BibTex Citation Data :
@article{IO4840, author = {Ilham Futaki and Sunarto Sunarto and Wiwid Rakhmad}, title = {Visualisasi Bentuk Kekerasan Pada Tayangan Komedi Pesbukers}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { JUDUL : Visualisasi Bentuk Kekerasan Pada Tayangan Komedi Pesbukers NAMA : Ilham Futaki NIM : D2C008090 Abstrak Tayangan komedi saat ini sangat menjamur kehadirannya di stasiun-stasiun televisi Indonesia. Salah satu tayangan hiburan berupa komedi yang digemari oleh khlayak adalah Pesbukers. Tayangan komedi Pesbukers ini mempunyai tema sketsa reality. Hal yang menarik dari tayangan komedi Pesbukers ini adalah karena Pesbukers masuk ke dalam salah satu program besar dengan rating yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kekerasan yang terjadi pada tayangan komedi Pesbukers. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi. Analisis isi digunakan untuk mendeskripsi dan menganalisis adanya kekerasan di 5 (lima) episode yang dijadikan sampel penelitian. Dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa terdapat banyak tindak kekerasan yang terjadi pada lima episode tayangan komedi Pesbukers. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat bentuk kekerasan yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: kekerasan verbal, kekerasan non verbal, dan kekerasan psikis. Dengan banyaknya adegan yang muncul, dapat diketahui juga peran dan jenis kelamin yang melakukan tindak kekerasan. Tidak hanya itu, selain kategorikategori yang telah disebutkan di atas, juga ditemukan penemuan menarik yang masih berkaitan dengan kekerasan, yaitu naturalisasi kekerasan pada media massa. Kata Kunci: Analisis Isi, Komedi, Kekerasan JUDUL : The Visualization Form of Violent On Comedy Show “Pesbukers” NAMA : Ilham Futaki NIM : D2C008090 Abstract Current comedy show was flourishing in Indonesia`s television stations. One popular comedy show that Indonesia favored is Pesbukers. This comedy show has a background story about sketch reality. One of interest thing about Pesbukers is entered into one big programme with high ratings. This research aimed to describe the violence in comedy show. This study used a quantitative approach to content analysis method. Content analysis is used to analyze and describing the violence in five episodes study sampled. From this research was conducted, there are many occured violence act in five episodes. The research result showed that there are violence act which is divided to three parts, among others: physical, non-physical, and psychological. With so many scenes of violence that appears, also can known figure and the role of sex who can oftten become a offenders. Not only that, besides in addition to the categories already mentioned, founded some interesting research that is related to violence is naturalization of violent act in the mass media. Keywords : Content Analysis, Comedy, Violence. BAB I PENDAHULUAN Televisi dengan kesempurnaan elemen komunikasi yang dimilikinya membuat media ini sangat digemari oleh khalayak, karena mudah, murah, dan bisa ditempatkan secara strategis. Televisi memang sangat mudah ditemui, dengan kesempurnaannya inilah yang membuat media ini berkembang dan semakin beragam, konten acara, maupun penyajiannya. Televisi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan manusia. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsanya menjadi ketagihan untuk mengonsumsinya. Televisi merupakan gabungan dari media gambar yang bisa bersifat politis, informatif (information), hiburan (entertainment), dan pendidikan (education), atau bahkan penggabungan dari ketiga elemen tersebut. Hiburan, sebagai salah satu peranan televisi memang tidak ada habisnya untuk menampilkan acara-acara yang bertemakan hiburan. Salah satu bentuk hiburan yang ditampilkan di berbagai stasiun televisi adalah komedi. Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriti) adalah sebuah acara televisi baru produksi stasiun televisi AnTV, yang ditayangkan setiap Senin hingga Jumat pada awalnya, dan ditayangkan pada pukul 18.00-19.00 (15 menit sebelum adzan dan dilanjutkan 3 menit kemudian setelah iklan). Pesbukers pertama kali tayang pada tanggal 25 Juli 2011. Format acara Pesbukers ini adalah sebuah sketsa reality, dicampur dengan guyonan-guyonan segar seperti pantun yang jenaka, dan rayuan gombal. Segala hal konyol dilakukan oleh para pemainnya agar bisa membuat penonton tertawa dengan apa yang dilakukannya, cerita didalam sketsanya diangkat dari kisah selebriti yang sedang hangat diperbincangkan di infotainment, tetap dengan tema kehidupan sehari-hari. Ide cerita dari episode-episodenya selalu berbeda dengan sebelum-sebelumnya, salah satu ciri khas lawakan dari Pesbukers, salah satu pemain rela ditaburi bedak kepalanya setelah mendapat pantun. Akan tetapi, di balik kelucuan pantun-pantun yang dikeluarkan, mengandung unsur merendahkan atau melecehkan. BAB II BATANG TUBUH Pesbukers sebagai salah satu acara komedi yang digemari oleh penontonnya, juga ditayangkan setiap hari, membuat khalayak menjadi terhipnotis dengan isi acaranya. Pesbukers telah membuat persepsi khalayak tentang kekerasan pada televisi menjadi homogen, dan jauh dari realita yang sebenarnya. Sehingga, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers menjadi umum di mata masyarakat. Ide-ide cerita yang berbeda di setiap episodenya menciptakan hal baru yang digemari pemirsanya. Segala tingkah laku pemain Pesbukers mampu membuat penontonnya tertawa dan terbawa, sehingga mereka (penonoton/pemirsa) seperti tidak menghiraukan adanya kekerasan dalam tayangan tersebut. Hal ini tidak lepas dari akibat produsen yang mengkonstruksi makna yang ada, sehingga penonton mulai terbiasa dengan makna baru yang muncul. Mereka (para pemain Pesbukers) mempresentasikan adegan-adegan kekerasan dalam tayangan komedi, yang seharusnya bisa membuat orang tertawa dengan cara-cara yang lebih cerdas tanpa harus mengedepankan kekerasan. Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling lengkap dalam menyampaikan unsur-unsur pesan bagi khalayak pemirsa, oleh karena dilengkapi dengan gambar dan suara yang terasa lebih hidup dan dapaat menjangkau ruang lingkup yang sangat luas. Kekerasan di dalam media kini sudah tidak dapat dibendung lagi keberadaannya, baik dalam media cetak maupun media elektronik. Beberapa riset komunikasi massa menunjukkan bahwa kekerasan bukan lagi merupakan hal yang tabu bagi pemirsanya. Media massa seringkali diibaratkan sebagai pedang bermata dua. Di salah satu sisi berguna untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikan seperti memberikan informasi dan menghibur, di sisi yang lain juga menyebarkan nilai-nilai negatif yang tidak baik untuk masyarakat. Perkembangannya, peneliti telah mengamati bahwa jumlah tayangan kekerasan di televisi telah meningkat. Khalayak tidak lagi merasa heran melihat adegan orang-orang yang berkelahi dan seringkali melakukan upaya pembunuhan di beberapa tayangan seperti sinetron, film kartun, tayangan komedi. bahkan, sinetron sekarang ini kebanyakan tidak ada alur ceritanya, dan yang pasti mempertontonkan adegan kekerasan di dalamnya. Tidak hanya di dalam sinetron, dewasa ini tayangan kekerasan juga terdapat di dalam komedi. seperti contoh Pesbukers. Dengan kedok komedi sketsa reality, para pemain dalam acara tersebut seringkali melakukan adegan kekerasan seperti mendorong, mencemooh, mengelabuhi bintang tamu atau pemain lainnya, menaburkan bedak ke salah satu pemain dan berbagai macam adegan yang dianggap sebagai hal yang lucu untuk menarik pemirsanya, tetapi mengandung unsur kekerasan di dalamnya. Menurut UU Penyiaran Pasal 36 ayat 3, isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran. Tetapi dewasa ini, kekerasan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dihindari dari beragam tayangan di televisi. Bahkan masyarakat terkadang tidak menyadari adanya kekerasan dalam program tayangan yang mereka konsumsi. Pesbukers merupakan salah satu program komedi yang mengusung konsep “sketsa reality” di mana gosip-gosip yang sedang “in” dimasukkan ke dalam bentuk sketsa komedi. Walaupun sudah berulang kali ditegur oleh KPI, karena seringkali menyisipkan unsur kekerasan dan pelecehan dalam sketsa komedi yang mereka mainkan, program komedi masih saja ditayangkan hingga saat ini. Dalam program tayangan komedi Pesbukers, menarik untuk diperhatikan bagaimana Pesbukers menampilkan bentuk kekerasan dalam setiap tayangannya? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kekerasan yang ditayangkan pada program tayangan komedi Pesbukers. Dalam sebuah tayangan komedi yang menjadi objek penelitian ini menggunakan kategori-kategori untuk menghitung jumlah kekerasan yang muncul pada tayangan komedi Pesbukers. - Fisik/nonverbal, berupa bentuk atau perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pemain Pesbukers terhadap korban dengan cara memukul, menendang, melemparkan barang ke tubuh korban atau sebaliknya, menganiaya. - Nonfisik/verbal, kekerasan yang terjadi dengan cara membentak, melecehkan orang lain, melontarkan kata-kata yang bersifat menghina, memerintah orang lain dengan seenaknya. - Psikis, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers terhadap mental korban dengan cara menakut-nakuti, merendahkan, mengancam BAB III PENUTUP Pesbukers, sebagai salah satu acara komedi yang di favoritkan pemirsanya, ternyata mengandung unsur kekerasan di dalamnya. Penelitian yang telah dilakukan dan mendapatkan hasil temuan penelitian menyatakan bahwa dari 3 (tiga) kekerasan yang dijadikan tolak ukur, muncul pada tayangan komedi Pesbukers. Hasil temuan penelitian yang dilakukan, bahwa kekerasan tidak lepas dari realitas kehidupan, bahkan media massa pun memberikan informasi yang sarat akan kekerasan verbal, non verbal maupun kekerasan psikis. Jumlah tokoh yang ada pada tayangan komedi Pesbukers juga mempengaruhi kekerasan yang terjadi dengan cara yang berbeda-beda. Berdasarkan dari hasil temuan penelitian, kekerasan verbal menjadi pemicu dari kekerasan yang banyak muncul dalam penelitian ini }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/4840} }
Refworks Citation Data :
JUDUL : Visualisasi Bentuk Kekerasan Pada Tayangan KomediPesbukersNAMA : Ilham FutakiNIM : D2C008090AbstrakTayangan komedi saat ini sangat menjamur kehadirannya di stasiun-stasiuntelevisi Indonesia. Salah satu tayangan hiburan berupa komedi yang digemari olehkhlayak adalah Pesbukers. Tayangan komedi Pesbukers ini mempunyai temasketsa reality. Hal yang menarik dari tayangan komedi Pesbukers ini adalahkarena Pesbukers masuk ke dalam salah satu program besar dengan rating yangtinggi.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kekerasan yang terjadipada tayangan komedi Pesbukers. Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dengan metode analisis isi. Analisis isi digunakan untuk mendeskripsidan menganalisis adanya kekerasan di 5 (lima) episode yang dijadikan sampelpenelitian.Dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa terdapat banyak tindakkekerasan yang terjadi pada lima episode tayangan komedi Pesbukers. Hasilpenelitian juga menunjukkan bahwa terdapat bentuk kekerasan yang terbagimenjadi tiga bagian, yaitu: kekerasan verbal, kekerasan non verbal, dan kekerasanpsikis. Dengan banyaknya adegan yang muncul, dapat diketahui juga peran danjenis kelamin yang melakukan tindak kekerasan. Tidak hanya itu, selain kategorikategoriyang telah disebutkan di atas, juga ditemukan penemuan menarik yangmasih berkaitan dengan kekerasan, yaitu naturalisasi kekerasan pada media massa.Kata Kunci: Analisis Isi, Komedi, KekerasanJUDUL : The Visualization Form of Violent On Comedy Show“Pesbukers”NAMA : Ilham FutakiNIM : D2C008090AbstractCurrent comedy show was flourishing in Indonesia`s television stations. Onepopular comedy show that Indonesia favored is Pesbukers. This comedy show hasa background story about sketch reality. One of interest thing about Pesbukers isentered into one big programme with high ratings.This research aimed to describe the violence in comedy show. This study used aquantitative approach to content analysis method. Content analysis is used toanalyze and describing the violence