skip to main content

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN POLITIK DI MEDIA ONLINE DAN TERPAAN PESAN IKLAN KAMPANYE POLITIK DI MEDIA TELEVISI TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI HANURA


Citation Format:
Abstract

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN POLITIK DI MEDIA
ONLINE DAN TERPAAN PESAN IKLAN KAMPANYE POLITIK DI
MEDIA TELEVISI TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI
HANURA
Studi Pelaksanaan di Kelurahan Tembalang RW 07
Fahrina Ilhami1, Dr. Hedi Pudjo Santoso, M.SI2, Djoko Setyabudi, S.Sos,MM3
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Kotak Pos 1269 Website :
http://www.fisip.undip.ac.id/ Email : fisip@undip.ac.id
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terpaan pemberitaan politik di
media online dan terpaan pesan iklan kampanye politik di media televisi terhadap
elektabilitas partai Hanura. Teori yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh terpaan
pemberitaan politik terhadap elektabilitas partai Hanura adalah, Teori Konstruksi Sosial
Media Massa, dan Teori Media Online.
Untuk menjelaskan pengaruh terpaan pesan iklan kampanye politik di media televisi
terhadap elektabilitas partai Hanura adalah Teori Efek Moderat. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitaif dan tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatori. Sample
dalam penelitian ini adalah Warga Kelurahan Tembalang RW 07 sebanyak 100 orang dan
diambil menggunakan teknik Multistage Sampling. Analisis penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier sederhana.
Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa terpaan pemberitaan politik di media
online terhadap elektabilitas partai Hanura pada Warga Kelurahan Tembalang RW 07
berpengaruh positif.. Lalu besarnya pengaruh terpaan pemberitaan politik di media online
terhadap elektabilitas adalah sebesar 54 %. Sedangkan, terpaan pesan iklan di media
televisi berpengaruh positif terhadap elektabilitas partai Hanura pada Warga Kelurahan
1
Fahrina
Ilhami
adalah
mahasiswa
S1
Jurusan
Ilmu
Komunikasi
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Alamat
email:
Fahrina_ilhami@yahoo.com
2
Ketua
Jurusan
dan
Dosen
Ilmu
Komunikasi
FISIP
Undip
3
Dosen
Ilmu
Komunikasi
FISIP
Undip
JURNAL ILMU KOMUNIKASI
Volume: Nomor: Tahun: 2014 Halaman:
.http//www.fisipundip.ac.id
Tembalang RW 07. Dengan besarnya pengaruh terpaan pesan iklan kampanye politik di
media televisi terhadap elektabilitas Partai Hanura adalah sebesar 65 %.
Ketua
Jurusan
dan
Dosen
Ilmu
Komunikasi
FISIP
Undip
ABSTRACT
This study was conducted to determine the effect of exposure to political news in
online media and exposure to political campaign advertising messages on television on
electability Hanura party. The theory used to explain the effect of exposure to political
news on electability Hanura party is, Social Construction Theory of Mass Media and
Theory online media.
To explain the effect of exposure to political campaign advertising messages on
television on electability Hanura party is Moderate Effect Theory. This research is a
quantitative study and the type of research is explanatory. Samples in this study were
residents of RW 07 Sub Tembalang as many as 100 people and were taken using a
multistage sampling technique. Analysis of this study using simple linear regression
analysis .
The findings of this study indicate that exposure to political news in online media on
electability Hanura party at the Village Residents RW 07 Tembalang positive effect.
Then the magnitude of the effect of exposure to political news in the online media to
electability is 54%. Meanwhile, exposure to advertising messages on television a positive
influence on electability Hanura party at the Village Residents Tembalang RW 07. With
the influence of exposure to political campaign advertising messages on television on
electability Hanura amounted to 65 % .
A. Pendahuluan
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 akan segera terlaksana. Partai
politik mulai berbondong-bondong merancang strategi kampanye politik mereka, baik di
media televisi maupun media online. Terlihat dengan maraknya iklan-iklan partai politik
di televisi. Pendeklarasian Wiranto dan Hary Tanoe sebagai calon presiden dan wakil
presiden yang diusung oleh Partai Hanura menjadi isu pemberitaan yang menarik
perhatian media online.
Banyaknya pemberitaan partai Hanura dan iklan partai Hanura di beberapa stasiun
televisi mengisyaratkan bagaimana saat ini partai politik sudah memanfaatkan media
massa, peningkatan elektabilitas partai tidak saja dipengaruhi oleh pemberitaan politik di
media online yang cendrung bersifat positif, melainkan juga oleh terpaan pesan iklan
kampanye politik di media televisi.
