghoa muslim dalam menegosiasikan identitas kulturalnya dengan kelompok etnisnya. Penelitian ini juga didukung oleh Teori Pengelolaan Identitas, Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting - Toomey, dan Co Cultural Theory. Selain ketiga teori tersebut, terdapat penambahan konsep yaitu pengungkapan diri. Informan dalam penelitian ini, terdiri dari Tionghoa muslim dan Tionghoa non muslim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses negosiasi identitas kultural yang terjadi dipengaruhi oleh kemampuan individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan individu dalam proses menuju negosiasi identitas juga dipengaruhi faktor pengungkapan diri itu sendiri, seperti : besar kelompok, topik, dan jenis kelamin. Kemudian, faktor kondisi dari intercultural communication ini, seperti kecenderungan interaksi dan pemahaman (lebih) terhadap suatu hal, ikut serta memengaruhi penunjukkan identitas kultural. Selain itu, kecenderungan informan dalam penelitian ini memiliki upaya pengolahan stereotip melalui sikap proaktif, sehingga memberikan pemahaman yang cukup baik dalam memaknai Islam, kultural Tionghoa, dan posisi diri mereka masing-masing. Akhirnya, pemahaman tersebut membantu mereka dalam proses negosiasi identitasnya sesuai dengan tujuan yang mereka harapkan. Di antara ketiga kategori tujuan yang diungkapkan Orbe dalam Co Cultural Theory, menunjukkan bahwa kedua informan Tionghoa muslim berhasil mencapai tujuan akomodasi, satu informan Tionghoa muslim memilih tujuan asimilasi, dan satu informan lainnya menetapkan tujuannya ke separasi. Kemudian, hal yang dianggap sebagai penyebab terhambatnya negosiasi tidak terlalu memengaruhi karena minimnya interaksi di antara kedua belah pihak yang menjadi informan dalam penelitian ini. Kata kunci : Tionghoa muslim, Negosiasi, Identitas Kultural }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/6620} }
Refworks Citation Data :
Umumnya masyarakat mengganggap individu berdasarkan budaya dominan yang dilekatkan pada kelompoketnisnya. Tionghoa diidentikkan dengan selain Islam, dan Islam dianggap sebagai perwakilan agama pribumiyang direpresentasikan seperti pribumi itu sendiri, yakni : bodoh, malas, terbelakang (Afif, 2012 : 203).Selain itu, kebijakan Belanda atas penentuan wilayah tempat tinggal pribumi dan Tionghoa, sertapengelompokkan etnis di zaman kolonial memicu berkembangnya stereotip,dan etnosentrisme. Dampaknya,terdapat anggapan di kalangan Tionghoa jika menjadi muslim, maka menurunkan martabat mereka, sehinggamemicu diabaikannya Tionghoa yang menjadi muslim di kalangan etnisnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan dan pengalaman Tionghoa muslim terhadapidentitas kulturalnya, dan bagaimana pengalaman menegosiasikannya. Metodologi penelitian yang digunakanadalah tipe kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang berupaya menjelaskan proses pengalamanTionghoa muslim dalam menegosiasikan identitas kulturalnya dengan kelompok etnisnya. Penelitian ini jugadidukung oleh Teori Pengelolaan Identitas, Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting - Toomey, dan CoCultural Theory. Selain ketiga teori tersebut, terdapat penambahan konsep yaitu pengungkapan diri. Informandalam penelitian ini, terdiri dari Tionghoa muslim dan Tionghoa non muslim.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses negosiasi identitas kultural yang terjadi dipengaruhioleh kemampuan individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan individu dalam proses menujunegosiasi identitas juga dipengaruhi faktor pengungkapan diri itu sendiri, seperti : besar kelompok, topik, danjenis kelamin. Kemudian, faktor kondisi dari intercultural communication ini, seperti kecenderunganinteraksi dan pemahaman (lebih) terhadap suatu hal, ikut serta memengaruhi penunjukkan identitas kultural.Selain itu, kecenderungan informan dalam penelitian ini memiliki upaya pengolahan stereotip melalui sikapproaktif, sehingga memberikan pemahaman yang cukup baik dalam memaknai Islam, kultural Tionghoa, danposisi diri mereka masing-masing. Akhirnya, pemahaman tersebut membantu mereka dalam proses negosiasiidentitasnya sesuai dengan tujuan yang mereka harapkan. Di antara ketiga kategori tujuan yang diungkapkanOrbe dalam Co Cultural Theory, menunjukkan bahwa kedua informan Tionghoa muslim berhasil mencapaitujuan akomodasi, satu informan Tionghoa muslim memilih tujuan asimilasi, dan satu informan lainnyamenetapkan tujuannya ke separasi. Kemudian, hal yang dianggap sebagai penyebab terhambatnya negosiasitidak terlalu memengaruhi karena minimnya interaksi di antara kedua belah pihak yang menjadi informandalam penelitian ini.Kata kunci : Tionghoa muslim, Negosiasi, Identitas Kultural
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.