TANGGAPAN FOLLOWERS TERHADAP BEAUTY INFLUENCER ANDROGINI PADA AKUN INSTAGRAM YUDHISTIRAWR

Abstract

Gaya androgini Yudhistira melalui akun Instagram dianggap tidak konvensional bagi kalangan masyarakat dan sering mendapat stigma negatif dan diskriminatif. Beauty influencer pria yang menampilkan konsep androgini di Indonesia telah memicu beragam interpretasi terhadap unggahan Instagram-nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap pandangan masyarakat terhadap androgini yang tidak sesuai dengan norma gender tradisional yang dominan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif serta menggunakan paradigma kritis. Teori yang di gunakan yakni performativitas gender oleh Judith Butler, teori stigma oleh Erving Goffman, dan teori deviasi dengan mengadopsi prespektif interaksi simbolik oleh George Herbert Mead. Analisis dan interpretasi dalam penelitian ini didasarkan pada analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk. Teknik analisis wacana Van Dijk digunakan untuk menjelaskan wacana berupa : kajian tekstual, kognisi sosial, dan konteks sosial. Melalui analisis wacana, ditemukan bahwa unggahan @yudhistirawr tentang kecantikan, rekomendasi, dan konten populer merupakan hasil dari kognisi kreator dalam berbagi pengalaman pribadinya, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pengikut. Pada tingkat konteks sosial, penulis menemukan berbagai perbedaan dalam tanggapan dan stereotip gender di Indonesia, yang sangat kaku yang menghasilkan diskriminasi serta stigma negatif. Komentar di akun @yudhistirawr menunjukkan bagaimana followers memiliki ideologi dominan menanggapi gaya androgini sebagai sosok devian dengan label negarif. Respons dari followers Yudhistirawr, baik yang positif maupun negatif, merupakan refleksi dari bagaimana norma dan nilai gender dipertukarkan dalam ruang digital. Penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai peran media sosial sebagai alat untuk membentuk identitas gender.