slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGARUH TERPAAN PUBLISITAS HIJABERS COMMUNITY DI MEDIA MASSA DAN INTENSITAS INTERAKSI DENGAN PEER GROUP TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN HIJAB DI KALANGAN REMAJA | Mashitasari | Interaksi Online skip to main content

PENGARUH TERPAAN PUBLISITAS HIJABERS COMMUNITY DI MEDIA MASSA DAN INTENSITAS INTERAKSI DENGAN PEER GROUP TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN HIJAB DI KALANGAN REMAJA


Citation Format:
Abstract

Nama : Intan Mashitasari
NIM : D2C009137
Judul : Pengaruh Terpaan Publisitas Hijabers Community Di Media
Massa dan Intensitas Interaksi Dengan Peer Group
Terhadap Sikap Dan Perilaku Dalam Pengambilan
Keputusan Menggunakan Hijab Di Kalangan Remaja
ABSTRAK
Dewasa ini banyak bermunculan komunitas muslim di Indonesia, salah satunya adalah Hijabers
Community yang bertujuan mengajak muslimah untuk berhijab. Namun, meskipun Hijabers
Communiy telah memberikan terpaan publisitas di media massa, masih banyak muslimah di
Indonesia yang enggan memutuskan untuk berhijab. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa
banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang dalam memutuskan untuk menggunakan hijab,
salah satunya adalah faktor intensitas interaksi dengan peer group. Tujuan penelitian ini untuk
mengkaji seberapa besar pengaruh antara terpaan publisitas Hijabers Community di media massa
dan intensitas interaksi dengan peer group terhadap sikap dan perilaku dalam pengambilan
keputusan menggunakan hijab di kalangan remaja. Teori yang digunakan adalah Teori Nilai
Ekspektasi (Expectancy-Value Theory) dari Martin Fishbein dan Teori Pemrosesan-Informasi
(Information Processing Theory) dari McGuire. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tipe penelitian explanatory (penjelasan). Sedangkan Teknik pengambilan sampelnya
adalah Non Random dengan total sampel sebanyak 45 responden. Alat yang digunakan untuk
analisis data adalah uji statistik Kendall’s tau_b, Konkordasi Kendall (W), dan Multinominal
logistic regression.
Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara terpaan publisitas Hijabers Community di media massa dan intensitas interaksi
dengan peer group terhadap sikap remaja pada penggunaan hijab. Ditunjukkan pada angka
signifikan sebesar 0,000 dengan koefisien korelasi 0.927 dan 0,842. Lain halnya dengan hasil
pengujian hipotesis kedua yang menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
sikap remaja pada penggunaan hijab terhadap perilaku dalam pengambilan keputusan
menggunakan hijab di kalangan remaja. Hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak dengan
angka signifikan pada variabel sikap sebesar 0,171 atau p > 0,05. Variasi variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen hanya sebesar 7,5% dan sisanya sebesar 92,5%
dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Artinya adalah sikap hanya mampu memberikan kontribusi
pada perubahan perilaku hanya sebesar 7,5%, sehingga tidak cukup kuat pengaruhnya karena
perubahan perilaku 92,5% nya justru dipengaruhi oleh faktor lain di luar sikap.
Kata Kunci : Hijabers Community, Peer Group, Hijab
ABSTRACT
Nowadays many of the emerging muslim community in Indonesia, one of which is the Hijaber
Community which aims to spurring muslim women to thhe use of hijab. However, despite
Hijabers Communiy has given exposure to publicity in the mass media, many muslim women in
Indonesia who reluctantly decide to the use of hijab. It cannot be denied that a lot of factors that
affect a person's aspect in deciding to use a hijab, one of which is the factor intensity of
interaction with peer group. The purpose of this research was to examine the extent of the
influence of exposure publicity to Hijabers Community in the mass media and the intensity of
the interaction with the peer group against attitudes and behaviors in decision-making using hijab
among adolescents. Theory used is Expectancy-Value Theory from Martin Fishbein and
Information Processing Theory of Mcguire. Research type used in this research is type research
explanatory. While the technique of making sampelnya was a Non Random sample totaling as
many as 45 of the respondents. While the tools used for data analysis is statistical tests Kendall’s
Tau_b, Konkordasi Kendall (W), and Multinominal logistic regression.