Lembaga Survei Jakarta (LSJ) pada Selasa, 19 Februari 2013 merilis sebuah survei
terbaru tentang elektabilitas 10 partai politik peserta pemilu 2014. Data yang dirilis LSJ
menyebutkan sebanyak 5.8% responden memilih Partai Hanuras edangkan pada survey
yang dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional pada bulan Agustus 2013 Elektabilitas
Partai Hanura mencapai 6,9 persen.
Menurut perbandingan survey pada bulan Februari pencapaian elektabilitas partai
Hanura hanya 4,8% sedangkan pada bulan Agustus mengalami peningkatan elektabilitas
menjadi 6,9 % diduga peningkatan tersebut dikarenakan oleh bergabungnya Hary Tanoe
yang kita ketahui bahwa Hary Tanoe merupakan pengusaha media dan pemilik MNC
Group, lalu memudahkan partai Hanura memperoleh dukungan dari media.
Jadi melihat dari hasil survey yang mengalami peningkatan elektabilitas lalu dinilai
drastis serta banyaknya pemberitaan dan iklan. Maka dinilai peningkatan elektabilitas
tersebut diakibatkan oleh peran media massa di dalamnya, hal ini menjadi permasalahan
yang cukup unik untuk di teliti karena dengan waktu kurang lebih 6 bulan mencapai
peningkatan yang sangat tajam. Maka penelitian ini akan mengkaji sejauhmanakah
pengaruh terpaan pemberitaan politik di media online dan terpaan pesan iklan kampanye
politik di media televisi terhadap elektabilitas partai Hanura.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatori, sedangkan metode penelitian
yang digunakan adalah kuantitatif dimana yang menjadi subyek penelitian adalah Warga
Kota Semarang, Jawa tengah. Adapun tempat yang menjadi obyek penelitian yaitu Warga
Kelurahan Tembalang RW 07 di RT 03,04,05,dan 06.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua sumber data primer, data
yang digunakan langsung dari responden yaitu Warga Kelurahan Tembalang RW 07 RT
03,04,05, dan 06 dengan menggunakan kuesioner. Lalu data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari sumber lain responden yang dalam penelitian ini dilaporkan melalui
internet dan studi pustaka yaitu buku, artikel, skripsi dan jurnal lain yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti
Langkah-langkah yang di tempuh dalam penelitian ini untuk menjawab dari rumusan
masalah yaitu terdiri dari beberapa tahapan diantaranya adalah (1) Uji Validitas adalah
kemampuan alat pengukur untuk mengukur dengan tepat mengenai gejala-gejala sosial
tertentu. Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh ketepatan yang dihasilkan
oleh penelitian.(2) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya dan diandalkan Bila hasil pengukuran relatif konsisten ketika
pengukuran diulangi dua kali atau lebih, maka alat pengukur tersebut reliabel.(3) Setelah
data terkumpul, diklasifikasikan dalam kategori-kategori kemudian data-data tersebut
dihitung dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan uji hipotesis. Penelitian ini
untuk menguji hipotesis Analisis Regresi Linier Sederhana adalah hubungan secara linear
antara satu variabel independen (X1) dengan variabel dependen (Y). Karena pengujuan
hipotesis meliputi (X1) terhadap (Y) dan (X2) terhadap (Y). Yang akan dikerjakan
dengan menggunakan bantuan Komputer yaitu dengan program SPSS.
C. Pembahasan
Terpaan Berita
Terpaan media adalah kegiatan mendengarkan, melihat, dan membaca pesan-pesan
media ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat
terjadi pada individu atau kelompok. Terpaan media berusaha mencari data-data khalayak
tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi
penggunaan Terpaan Media (media exposure) dapat diartikan sebagai gambaran atau
keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa.
Sedangkan terpaan pesan iklan kampanye politik di media televisi adalah sentuhan atau
keadaan dimana sengaja atau tidak sengaja khalayak terkena oleh pesan-pesan yang
disebarkan oleh iklan kampanye politik. Terpaan ini dapat dilihat melalui kualitas dan
kuantitas terpaan.
Media online
Media online adalah termasuk media massa yang baru (new media) (Irianto
2005:117). istilah media baru (new media) sebenarnya merupakan istilah yang
membingungkan dan kerap mengundang perdebatan, karena semua media pada zaman
kemunculannya adalah media baru. Misalnya, koran pada awal kelahirannya adalah media
baru begitu juga radio pada awal kemunculannya juga merupakan media baru. Media baru
pada saat ini adalah semua bentuk media masaa mutakhir yang berbasiskan teknologi
komunikasi dan informasi khususnya internet dan World Wide Web (WWW).