in five episodes study sampled.From this research was conducted, there are many occured violence act in fiveepisodes. The research result showed that there are violence act which is dividedto three parts, among others: physical, non-physical, and psychological. With somany scenes of violence that appears, also can known figure and the role of sexwho can oftten become a offenders. Not only that, besides in addition to thecategories already mentioned, founded some interesting research that is related toviolence is naturalization of violent act in the mass media.Keywords : Content Analysis, Comedy, Violence.BAB IPENDAHULUANTelevisi dengan kesempurnaan elemen komunikasi yang dimilikinya membuatmedia ini sangat digemari oleh khalayak, karena mudah, murah, dan bisaditempatkan secara strategis. Televisi memang sangat mudah ditemui, dengankesempurnaannya inilah yang membuat media ini berkembang dan semakinberagam, konten acara, maupun penyajiannya. Televisi telah menjadi bagian yangtak terpisahkan dari kebutuhan manusia. Televisi dengan berbagai acara yangditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuatpemirsanya menjadi ketagihan untuk mengonsumsinya. Televisi merupakangabungan dari media gambar yang bisa bersifat politis, informatif (information),hiburan (entertainment), dan pendidikan (education), atau bahkan penggabungandari ketiga elemen tersebut.Hiburan, sebagai salah satu peranan televisi memang tidak ada habisnyauntuk menampilkan acara-acara yang bertemakan hiburan. Salah satu bentukhiburan yang ditampilkan di berbagai stasiun televisi adalah komedi.Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriti) adalah sebuah acara televisi baruproduksi stasiun televisi AnTV, yang ditayangkan setiap Senin hingga Jumat padaawalnya, dan ditayangkan pada pukul 18.00-19.00 (15 menit sebelum adzan dandilanjutkan 3 menit kemudian setelah iklan). Pesbukers pertama kali tayang padatanggal 25 Juli 2011. Format acara Pesbukers ini adalah sebuah sketsa reality,dicampur dengan guyonan-guyonan segar seperti pantun yang jenaka, dan rayuangombal. Segala hal konyol dilakukan oleh para pemainnya agar bisa membuatpenonton tertawa dengan apa yang dilakukannya, cerita didalam sketsanyadiangkat dari kisah selebriti yang sedang hangat diperbincangkan di infotainment,tetap dengan tema kehidupan sehari-hari. Ide cerita dari episode-episodenya selaluberbeda dengan sebelum-sebelumnya, salah satu ciri khas lawakan dari Pesbukers,salah satu pemain rela ditaburi bedak kepalanya setelah mendapat pantun. Akantetapi, di balik kelucuan pantun-pantun yang dikeluarkan, mengandung unsurmerendahkan atau melecehkan.BAB IIBATANG TUBUHPesbukers sebagai salah satu acara komedi yang digemari olehpenontonnya, juga ditayangkan setiap hari, membuat khalayak menjadi terhipnotisdengan isi acaranya. Pesbukers telah membuat persepsi khalayak tentangkekerasan pada televisi menjadi homogen, dan jauh dari realita yang sebenarnya.Sehingga, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers menjadi umumdi mata masyarakat. Ide-ide cerita yang berbeda di setiap episodenya menciptakanhal baru yang digemari pemirsanya. Segala tingkah laku pemain Pesbukersmampu membuat penontonnya tertawa dan terbawa, sehingga mereka(penonoton/pemirsa) seperti tidak menghiraukan adanya kekerasan dalamtayangan tersebut. Hal ini tidak lepas dari akibat produsen yang mengkonstruksimakna yang ada, sehingga penonton mulai terbiasa dengan makna baru yangmuncul. Mereka (para pemain Pesbukers) mempresentasikan adegan-adegankekerasan dalam tayangan komedi, yang seharusnya bisa membuat orang tertawadengan cara-cara yang lebih cerdas tanpa harus mengedepankan kekerasan.Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah merasukke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memilikikarakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaianpesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling lengkap dalam menyampaikanunsur-unsur pesan bagi khalayak pemirsa, oleh karena dilengkapi dengan gambardan suara yang terasa lebih hidup dan dapaat menjangkau ruang lingkup yangsangat luas.Kekerasan di dalam media kini sudah tidak dapat dibendung lagikeberadaannya, baik dalam media cetak maupun media elektronik. Beberapa risetkomunikasi massa menunjukkan bahwa kekerasan bukan lagi merupakan hal yangtabu bagi pemirsanya. Media massa seringkali diibaratkan sebagai pedangbermata dua. Di salah satu sisi berguna untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikanseperti memberikan informasi dan menghibur, di sisi yang lain juga menyebarkannilai-nilai negatif yang tidak baik untuk masyarakat. Perkembangannya, penelititelah mengamati bahwa jumlah tayangan kekerasan di televisi telah meningkat.Khalayak tidak lagi merasa heran melihat adegan orang-orang yang berkelahi danseringkali melakukan upaya pembunuhan di beberapa tayangan seperti sinetron,film kartun, tayangan komedi. bahkan, sinetron sekarang ini kebanyakan tidak adaalur ceritanya, dan yang pasti mempertontonkan adegan kekerasan di dalamnya.Tidak hanya di dalam sinetron, dewasa ini tayangan kekerasan juga terdapat didalam komedi. seperti contoh Pesbukers. Dengan kedok komedi sketsa reality,para pemain dalam acara tersebut seringkali melakukan adegan kekerasan sepertimendorong, mencemooh, mengelabuhi bintang tamu atau pemain lainnya,menaburkan bedak ke salah satu pemain dan berbagai macam adegan yangdianggap sebagai hal yang lucu untuk menarik pemirsanya, tetapi mengandungunsur kekerasan di dalamnya.Menurut UU Penyiaran Pasal 36 ayat 3, isi siaran wajib memberikanperlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak danremaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembagapenyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayaksesuai dengan isi siaran. Tetapi dewasa ini, kekerasan merupakan salah satuaspek yang tidak dapat dihindari dari beragam tayangan di televisi. Bahkanmasyarakat terkadang tidak menyadari adanya kekerasan dalam program tayanganyang mereka konsumsi.Pesbukers merupakan salah satu program komedi yang mengusung konsep“sketsa reality” di mana gosip-gosip yang sedang “in” dimasukkan ke dalambentuk sketsa komedi. Walaupun sudah berulang kali ditegur oleh KPI, karenaseringkali menyisipkan unsur kekerasan dan pelecehan dalam sketsa komedi yangmereka mainkan, program komedi masih saja ditayangkan hingga saat ini. Dalamprogram tayangan komedi Pesbukers, menarik untuk diperhatikan bagaimanaPesbukers menampilkan bentuk kekerasan dalam setiap tayangannya?Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentukkekerasan yang ditayangkan pada program tayangan komedi Pesbukers.Dalam sebuah tayangan komedi yang menjadi objek penelitian inimenggunakan kategori-kategori untuk menghitung jumlah kekerasan yang munculpada tayangan komedi Pesbukers.- Fisik/nonverbal, berupa bentuk atau perilaku kekerasan yang dilakukanoleh pemain Pesbukers terhadap korban dengan cara memukul,menendang, melemparkan barang ke tubuh korban atau sebaliknya,menganiaya.- Nonfisik/verbal, kekerasan yang terjadi dengan cara membentak,melecehkan orang lain, melontarkan kata-kata yang bersifat menghina,memerintah orang lain dengan seenaknya.- Psikis, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers terhadapmental korban dengan cara menakut-nakuti, merendahkan, mengancamBAB IIIPENUTUPPesbukers, sebagai salah satu acara komedi yang di favoritkan pemirsanya,ternyata mengandung unsur kekerasan di dalamnya. Penelitian yang telahdilakukan dan mendapatkan hasil temuan penelitian menyatakan bahwa dari 3(tiga) kekerasan yang dijadikan tolak ukur, muncul pada tayangan komediPesbukers.Hasil temuan penelitian yang dilakukan, bahwa kekerasan tidak lepas darirealitas kehidupan, bahkan media massa pun memberikan informasi yang saratakan kekerasan verbal, non verbal maupun kekerasan psikis. Jumlah tokoh yangada pada tayangan komedi Pesbukers juga mempengaruhi kekerasan yang terjadidengan cara yang berbeda-beda.Berdasarkan dari hasil temuan penelitian, kekerasan verbal menjadipemicu dari kekerasan yang banyak muncul dalam penelitian ini
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.