The results of research on the testing of hypotheses first shows that there are significant
influence between of exposure publicity to Hijabers Community in the mass media and intensity
of interaction with peer group with the teenager on the use of hijab. A significant number are
shown on the registration of the correlation coefficient 0.000 and 0.927 and 0.842. Another is the
case with the results of the testing of hypotheses second which indicates there is no significant
influence between attitude teenagers on the use of hijab against behavior in decision making use
of hijab among teenagers. The second hypothesis in this research rejected with the number of
significant on the variables of attitude of 0,171 or p > 0,05. Variation the dependent variable that
can be described by the independent variable is only 7.5 % and the rest by 92,5 % described by
other causes. That means attitude could only contributed to change behavior only 7.5 %, so not
strong enough its influence because of 92,5 % behavioral change influenced by these factors
beyond attitude.
Keywords : Hijabers Community, Peer Group, Hijab.
1. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan media komunikasi yang semakin maju berdampak pada
perubahan bentuk sarana komunikasi massa yang semakin beragam. Jika adanya perkembangan
media komunikasi biasanya berkaitan dengan media massa sebagai sarana untuk berkomunikasi,
kini tidak hanya media massa saja yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan.
Namun, penyampaian pesan dapat pula dilakukan dengan membentuk suatu komunitas.
Komunitas menjadi salah satu media komunikasi yang dapat menciptakan kedekatan
tersendiri dengan khalayak. Karena komunitas dianggap sebagai wadah yang tepat untuk
berkumpul dan mengekspresikan diri di antara orang-orang yang memiliki kesamaan hobi,
interest, serta visi dan misi. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya komunitas-komunitas yang
muncul di tengah masyarakat. Salah satunya adalah munculnya Hijabers Community yang akhirakhir
ini ‘happening’ di kalangan remaja muslim Indonesia.
Hijabers Community merupakan komunitas wanita berhijab yang didirikan pada 27
November 2010 di Jakarta. Sekitar 30 perempuan dari berbagai latar belakang dan profesi
berkumpul untuk berbagi visi mereka untuk membentuk sebuah komunitas yang mengakomodasi
kegiatan yang terkait dengan hijab dan muslimah. Dari fashion untuk studi Islam dan dari gaya
hijab untuk belajar Islam.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai visi dan misi tersebut adalah melalui
kegitan publisitas. Jika dibandingkan dengan sosialisasi, iklan, maupun berita, aktivitas publisitas
akan lebih mudah masuk ke benak target sasaran. Sebab, kerja publisitas sering mempromosikan
apa saja, siapa saja, di mana saja, dan dengan cara apa saja. Selain itu, publisitas sendiri
mempunyai fungsi untuk menarik perhatian dan menciptakan kesadaran dengan cara apapun
yang kredibel dan relevan. Oleh karenanya, publisitas terkait dua pihak yakni pihak yang
mendapatkan publisitas dan pihak yang membuat publisitas (Liliweri, 2011: 457).
Sejak berdiri November 2010 lalu, dengan memanfaatkan media massa, baik itu media
tradisional, media elektroik, media luar ruangan, hingga new media, berbagai bentuk upaya
mewujudkan visi dan misi Hijabers Community pun telah banyak dilakukan. Sebagai bentuk
kegiatan terpaan publisitas di media massa tersebut, setiap Selasa berita mengenai Hijabers
Community menjadi rubik khusus di surat kabar Republika bagian Suplemen Republika yaitu
Leisure, dengan nama Hijabers Community Corner. Hijabers Community juga membuat buku
mengenai fashion muslimah yang di dalamnya berisi ulasan cara bergaya dan berhijab stylist
yang terinspirasi dari street style wanita modern di Eropa. Bahkan untuk menunjukkan
eksistensinya, Hijabers Community juga membuat fans page di new media berupa blog
komunitas, Facebook, Twitter, Instagram, dan Account Youtube yang selalu mengupdate
informasi-informasi seputar hijab dan muslimah.