Elektabilitas Partai Politik
Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan.
Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau partai.
Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum. Elektabilitas partai politik
berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik. Elektabilitas partai tinggi berarti partai
tersebut memiliki daya pilih yang tinggi. Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek
elektabilitas harus memenuhi kriteriaketerpilihan dan juga populer.
Teori Yang Mendasari Pengaruh Pemberitaan Politik Di Media Online Terhadap
Elektabilitas Partai Hanura
A. Teori Konstruksi Realitas Sosial Media Massa
Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi dan
internalisasi. Kemudian mengadaptasi Teori Konstruksi Sosial Atas Realitas
Berger dan Luckmann dengan menambahkan variabel media massa untuk
menyempurnakan teori tersebut. Karena seiring dengan perkembangan teknologi,
terutama dalam pertukaran informasi secara besar-besaran. Muncul fenomenafenomena
sosial baru yang terjadi lewat media massa. Sehingga Bungin
menyebutnya dengan “Teori Konstruksi Sosial Media Massa” (Bungin, 2008:203).
Substansi Teori Konstruksi Sosial Media Massa adalah pada sirkulasi informasi
yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat
dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini
massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis. Jadi menyatakan
bahwa berita merupakan konstruksi sosial media bukan realitas sosial yang ada
(Bungin, 2008: 203).
Menurut perspektif ini tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media
massa itu terjadi melalui: tahap menyiapkan materi konstruksi; tahap sebaran
kostruksi; tahap pembentukan konstruksi; tahap konfirmasi (Bungin, 2008: 188-
189). Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi: Ada tiga hal penting dalam tahapan
ini yakni: (a) Keberpihakan media massa kepada kapitalisme, sebagaimana
diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki
oleh kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan
kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan
penggandaan modal. Semua elemen media massa, termasuk orang-orang
media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideologi mereka adalah
membuat media massa laku di masyarakat. (b) Keberpihakan semu kepada
masyarakat, Bentuk dari keberpihakan ini adalah empati, simpati, dan
berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah
untuk “menjual berita” dan menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis.
(c) Keberpihakan kepada kepentingan umum, Bentuk keberpihakan kepada
kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap
media massa, namun, akhir-akhir ini visi tersebut tak pernah menunjukkan
jati dirinya, walaupun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar.
2. Tahap sebaran konstruksi: prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial
media massa adalah semua informasi harus sampai pada khalayak secara
tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media,
menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.
3. Tahap pembentukan konstruksi realitas. Pembentukan konstruksi
berlangsung melalui: (a) konstruksi realitas pembenaran; (b) kedua
kesediaan dikonstruksi oleh media massa; (c) sebagai pilihan konsumtif.
4. Tahap Konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun
penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya
untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini
perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasanalasannya
konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca, tahapan
ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia
hadir dalam proses konstruksi sosial
B. Teori Media Online
Pada tahun 1990, Mark Potes meluncurkan buku besar The second Media
Age yang menandai periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi
jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat (Littlejohn: 2009:
413-415). Teori Media Online dikembangkan oleh Pierre Levy, yang
mengemukakan bahwa media online merupakan teori yang membahas mengenai
perkembangan media. Media online merupakan digitalisasi yang mana sebuah
konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari
semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit
menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang kompleks, dan fleksibel yang
membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia.
Dari dua teori diatas dapat bahwa teori konstruksi realitas sosial media massa dimana
dalam pembuatan berita dengan adanya pengaruh internal media di dalam perushan
media, ketika pada tahap pembentukan konstruksi, audiens masih cenderung
membenarkan apa yang ada di media massa, bersedia pemikirannya di konstruksikan da
bergantung pada media, ketika wartawan menyajikan pemberitaan yang cenderung model
good news maka dalam tahap konfirmasi, ketika pemberitaan sampai pada audiens maka
pendapat dan pandangan audiens yang terbentuk akan baik terhadap sesuatu yang
diperolehnya. Lalu juga dengan seiring perkembangan zaman, media massa sudah
berubah menjadi new media, salah satu contohnya adalah media online. Teori media
online membahas teori tentang perkembangan media, dimana media online akan banyak
digunakan atau banyak dipilih oleh masyarakat dan dapat mengubah masyarakat. Dapat
disimpulkan bahwa ketika pemberitaan politik bersifat baik dan akan menghasilkan
pendapat dan pandangan audiens yang terbentuk baik pula lalu didukungnya dengan
perkembangan teknologi yang semakin praktis yaitu dimana dulunya membaca berita
yang hanya pada media cetak dan saat ini audiens banyak memanfaatkan media online.
