skip to main content

NASIONALISME WARGA EKS-TIMOR LESTE DALAM FILM TANAH AIR BETA


Citation Format:
Abstract

Film tidak sekadar sebagai media yang sangat komunikatif, namun juga mampu
menghadirkan kembali realitas yang ada ke dalam sebuah karya seni. Selain itu,
film juga digunakan sebagai alat propaganda yang diyakini cukup efektif. Tanah
Air Beta merupakan sebuah film propaganda dari sineas dan tim untuk mengajak
masyarakat Indonesia menilik dan mengukur rasa cinta terhadap tanah air.
Penelitian ini bertujuan mengetahui representasi nasionalisme warga eks-Timor
Leste dalam film Tanah Air Beta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori representasi dari Stuart Hall dan teori nasionalisme dari Benedict
Anderson. Tipe penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif dengan analisis
semiotika Roland Barthes yang berusaha mengungkapkan makna yang
tersembunyi di balik sebuah tanda, untuk meneliti dan mengkaji tanda-tanda di
dalam film.
Temuan penelitian ini menunjukan bahwa Tanah Air Beta
merepresentasikan nasionalisme sebagai sebuah bangsa yang pada hakekatnya
terbatas dan bangsa yang dibayangkan menjadi komunitas. Hal-hal tersebut dapat
dilihat melalui tanda-tanda seperti dialog, kostum, penampilan, dan gambar yang
berada di dalam film. Nasionalisme yang dikemas rapih dalam konteks keluarga
ini menunjukkan bahwa perbedaan etnis tidak menghalangi pencapaian cita-cita
untuk kesatuan dan persatuan bangsa. Namun di sisi lain, nasionalisme dalam film
ini juga ditunjukkan sebagai sebuah proses panjang yang harus dilalui, harga
mahal yang harus dibayar, dan nasionalisme juga dibentuk melalui sebuah
hukuman.
Disarankan kepada para pembuat film untuk lebih mengembangkan
konsep dan cara penyampaian nasionalisme dengan lebih variatif. Sehingga,
mampu menggugah hati masyarakat untuk peduli terhadap bangsa.
Kata Kunci: Representasi, Nasionalisme, Referendum Timor Leste, dan Anakanak.

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.