BibTex Citation Data :
@article{IO4841, author = {Neazar Prabawani and Sunarto Sunarto and Wiwid Rakhmad}, title = {Analisis Resepsi Terhadap Pemberitaan Penangkapan Kasus Narkoba Raffi Ahmad Pada Tabloid Cempaka}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { ANALISIS RESEPSI KHALAYAK TERHADAP PEMBERITAAN PENANGKAPAN KASUS NARKOBA RAFFI AHMAD PADA TABLOID CEMPAKA Abstrak Ramainya pemberitaan terhadap kasus penangkapan artis Raffi Ahmad terkait narkoba ini telah dimuat di berbagai media yang menjadi santapan publik sehingga menimbulkan berbagai opini dalam masyarakat. Dalam pengemasaannya pemberitaan infotainment sering mengalami kekeliruan diantaranya mengandung gosip, tidak bersifat edukatif, mengangkat berita sensasional, mendramatisir serta tidak berimbang sehingga melanggar etika dan aturan jurnalistik. Hal ini berpotensi memunculkan prosesgatekeeping pada masyarakat pada saat menerima informasi. Baik informasi yangbaik atau yang buruk dari pesohor idolanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna sebagaimana dimaksud oleh media dan interpretasi khalayak terhadap pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad oleh BNN pada tabloid Cempaka. Tipe penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan analisis resepsi, khalayak dipandang sebagai produser makna tidak hanya manjadi konsumen isi media. Penelitian ini menggunakan model encoding-decoding Stuart Hall. Interpretasi khalayak terbagi dalam tiga posisi pemaknaan yaitu Dominant Reading. Negotiated Reading, dan Oppositional Reading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa khalayak aktif dalam menginterpretasikan berita infotainment dalam tabloid cempaka yang diterimanya.Informan tidak menerima begitu saja informasi yang disajikan dalam tabloid Cempaka sehingga pemaknaan informan cenderung termasuk dalam posisi negotiated reading. Dalam proses konsumsi dan produksi makna terhadap pemberitaan kasus narkoba selebritis, perbedaan latar belakang, tingkat pendidikan dan pekerjaan informan menjadi faktor yang penting yang membedakan pemaknaan mereka. Key Words : infotainment; selebritis; interpretasi;, resepsi. PUBLIC PERCEPTION ANALYSIS ON THE REPORTING OF RAFFI AHMAD DRUG ARRESTED IN CEMPAKA TABLOID Abstract Hectical news reports on the arrest of Raffi Ahmad, related to drugs in various mass media consumed by the public, various public opinions arose. The format of infotainment reports often makes mistakes, such as containing gossips, being not educational, reporting sensational news, dramatizing, as well as unfair, so they violate journalistic ethics and regulations. This could potentially causes gatekeeping process in the public when receiving information, whether good or bad information of their celebrity idols. This study was aimed to study the meaning as intended by the media and public’s interpretation on the reports of the drug arrest of Raffi Ahmad by BNN in Cempakatabloid. The type of the study was qualitative using reception analysis approach, the public was viewed as meaning producers, not only consumers of media contents. This study used Stuart Hall’sencoding-decoding model. Public’s interpretation was divided into three meaning positions, i.e. Dominant Reading, Negotiated Reading, and Oppositional Reading. Study result showed that the public was active in interpreting infotainmentnews in Cempaka tabloid.Informants didn’t just accept information presented in Cempaka tabloid so that informants meaning tended to be in negotiated reading position. In the process of consuming and producing meanings on the reports of celebrity drug cases difference in informants backgrounds, education levels, and occupations became significant factors which differentiated their meanings. Key Words : infotainment; celebrity; interpretation;, reception. PENDAHULUAN Publik selalu tertarik dengan aktivitas selebritis, adanya informasi media yang senantiasa mengangkat aktivitas selebritis, selalu dinanti oleh masyarakat, terutama berita terbaru mengenai aktivitas selebritis. Jika publik kemudian mengetahui ada aktivitas selebritis yang memakai jenis narkoba baru, atau narkoba yang lama tapi baru dikenal, dalam satu kasus penangkapan selebritis, maka publik langsung mengarahkan spot light nya ke kasus selebritis ini. Media mempengaruhi pandangan masyarakat dalam proses pembentukan opini atau sudut pandangnya. Media massa memang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan opini publik sehingga dalam hal ini informasi yang diberikan dapat mempengaruhi keadaan komunikasi sosial pada masyarakat. Oleh karena itu dari berbagai pemberitaan di media massa mengenai kasus penangkapan Raffi Ahmad ini menimbulkan berbagi opini dari masyarakat. Setiap khalayak akan memiliki pandangan dan interpretasi yang berbeda terhadap suatu pemberitaan dalam suatu media termasuk dalam menginterpretasikan kasus selebritis pengguna narkoba. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi masing-masing. Media menawarkan suat pemaknaan (preferred reading). Namun hal itu ternyata tidak begitu saja mempengaruhi informan dalam memaknai pemberitaan tersebut. Informan memaknainya berdasarkan pengalaman mereka masing-masing. Ini sesuai dengan pernyataan Stuart Hall dalam John Fiske (2004 : 156) bahwa setiap teks yang sama akan menghasilkan makna yang berbeda tergantung latar sosial pembacanya. Ini bisa dilihat dari tema-tema pemaknaan yang disampaikan oleh informan. Dalam konteks ini, informan melakukan pembacaan terhadap pemberitaan kasus narkoba oleh artis Raffi Ahmad dengan cara masingmasing yang berbeda satu sama lain sehingga memunculkan pemaknaan yang berbeda pula sesuai dengan latar belakang serta pengalaman mereka. Pemaknaan tersebut terbagi menjadi tiga pemaknaan menurut Stuart Hall. Hal ini sekaligus dapat menjawab tujuan penelitian yang ingin memahami keberagaman resepsi khalayak dengan berbagai interpretasi serta pemaknaannya terhadap konstruksi media atas pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad yang ditampilkan oleh media. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Pendekatan yang digunakkan dalam penelitian ini yaitu analisis resepsi. Pendekatan analisis resepsi memberi kesempatan bagi audiens untuk lebih kritis terhadap pesan yang disampaikan dalam suatu pemberitaan. Penerimaan pemirsa tentang pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad akan berbeda satu sama lain, sehingga ada kemungkinan munculnya makna baru dari pemberitaan kasus tersebut. Secara operasional, dalam penelitian ini berusaha untuk memahami penerimaan audiens tentang pemberitaan kasus penagkapan Raffi Ahamad. Pemirsa yang aktif akan dapat mengkritisi dan mengeksploitasi pemberitaan penangkapan artis Raffi Ahmad. Masyarakat sebagai konsumen dari isi media sekaligus sebagai producer of meaning akan memaknai tayangan ini secara berbeda, karena teks yang sama mungkin bermakna berbeda pada audiens yang berbeda. Terkait dengan isi, infotainment sekarang merupakan tayangan yang menyajikan berita-berita dunia hiburan, para selebriti dan orang-orang terkenal di tanah air. Berita infotainment saat ini tidak jauh dari unsur sensasi, dalam penelitian ini ditemukan 3 unsur berita sensasi yaitu dramatisasi, gosip dan tidak seimbang (cover both side). Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memaknai secara berbeda, meskipun referensi media informan sama, yaitu tabloid Cempaka. Seluruh informan termasuk dalam kategori audiens aktif karena semua informan mengetahui dan dapat menjelaskan mengenai pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad oleh BNN. Informan menanggapi pemberitaan tersebut dengan berbeda antara informan satu dengan yang lainnya. Dari ketiga informan, dua diantaranya termasuk dalam negotiated reading. Hal ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya makna teks tidak bersifat tetap dan tunggal melainkan bisa ditafsirkan secara berbeda-beda oleh khalayak. Informan memaknai teks pemberitaan berdasarkan pengalaman dan struktur pengetahuan yang dimiliki. DAFTAR PUSTAKA Amir Piliang, Yasraf. (2003). Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta : Jalasutra. Baudrillard, Jean. (2004). Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Bungin, Burhan. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Barker, Chris. (2005). Cultural Studies: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Bentang Pustaka. Denzin, Norman K. & Yvonna S. Lincoln. (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Downing, John. (1990). Questioning The Media: A Critical Introduction. USA, New Burry Park California: SAGE Publication. Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS. Fiske, John. (2011). Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Junaedhi, Kurniawan. (1991). Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. (2006). Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Littlejohn, Stephen. (2009). Teori Komunikasi (Theories of Human Communication). Salemba Humanika. Jakarta. McQuail, Dennis. (2002). Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Erlangga Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya. Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Richard West, Lynn H.Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Buku2) (Edisi 3) Jakarta: Salemba Humanika. Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sobur, Alex. (2006). Psikologi Umum. 2006. Bandung: Pusataka Setia. Syahputra, Iswandi. (2006). Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Jakarta: Pilar Media. Tubbs, Strewart L., dan Sylvia Moss. (1996). Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: Rosda Karya. Rayner Philip, Petter Wall, dan Stephen Kruger. (2004). Media Studies: The Essential Resource. London: Routledge. Internet Kapanlagi. (2013). Hotma Sitompul: Masyarakat Tahu Kasus Raffi Janggal. Dalam http://id.omg.yahoo.com/news/hotma-sitompul-masyarakattahu- kasus-raffi-janggal-052600026.html. Diakses pada 21 Maret 2013. Halishin. (2013). Kejanggalan Kasus Raffi Ahmad. Dalam http://m.okezone.com/comment/2013/03/14/33/776037/. Diakses pada 21 Maret 2013 UU Pers. (1999). Dalam http://www.pwi.or.id/index.php/uu-kej. Diakses pada 9 April 2013. Anom, Erman. (2011). Wajah Pers Indonesia 1999-2011. Dalam http://www.ukm.my/jkom/journal/pdf_files/2011/V27_1_7.pdf. Diunduh pada 20 Mei 2013. Juliastuti, Nuraini. (2002). Studi Selebritis. Dalam http://kunci.or.id/collections/pdf/newsletter-kunci-11/. Diunduh pada 20 Mei 2013. Arifianto, S. (2013). Literasi Media dan Pemberdayaan Peran Kearifan.Lokal Masyarakat. Dalam http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/aptikaikp/ files/2013/02/LITERASI-MEDIA-DAN-PEMBERDAYAANMASYARAKAT. pdf. Diunduh pada 20 Januari 2014. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/4841} }
Refworks Citation Data :
ANALISIS RESEPSI KHALAYAK TERHADAP PEMBERITAANPENANGKAPAN KASUS NARKOBA RAFFI AHMAD PADA TABLOIDCEMPAKAAbstrakRamainya pemberitaan terhadap kasus penangkapan artis Raffi Ahmad terkaitnarkoba ini telah dimuat di berbagai media yang menjadi santapan publik sehinggamenimbulkan berbagai opini dalam masyarakat. Dalam pengemasaannya pemberitaaninfotainment sering mengalami kekeliruan diantaranya mengandung gosip, tidakbersifat edukatif, mengangkat berita sensasional, mendramatisir serta tidak berimbangsehingga melanggar etika dan aturan jurnalistik. Hal ini berpotensi memunculkanprosesgatekeeping pada masyarakat pada saat menerima informasi. Baik informasiyangbaik atau yang buruk dari pesohor idolanya.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna sebagaimana dimaksud olehmedia dan interpretasi khalayak terhadap pemberitaan penangkapan kasus narkobaRaffi Ahmad oleh BNN pada tabloid Cempaka. Tipe penelitian adalah kualitatifdengan pendekatan analisis resepsi, khalayak dipandang sebagai produser maknatidak hanya manjadi konsumen isi media. Penelitian ini menggunakan modelencoding-decoding Stuart Hall. Interpretasi khalayak terbagi dalam tiga posisipemaknaan yaitu Dominant Reading. Negotiated Reading, dan Oppositional Reading.Hasil penelitian menunjukkan bahwa khalayak aktif dalammenginterpretasikan berita infotainment dalam tabloid cempaka yangditerimanya.Informan tidak menerima begitu saja informasi yang disajikan dalamtabloid Cempaka sehingga pemaknaan informan cenderung termasuk dalam posisinegotiated reading. Dalam proses konsumsi dan produksi makna terhadappemberitaan kasus narkoba selebritis, perbedaan latar belakang, tingkat pendidikandan pekerjaan informan menjadi faktor yang penting yang membedakan pemaknaanmereka.Key Words : infotainment; selebritis; interpretasi;, resepsi.PUBLIC PERCEPTION ANALYSIS ON THE REPORTING OF RAFFIAHMAD DRUG ARRESTED IN CEMPAKA TABLOIDAbstractHectical news reports on the arrest of Raffi Ahmad, related to drugs in variousmass media consumed by the public, various public opinions arose. The format ofinfotainment reports often makes mistakes, such as containing gossips, being noteducational, reporting sensational