maka dinilai terpaan pemberitaan politik di media online berpengaruh positif terhadap
elektabilitas partai Hanura
Teori Yang Mendasari Pengaruh Terpaan Pesan Iklan Kampanye Politik Di Media
Televisi Terhadap Elektabilitas Partai Hanura
Teori efek moderat ( moderate effects model ) adalah efek media massa yang
dikemukakan berdasarkan efek terbatas. Model ini merupakan hasil studi atau riset
tentang efek yang dilakukan pada periode 1960-1970-an. Studi pada periode ini
berangkat dari posisi audiens bukan dari posisi komunikator dan lebih memusatkan
perhatiannya pada pola-pola komunikasi mereka, khususnya dalam hubungannya dengan
pesan-pesan media. (Wiryanto, 2005:55). Efek moderat sangat berbeda, model efek
moderat ini sebenarnya mempunyai implikasi positif bagi pengembangan studi media
massa. Bagi para praktisi komunikasi akan menggugah kesadaran baru bahwa sebelum
sebuah pesan disiarkan perlu direncanakan dan diformat secara matang dan lebih baik.
Sebab bagaimana pun, pesan tetap mempunyai dampak Nurdin, 2007: 226-227). Teori
Efek Moderat mempunyai pendekatak-pendekatan. Salah satu pendekatan yang dipakai
untuk membahas peran iklan-iklan di media massa yaitu:
A. The Agenda-Setting Function
Menunjukan pada kemampuan media massa untuk bertindak selaku agenda
(catatan harian) bagi komunikan-komunikannya. Hal ini disebabkan media
memiliki kapasitas untuk memilih materi atau isi pesan bagi komunikannya.
Materi atau isi pesan ini dapat diterima oleh komunikan sebagai suatu yang
penting yang dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya mengenai sesuatu hal.
Teori ini secara luas memiliki suatu hubungan erat secara politik antara media
massa dengan tata hidup masyarakat, dimana politik sebagai pintu masuk untuk
pengaturan tata masyarakat dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.Agenda
setting lahir secara lebih moderat, model ini mengasumsikan adanya hubungan
positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan
perhatian yang diberikan khalayak kepada persoalan tersebut. Singkatnya apa
yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula masyarakat dan
apa yang dilupakan media akan dilupakan juga oleh publik.Dari perspektif agenda
setting, media massa memang tidak dapat mempengaruhi khalayak untuk
mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang
dipikirkan orang. Ini berarti media massa mempengaruhi persepsi khalayak
tentang apa yang anggap penting. Sama berpengaruhnya saat media selalu
menampilkan tokoh politik atau partai politik tertentu, maka tokoh atau partai
politik tersebut cenderung dianggap penting, lalu juga akan timbil kesan khalayak
yang baik terhadap tokoh politik atau partai politik tersebut. Maka dari penjelasan
diatas dinilai terpaan pesan iklan kampanye politik di media televisi berpengaruh
positif terhadap elektabilitas partai hanura
D. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh positif antara terpaan pemberitaan politik di media online (X1)
terhadap elektabilitas partai Hanura (Y) . Artinya semakin banyaknya terpaan
pemberitaan positif oleh media terhadap partai Hanura maka akan diikuti dengan
semakin besarnya kecenderungan masyarakat untuk memilih partai Hanura.
2. Terdapat pengaruh positif antara terpaan pesan iklan kampanye politik di media
televisi (X2) terhadap elektabilitas partai Hanura (Y). Artinya semakin tinggi
terpaan pesan iklan kampanye politik mengenai partai Hanura maka akan semakin
tinggi juga kecenderuangan memilih partai hanura
E. Uji Hipotesis
Pengaruh Terpaan Pemberitaan Politik Di Media Online Terhadap Elektabilitas
Partai Hanura
Berdasarkan hasil penelitian ini terpaan pemberitaan politik di media online terhadap
elektabilitas partai Hanura pada Warga Kelurahan Tembalang RW 07 berpengaruh positif.
