BibTex Citation Data :
@article{IO5175, author = {Sallindri Putri and Hedi Santosa and Taufik Suprihatini and M Widagdo}, title = {KONTROVERSI HEALTHY LIFESTYLE PADA PROGRAM OCD (OBSESSIVE CORBUZIER DIET) DI MEDIA ONLINE TWITTER}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Ramainya pemberitaan program OCD (Obsessive Corbuzier Diet) sebagai healthy lifestyle yang beredar di media twitter hingga tersebar di berbagai media massa, menjadi perbincangan hangat yang menimbulkan berbagai opini dalam masyarakat. Aturan OCD yang dianggap fleksibel namun juga menyimpang dari anjuran kesehatan, membuat program ini menuai kritik dari berbagai lapisan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna sebagaimana dimaksud oleh media twitter dan mengetahui bagaimana resepsi khalayak terhadap kontroversi OCD sebagai healthy lifestyle. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perspektif perbedaan individual (Ball-Rokeach, S. J.dan DeFleur, M.L. 1976) dan khalayak aktif (Levy dan Windhl 1985:110). Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis resepsi Stuart Hall. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview kepada 7 informan. Indepth interview dilakukan dengan FGD (Forum Group Discussion) dan wawancara individual. Informan dalam penelitian ini yakni, pengguna twitter aktif dan khalayak yang mendapat terpaan tweet program OCD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa khalayak meresepsi OCD tidak sesuai dengan preferred reading yang di komunikasikan media. Preferred reading di dapat dari teks media twitter yang menggambarkan OCD sebagai sebuah healthy lifestyle yang diyakini dapat menurunkan berat badan secara praktis dan instan. Namun dalam melakukan pemaknaan, khalayak membaca posisi OCD secara oppositional reading, dimana OCD tidak dilihat sebagai healthy lifestyle, namun hanya sekedar program diet. Khalayak memahami secara pasti pemahaman healthy lifestyle, namun tidak menerapkan pengetahuan yang dimilikinya sebagai gaya hidup. Aturan OCD yang berbeda dari paham kesehatan pada umumnya, seperti makan pagi dan mengkonsumsi kolesterol diresepsi khalayak hanya sebagai sebuah informasi. Khalayak memilih untuk tetap menjalani kebiasaan dan pengetahuan yang ditanamkan sejak dahulu oleh orang tua dan budaya sosialnya, daripada mempercayai dan mengikuti semua statement Deddy Corbuzier. OCD di terima khalayak secara dominant reading sebagai program diet yang mampu menurunkan berat badan, namun tidak dari segi kesehatan. Twitter sebagai media pertama publikasi program ini pun, dilihat khalayak sebagai media yang digunakan untuk memperoleh informasi dan dipercaya dapat menyebarkan suatu trend secara cepat dan luas. Terpaan media dan lingkungan pertemanan berpengaruh dalam mempersuasif dan mengusik rasa ‘penasaran’ khalayak. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memaknai terpaan media, khalayak memiliki pemahaman yang berbeda sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Kata kunci : Twitter, Kontroversi OCD, Healthy lifestyle }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/5175} }
Refworks Citation Data :
Ramainya pemberitaan program OCD (Obsessive Corbuzier Diet) sebagai healthy lifestyle yang beredar di media twitter hingga tersebar di berbagai media massa, menjadi perbincangan hangat yang menimbulkan berbagai opini dalam masyarakat. Aturan OCD yang dianggap fleksibel namun juga menyimpang dari anjuran kesehatan, membuat program ini menuai kritik dari berbagai lapisan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna sebagaimana dimaksud oleh media twitter dan mengetahui bagaimana resepsi khalayak terhadap kontroversi OCD sebagai healthy lifestyle. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perspektif perbedaan individual (Ball-Rokeach, S. J.dan DeFleur, M.L. 1976) dan khalayak aktif (Levy dan Windhl 1985:110). Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis resepsi Stuart Hall. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview kepada 7 informan. Indepth interview dilakukan dengan FGD (Forum Group Discussion) dan wawancara individual. Informan dalam penelitian ini yakni, pengguna twitter aktif dan khalayak yang mendapat terpaan tweet program OCD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa khalayak meresepsi OCD tidak sesuai dengan preferred reading yang di komunikasikan media. Preferred reading di dapat dari teks media twitter yang menggambarkan OCD sebagai sebuah healthy lifestyle yang diyakini dapat menurunkan berat badan secara praktis dan instan. Namun dalam melakukan pemaknaan, khalayak membaca posisi OCD secara oppositional reading, dimana OCD tidak dilihat sebagai healthy lifestyle, namun hanya sekedar program diet. Khalayak memahami secara pasti pemahaman healthy lifestyle, namun tidak menerapkan pengetahuan yang dimilikinya sebagai gaya hidup. Aturan OCD yang berbeda dari paham kesehatan pada umumnya, seperti makan pagi dan mengkonsumsi kolesterol diresepsi khalayak hanya sebagai sebuah informasi. Khalayak memilih untuk tetap menjalani kebiasaan dan pengetahuan yang ditanamkan sejak dahulu oleh orang tua dan budaya sosialnya, daripada mempercayai dan mengikuti semua statement Deddy Corbuzier. OCD di terima khalayak secara dominant reading sebagai program diet yang mampu menurunkan berat badan, namun tidak dari segi kesehatan. Twitter sebagai media pertama publikasi program ini pun, dilihat khalayak sebagai media yang digunakan untuk memperoleh informasi dan dipercaya dapat menyebarkan suatu trend secara cepat dan luas. Terpaan media dan lingkungan pertemanan berpengaruh dalam mempersuasif dan mengusik rasa ‘penasaran’ khalayak. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memaknai terpaan media, khalayak memiliki pemahaman yang berbeda sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.
Kata kunci : Twitter, Kontroversi OCD, Healthy lifestyle
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.