news, dramatizing, as well as unfair, so they violatejournalistic ethics and regulations. This could potentially causes gatekeeping processin the public when receiving information, whether good or bad information of theircelebrity idols.This study was aimed to study the meaning as intended by the media andpublic’s interpretation on the reports of the drug arrest of Raffi Ahmad by BNN inCempakatabloid. The type of the study was qualitative using reception analysisapproach, the public was viewed as meaning producers, not only consumers of mediacontents. This study used Stuart Hall’sencoding-decoding model. Public’sinterpretation was divided into three meaning positions, i.e. Dominant Reading,Negotiated Reading, and Oppositional Reading.Study result showed that the public was active in interpretinginfotainmentnews in Cempaka tabloid.Informants didn’t just accept informationpresented in Cempaka tabloid so that informants meaning tended to be in negotiatedreading position. In the process of consuming and producing meanings on the reportsof celebrity drug cases difference in informants backgrounds, education levels, andoccupations became significant factors which differentiated their meanings.Key Words : infotainment; celebrity; interpretation;, reception.PENDAHULUANPublik selalu tertarik dengan aktivitas selebritis, adanya informasi media yangsenantiasa mengangkat aktivitas selebritis, selalu dinanti oleh masyarakat, terutamaberita terbaru mengenai aktivitas selebritis. Jika publik kemudian mengetahui adaaktivitas selebritis yang memakai jenis narkoba baru, atau narkoba yang lama tapibaru dikenal, dalam satu kasus penangkapan selebritis, maka publik langsungmengarahkan spot light nya ke kasus selebritis ini.Media mempengaruhi pandangan masyarakat dalam proses pembentukanopini atau sudut pandangnya. Media massa memang memiliki pengaruh yang sangatbesar dalam pembentukan opini publik sehingga dalam hal ini informasi yangdiberikan dapat mempengaruhi keadaan komunikasi sosial pada masyarakat. Olehkarena itu dari berbagai pemberitaan di media massa mengenai kasus penangkapanRaffi Ahmad ini menimbulkan berbagi opini dari masyarakat.Setiap khalayak akan memiliki pandangan dan interpretasi yang berbedaterhadap suatu pemberitaan dalam suatu media termasuk dalam menginterpretasikankasus selebritis pengguna narkoba. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pengalamanpribadi masing-masing. Media menawarkan suat pemaknaan (preferred reading).Namun hal itu ternyata tidak begitu saja mempengaruhi informan dalam memaknaipemberitaan tersebut. Informan memaknainya berdasarkan pengalaman merekamasing-masing. Ini sesuai dengan pernyataan Stuart Hall dalam John Fiske (2004 :156) bahwa setiap teks yang sama akan menghasilkan makna yang berbedatergantung latar sosial pembacanya. Ini bisa dilihat dari tema-tema pemaknaan yangdisampaikan oleh informan. Dalam konteks ini, informan melakukan pembacaanterhadap pemberitaan kasus narkoba oleh artis Raffi Ahmad dengan cara masingmasingyang berbeda satu sama lain sehingga memunculkan pemaknaan yangberbeda pula sesuai dengan latar belakang serta pengalaman mereka. Pemaknaantersebut terbagi menjadi tiga pemaknaan menurut Stuart Hall. Hal ini sekaligus dapatmenjawab tujuan penelitian yang ingin memahami keberagaman resepsi khalayakdengan berbagai interpretasi serta pemaknaannya terhadap konstruksi media ataspemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad yang ditampilkan oleh media.Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatifmerupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnyamelalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Pendekatan yangdigunakkan dalam penelitian ini yaitu analisis resepsi.Pendekatan analisis resepsi memberi kesempatan bagi audiens untuk lebihkritis terhadap pesan yang disampaikan dalam suatu pemberitaan. Penerimaanpemirsa tentang pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad akan berbedasatu sama lain, sehingga ada kemungkinan munculnya makna baru dari pemberitaankasus tersebut.Secara operasional, dalam penelitian ini berusaha untuk memahamipenerimaan audiens tentang pemberitaan kasus penagkapan Raffi Ahamad. Pemirsayang aktif akan dapat mengkritisi dan mengeksploitasi pemberitaan penangkapanartis Raffi Ahmad. Masyarakat sebagai konsumen dari isi media sekaligus sebagaiproducer of meaning akan memaknai tayangan ini secara berbeda, karena teks yangsama mungkin bermakna berbeda pada audiens yang berbeda.Terkait dengan isi, infotainment sekarang merupakan tayangan yangmenyajikan berita-berita dunia hiburan, para selebriti dan orang-orang terkenal ditanah air. Berita infotainment saat ini tidak jauh dari unsur sensasi, dalam penelitianini ditemukan 3 unsur berita sensasi yaitu dramatisasi, gosip dan tidak seimbang(cover both side).Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memaknai secara berbeda,meskipun referensi media informan sama, yaitu tabloid Cempaka. Seluruh informantermasuk dalam kategori audiens aktif karena semua informan mengetahui dan dapatmenjelaskan mengenai pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad olehBNN. Informan menanggapi pemberitaan tersebut dengan berbeda antara informansatu dengan yang lainnya. Dari ketiga informan, dua diantaranya termasuk dalamnegotiated reading. Hal ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya makna teks tidakbersifat tetap dan tunggal melainkan bisa ditafsirkan secara berbeda-beda olehkhalayak. Informan memaknai teks pemberitaan berdasarkan pengalaman danstruktur pengetahuan yang dimiliki.DAFTAR PUSTAKAAmir Piliang, Yasraf. (2003). Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies AtasMatinya Makna. Yogyakarta : Jalasutra.Baudrillard, Jean. (2004). Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: KreasiWacana.Bungin, Burhan. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif AktualisasiMetodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Barker, Chris. (2005). Cultural Studies: Teori dan Praktek. Yogyakarta:Bentang Pustaka.Denzin, Norman K. & Yvonna S. Lincoln. (2009). Handbook of QualitativeResearch. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Downing, John. (1990). Questioning The Media: A Critical Introduction.USA, New Burry Park California: SAGE Publication.Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.Yogyakarta: LKiS.Fiske, John. (2011). Cultural and Communication Studies. Yogyakarta:Jalasutra.Junaedhi, Kurniawan. (1991). Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka UtamaKriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana.Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. (2006). Jurnalistik:Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.Littlejohn, Stephen. (2009). Teori Komunikasi (Theories of HumanCommunication). Salemba Humanika. Jakarta.McQuail, Dennis. (2002). Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar.Jakarta: PT. ErlanggaMoleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, RemajaRosdakarya.Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.Richard West, Lynn H.Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisisdan Aplikasi (Buku2) (Edisi 3) Jakarta: Salemba Humanika.Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Sobur, Alex. (2006). Psikologi Umum. 2006. Bandung: Pusataka Setia.Syahputra, Iswandi. (2006). Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistikdalam Industri Televisi, Jakarta: Pilar Media.Tubbs, Strewart L., dan Sylvia Moss. (1996). Human CommunicationPrinsip-Prinsip Dasar. Bandung: Rosda Karya.Rayner Philip, Petter Wall, dan Stephen Kruger. (2004). Media Studies: TheEssential Resource. London: Routledge.InternetKapanlagi. (2013). Hotma Sitompul: Masyarakat Tahu Kasus Raffi Janggal.Dalam http://id.omg.yahoo.com/news/hotma-sitompul-masyarakattahu-kasus-raffi-janggal-052600026.html. Diakses pada 21 Maret2013.Halishin. (2013). Kejanggalan Kasus Raffi Ahmad. Dalamhttp://m.okezone.com/comment/2013/03/14/33/776037/. Diakses pada21 Maret 2013UU Pers. (1999). Dalam http://www.pwi.or.id/index.php/uu-kej. Diakses pada9 April 2013.Anom, Erman. (2011). Wajah Pers Indonesia 1999-2011. Dalamhttp://www.ukm.my/jkom/journal/pdf_files/2011/V27_1_7.pdf.Diunduh pada 20 Mei 2013.Juliastuti, Nuraini. (2002). Studi Selebritis. Dalamhttp://kunci.or.id/collections/pdf/newsletter-kunci-11/. Diunduh pada20 Mei 2013.Arifianto, S. (2013). Literasi Media dan Pemberdayaan Peran Kearifan.LokalMasyarakat. Dalam http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/aptikaikp/files/2013/02/LITERASI-MEDIA-DAN-PEMBERDAYAANMASYARAKAT.pdf. Diunduh pada 20 Januari 2014.
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.