Hal itu terbukti dengan nilai pengujian koefisien regresi variabel X1 ( Terpaan
Pemberitaan Politik di Media Online) adalah positif (0,828). Begitu juga sebaliknya,
ketika terpaan pemberitaan politik di media online negatif, maka kecenderungan memilih
atau keterpilihan partai Hanura akan rendah. Bahkan jika tidak ada terpaan pemberitaan
politik di media online maka tidak ada yang cenderung memilih partai Hanura. Hal ini
konsisten dengan Teori Hierarki Efek dalam yaitu secara umum terdapat tiga efek dari
komunikasi massa, yaitu : (1) Efek kognitif, yaitu pesan komunikasi massa yang
mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat
terhadap sesuatu yang diperolehnya. Mengacu pada efek pertama diatas diambil contoh
ketika media massa memberikan pesan kepada audiens seperti pemberitaan,
mengakibatkan audiens berubah pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu
yang diinformasikan oleh media tersebut. (2) Efek afektif, yaitu pesan komunikasi massa
mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi, suka
terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar secara online maupun cetak, mendengarkan
radio dan menonton televisi. Mengacu pada efek pertama dimana setelah audiens dirubah
oleh pesan yang menambah pengetahuan, merubah pandangan dan merubah pendapat
tentang sesuatu hal, efek yang ditimbulkan berikutnya adalah efek afektif yaitu timbul
merubah perasaan audiens, perasan tersebut bisa suka atau maupun tidak suka, tetapi
berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberiaan politik di
media online yang positif dapat merubah perasaan audiens menjadi menjadi suka ataupun
tertarik. (3) Efek konatif, mengakibatkan pesan komunikasi massa mengakibatkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Setelah
menimbulkan perasaan efek selanjutnya adalah mengakibatkan audiens mengambil
keputusan untuk melakukan sesuatu atau tidak, contohnya ketika audiens suka pada partai
Hanura, audiens akan memilih partai Hanura begitu juga sebaliknya bila audiens tidak ada
perasaan suka maka audiens tidak memilih partai Hanura.
Menurut McQuail dalam bahwa efek yang ditimbulkan oleh berita sendiri adalah
berupa tambahan pengetahuan tentang informasi faktual berjangka waktu pendek,
pembentukan cara pandang terhadap gambaran dunia dan masyarakat yang berjangka
panjang, serta kerangka berfikir untuk menafsirkan makna berbagai peristiwa.
Pemberitaan juga memiliki kecenderungan yang normatif dan dirancang atau
didayagunakan untuk membentuk dan menunjang nilai-nilai dan pandangan tertentu.
Responden memperoleh pengetahuan yang bersifat positif tentang partai Hanura dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu, responden dipengaruhi oleh adanya
infomasi tentang partai hanura yang dipandang relevan dan mengakibatkan responden
terpengaruh dan memiliki rasa senang dan suka terhadap partai Hanura.
Berdasarkan teori dan pendapat McQuail diatas dibuktikan bahwa pada prakteknya
pemberitaan positif partai Hanura menimbulkannya berupa tambahan pengetahuan tentang
informasi faktual berjangka waktu pendek tentang partai Hanura, pembentukan cara
pandang terhadap gambaran partai Hanura yang berjangka panjang, serta kerangka berfikir
untuk menafsirkan makna berbagai tentang partai Hanura. Pemberitaan juga memiliki
kecenderungan yang normatif dan dirancang atau didayagunakan untuk membentuk dan
menunjang nilai nilai dan pandangan tertentu. Responden memperoleh pengetahuan yang
bersifat positif tentang partai Hanura dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu,
responden dipengaruhi oleh adanya infomasi tentang partai Hanura yang dipandang
relevan dan mengakibatkan responden terpengaruh dan memiliki rasa senang dan suka
terhadap partai Hanura.
Terpaan pemberitaan positif partai Hanura di media online yang berpengaruh positif
terhadap elektabilitas partai Hanura tidak hanya, responden yang mendapatkan
pengetahuan dan pandangan lalu mengakibatkan perasaaan suka dan senang terhadap
partai Hanura tetapi didalam keadaan seperti ini media dipandang sebagai fasilitas
penyampaian informasi yang objektif tentang segala sesuatu yang dimilai baik ataupun
buruk. Idealnya para jurnalis, dalam hal media berperan sebagai kekuatan kontrol yang
mengawasi jalannya pemerintahan, baik eksekutif, legistatif maupun yudikatif. Tetapi di
dalam proses menyampaikan informasi, sudut pandangan wartawan dalam melihat suatu
informasi khususnya informasi politik berbeda-beda dan cenderung dipengaruhi faktor
eksternal dan internal, karena realitas politik yang di buat dan menghasilkan sebuah berita
bukan sepenuhnya cerminan realitas politik tapi adanya pengaruh konstruksi realitas
politik di media massa. Sejalan dengan Teori Konstruksi Sosial Media Massa yang
disempurnakan oleh Bungin, dari Teori Konstuksi Realitas Sosial milik Berger dan
Luckmann. Dalam (Bab 1 halaman 32), Teori Konstruksi Sosial Media Massa yang
disempurnakan oleh Bungin, menyatakan bahwa berita merupakan konstruksi sosial media
bukan realitas sosial yang ada. Melalui konstruksi sosial media, dapat dijelaskan
bagaimana media massa membuat gambaran tentang realitas. Tentunya akan membawa
pengaruh yang menentukan dalam pembentukan pengetahuan, kepercayaan, nilai, relasi
sosial, identitas sosial yang ada pada masyarakat, karena walau bagaimanapun juga media
mempunyai kekuatan yang cukup menentukan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Idealnya para jurnalis, dalam hal media berperan sebagai kekuatan control yang
mengawasi jalannya pemerintahan, baik eksekutif, legistatif maupun yudikatif. Tetapi di
dalam proses menyampaikan informasi, sudut pandangan wartawan dalam melihat suatu
informasi khususnya informasi politik berbeda-beda dan cenderung dipengaruhi faktor
eksternal dan internal, karena realitas politik yang di buat dan menghasilkan sebuah berita
bukan sepenuhnya cerminan realitas politik tapi adanya pengaruh konstruksi realitas
politik di media massa. Dalam (Bab 1 halaman 37) Teori Media Online yang
dikembangkan oleh Pierre Levy bahwa media online merupakan digitalisasi yang mana
sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari
semua yang bersifat manual menjadi otomatis, dan dari semua yang bersifat rumit menjadi
ringkas dan teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan
mengubah masyarakat. Perkembangan mengenai teknologi yang ringkas menjadikan
media online mudah diakses, dimana dari hasil penelitian dalam (Bab III halaman 82)
yaitu 45 % terpaan pemberitaan politik di media online sangat tinggi. Ini membuktikan
media online adalah media modern yang banyak digunakan masyarakat.
Pengaruh Pesan Iklan Kampanye Politik di Media Televisi Terhadap Elektabilitas
Partai Hanura
Berdasarkan hasil penelitian ini terpaan pesan iklan di media televisi berpengaruh
positif terhadap elektabilitas partai Hanura pada Warga Kelurahan Tembalang RW 07.
Pada nilai pengujian koefisien regresi variable X2 (Terpaan Pesan Iklan Kampanye politik
di Media Televisi) positif (1,041) dan begitu juga sebaliknya, ketika terpaan pesan iklan
kampanye politik di media televisi negatif, maka kecenderungan memilih atau keterpilihan
partai Hanura akan rendah, bahkan jika tidak ada terpaan pesan iklan kampanye politik di
media televisi maka tidak ada yang cenderung memilih partai hanura.
Hal ini konsisten dengan Teori Efek Moderat dalam (Bab 1 halaman 39 ), studi pada
periode ini berangkat dari posisi audiens bukan dari posisi komunikator dan lebih
memusatkan perhatiannya pada pola-pola komunikasi mereka, khususnya dalam
hubungannya dengan pesan-pesan media. Efek moderat sangat berbeda, model efek
moderat ini sebenarnya mempunyai implikasi positif bagi pengembangan studi media
massa. Bagi para praktisi komunikasi akan menggugah kesadaran baru bahwa sebelum
sebuah pesan disiarkan perlu direncanakan dan diformat secara matang dan lebih baik,
yang memiliki pendekatan yaitu : (1) The Information-Seeking Paradigm, kecenderungan
audiens untuk secara aktif mencari informasi dan tidak semata-mata pasif menerima
informasi, bergantung pada opinion leader. Mengacu pada pendekatan tersebut,
menyatakan bahwa kecenderungan seseorang yaitu secara aktif mencari informasi seperti
misalnya pemilu 2014 akan segera digelar pada bulan April dan responden tidak semata
mata pasif menerima bukti tentang partai Hanura tetapi mencari informasi yang di
butuhkan seperti contohnya adalah Iklan partai politik. (2) The Uses and Gratifications
Approach, pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media
berdasarkan asas manfaat dan kepuasan. Mengacu pada pendeketan tersebut, menyatakan
bahwa audiens membutuhkan informasi untuk memberikan manfaat dan kepuasaan seperti
yang sudah diketahui pemilu sebentar lagi, audiens memerlukan informasi yang terkait
dengan pesan pesan media seperti contohnya iklan untuk memberikan mereka kepuasaan
informasi , perwakilan partai politik mana yang seharusnya mereka pilih. (3) The Agenda-
Setting Function, menunjukan pada kemampuan media massa untuk bertindak selaku
agenda (catatan harian) bagi komunikan-komunikannya. Mengacu pada pendeketan
tersebut, menyatakan bahwa media mempunyai peran sebagai sumber informasi dalam
penyajian pesan bagi audiens, media memposisikan dirinya sebagai penyedia informasi
dan pembentuk realitas yang ada bukan mencerminkan realitas yang ada, sebagai contoh
iklan partai Hanura di televisi hadir kapan saja dan tidak diketahui waktunya, disini dapat
diambil kesimpulan bahwa media massa berpengaruh mengontrol informasi yang ada dan
memberikan penekanan, selanjutnya memberikan kesempatan untuk individu menentukan
pilihannya. (4) The Cultural Norms Theory , menurut teori ini komunikasi massa memiliki
efek yang tidak langsung atas perilaku melalui kemampuannya dalam membentuk normanorma
baru. Norma-norma ini berpengaruh terhadap pola sikap untuk pada akhirnya akan
mempengaruhi pola-pola berikutnya. Mengacu pada pendekatan tersebut bahwa, media
memiliki efek yang tidak langsung tetapi mempunyai kemampuan membentuk norma, lalu
norma-norma tersebut berpengaruh terhadap pola pola misalnya pengambilan keputusan
yang negatif maupun positif.
Teori Efek Moderat mempunyai asumsi dasar bahwa media massa di sisi lain dapat
mempunyai pengaruh penting tetapi juga dengan melihat pengaruh dari efek terbatas
karena hanya melihat efek media pada tingkat sikap dan pendapat, sedangkan
sesungguhnya masih ada variable lain yang dapat menjadi factor atau pengaruh dan
dampak dari media massa (McQuail, 1987: 93) . Hal ini di dukung dengan hasil penelitian
dalam (Bab IV halaman 117 ) menyatakan bahwa terpaan pesan iklan di media televisi
berpengaruh positif sebesar 65 % dan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain. Media
televisi adalah media paling banyak diakses oleh responden ini membuktikan bahwa
responden memiliki kecenderuan secara aktif mencari infomasi atau sesekali melihat
infomasi yang di butuhkan, Hal ini dibuktikan dengan data penelitian dalam (Bab III
halaman 87) yaitu 44 % terpaan pesan iklan partai politik di media televisi sangat tinggi
lalu responden juga mempunyai kebutuhan informasi untuk memuaskan hasratnya, hal ini
juga dikarenakan pemilu 2014 akan segera terselenggara. Iklan partai Hanura banyak di
televisi akhir- akhir ini dan juga kata-kata dan tampilan iklan partai Hanura yang menarik
lalu responden yang membutuhkan informasi maka fungsi dari komunikasi massa yang
memiliki efek yang tidak langsung atas perilaku melalui kemampuannya dalam
membentuk opini baru yang bersifat positif yaitu seperti kecenderungan memilih partai
Hanura meningkat, Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang bernilai positif (1,041)
yang berarti juga terpaan pesan iklan berpengaruh positif terhadap elektabilitas partai
Hanura.
F. Kesimpulan
Menurut hasil penelitian pengaruh terpaan pemberitaan politik di media online dan
terpaan pesan iklan di media televisi dengan elektabilitas partai Hanura pada Warga
Kelurahan Tembalang RW 07 mendapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Terpaan pemberitaan politik di media online berpengaruh positif terhadap
elektabilitas partai Hanura pada Warga Kelurahan Tembalang RW 07. Dimana
semakin tinggi terpaan pemberitaan politik di media online, diikuti semakin tinggi
elektabilitas partai Hanura. Pengaruh antara terpaan pemberitaan politik di media
online terhadap elektabilitas partai merupakan pengaruh yang positif dengan
demikian antara dua variable tersebut berhubungan erat satu sama lain.
2. Terpaan pesan iklan kampanye politik di media televisi berpengaruh positif
terhadap elektabilitas partai Hanura pada Warga Kelurahan Tembalang RW 07.
Dimana semakin tinggi terpaan pesan iklan di media televisi, di ikuti semakin
tinggi elektabilitas partai Hanura. Pengaruh antara terpaan pesan iklan di media
televisi terhadap elektabilitas partai Hanura merupakan pengaruh yang positif
dengan demikian antara dua variabel tersebut berhubungan erat satu sama lain.
G. Rekomendasi
1. Peneliti berikutnya hendaknya memperhatikan faktor lain dalam penelitian seperti
perbedaan ekonomi, wilayah, dan faktor lingkungan. Karena pada dasarnya
perbedaan ekonomi, wilayah dan faktor lingkungan merupakan faktor yang masih
berkembang di masyarakat yang akan membawa pandangan tersendiri termasuk
hal elektabilitas (kecenderuan memilih) suatu partai politik.
2. Peneliti berikutnya hendaknya memperhatikan teori lain sebagai pendukung Teori
Realitas Sosial Media Massa dan Teori Media Online (new media). Seperti yang
telah diketahui kedua teori tersebut mempunyai masing-masing dimensi untuk
mengkaji dan menjelaskan pengaruh antara terpaan pemberitaan politik di media
online terhadap elektabilitas partai Hanura
3. Peneliti berikutnya hendaknya memperhatikan teori lain sebagai pendukung Teori
Efek Moderat. Seperti yang telah diketahui teori tersebut mempunyai empat
pendekatan untuk mengkaji dan menjelaskan pengaruh antara terpaan pemberitaan
di media online terhadap elektabilitas partai Hanura
4. Pihak media massa sangat berperan penting bagi terselenggaranya komunikasi
politik tetapi, lembaga media harus memperhatikan juga etika media, dimana
media massa mempunyai fungsi untuk membela kebijakan-kebijakan publik bukan
menjadi fungsi media politik yaitu membuat informasi berdasarkan pengaruh dari
faktor politik, bisnis, kekuasaan dan lain lain. Masih banyak lembaga media di
Indonesia yang memanfaatkan media massa sebagai media politik bukan
menjalankan fungsi media massa yang sesungguhnya
5. Pihak partai Hanura harus lebih memperhatikan bila menggunakan media massa
untuk kampanye partai politik mereka, karena untuk mendapatkan efek media
massa yang kuat harus memilik strategi komunikasi yang baik dan efektif.
6. Pihak publik seharusnya lebih memanfaatkan media massa untuk mendapatkan
kepuasaannya dalam informasi politik, tetapi juga tidak sepenuhnya bergantung
pada media massa karena, yang di sajikan di media massa merupakan kontruksi
realitas bukan cerminan dari realitas informasi tersebut.
H. Daftar Pustaka
Akdon & Riduwan, (2005), Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Cet 2, Alfabeta,
Bandung.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta
Bungin, H.M Burhan, 2008. Sosiologi Komunikasi (teori, Paradigma dan diskursus
tekhnologi komunikasi di masyarakat). Jakarta. Prenada Media
Bungin, Burhan (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.
Bungin, Burhan. 2006. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers, Jakarta.
Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supraktino. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang
Efektif. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosda karya.
Eriyanto, 2002. Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, -------
Yogyakarta : LKIS.
Hapsari, T. Niken. 2010. Seluk Beluk Promosi dan berbisnis. Yogyakarta: A Plus Books
Irianto, Agus (2004). Statistic, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta, Prenada Media
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta
:Graha Ilmu
Kriyantono, Rachmat, 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana.
Liliweri, Alo. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung:Citra Aditya Bakti
Littlejohn, Stephen W, 2009 . Teori Komunikasi Theories of Human Communication
edisi 9. Jakarta. Salemba Humanika.
Lubis, Suwardi. (2002). Teknik Penarikan Sampel. Medan: USU PRESS
McQuail, Dennis. Teori komunikasi massa : Suatu pengantar. Jakarta. Erlangga.1987
Mc Quail, Dennis, 1989. Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Erlangga..
Muhtadi Saeful, Asep 2008, Komunikasi Politik Indonesia ; Dinamika Islam Politik
Pasca Orde Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nurudin, 2003. Komunikasi Massa, Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Priyatno, Duwi. (2009). SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate.
Yogyakarta: Gava Media.
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gaya Media, Yogyakarta.
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Sugiyono. 2007. Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta.
Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo, 2010.
Wahid Sulaiman, 2004, Analisis-Analisis Regresi menggunakan SPSS, Yogyakarta :
ANDI.
Wibowo, Wahyu. 2009. Berani Menulis Artikel. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiasarana Indonesia.

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.