Langkah Hijabers Community untuk mengajak muslimah di Indonesia agar tidak ragu dalam
berhijab juga banyak diikuti oleh komunitas muslim di kota-kota besar di Indonesia, salah
satunya Kota Semarang yang menyebut dirinya sebagai Hijabi Community Semarang. Secara
garis besar, komunitas yang didirikan pada Juni 2011 ini memiliki fokus orientasi yang sama
dengan Hijabers Community. Dengan anggota kurang lebih 300 wanita muslimah di Semarang
dan jumlah followers twitter yang mencapai 985 serta 3.674 orang teman di facebook, Hijabi
Community Semarang ini muncul sebagai wadah untuk menyampaikan syiar Islam dalam
mendorong muslimah di Semarang untuk menggunakan hijab. (http//14fo%20hs/berdirinyaforum-
hijabers-fhb.html diunduh pada 13 Januari 2013 pukul 21:25 WIB).
Lahirnya komunitas muslim di Semarang bukan tanpa alasan. Menurut Badan Pusat Statistik
Jawa Tengah, jumlah penduduk di Wilayah Semarang pada 2010 sebanyak 978.253 jiwa, di
mana 873.421 jiwa (93,54 %) dari jumlah tersebut adalah pemeluk agama Islam. Hal ini
menunjukkan bahwa Semarang adalah daerah yang sesuai untuk dijadikan sebagai sasaran
publisitas dari komunitas hijabers, sebab sebagian besar penduduknya adalah muslim.
Publisitas yang dilakukan Hijabers Community merupakan upaya yang bisa berhasil bila
masing-masing individu dalam merespon pesan akan berperilaku seperti yang diharapkan.
Keberhasilan bisa terjadi bila pesan yang disampaikan telah dapat menyentuh aspek behavior
dari masing-masing individu.
Secara global di awal 2010, berdasarkan Data Sensus Penduduk 2010: Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia, tercatat jumlah penduduk Indonesia saat itu adalah 237.556.363 jiwa. Dari
jumlah penduduk tersebut, 207.176.162 jiwa atau sekitar 87,18% memeluk agama Islam.
Sedangkan berdasarkan data dari Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian
Perindustrian terkait dengan acara Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF) 2012, menurut Euis
Saidah, kurang lebih hingga 2012 hanya 20 juta penduduk Indonesia yang telah menggunakan
hijab. (http://ikm.kemenperin.go.id/ diunduh pada 14 Januari 2013 pukul 10:15 WIB).
Melihat minimnya pengguna hijab di Indonesia tersebut menunjukkan meskipun telah
banyak upaya strategi komunikasi yang telah dilakukan melalui kegiatan publisitas sejak 2010
lalu, tidak berdampak pada perubahan perilaku muslimah dalam memutuskan untuk berhijab.
Hal tersebut berarti kegiatan publisitas yang dilakukan Hijabers Community tidak efektif, sebab
visi dan misi telah dikomunikasikan, namun tetap tidak berdampak pada perubahan perilaku dari
muslimah Indonesia.
Memang tidak dapat dipungkiri jika banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang dalam
memutuskan untuk menggunakan hijab. Tidak hanya peran media massa saja yang dapat
memberikan rangsangan seseorang untuk memutuskan menggunakan hijab, namun faktor
intensitas interaksi dengan peer group pun diduga mampu memberikan dorongan tersendiri.
Intensitas interaksi dengan peer group dapat menimbulkan pengaruh perubahan perilaku/
kepercayaan menuju norma yang dianut dalam kedekatan hubungan mereka. Bila sejumlah orang
dalam peer groupnya mengatakan atau melakukan tindakan tertentu, ada kecenderungan orangorang
yang terjalin kedekatan hubungan dengan peer group ikut berinteraksi untuk mengatakan
dan melakukan tindakan yang sama.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh antara terpaan publisitas
Hijabers Community di media massa dan intensitas interaksi dengan peer group terhadap sikap
dan perilaku dalam pengambilan keputusan menggunakan hijab di kalangan remaja.
3. Kerangka Teori
Penelitian ini menggunakan Teori Nilai Ekspektasi (Expectancy-Value Theory) dari
Martin Fishbein yang secara garis besarnya menjelaskan bahwa perubahan perilaku seseorang
tidak hanya dipengaruhi oleh terpaan informasi saja, namun faktor lain di luar informasi pun
memiliki pengaruh yang signifikan. Faktor lain di luar informasi tersebut adalah faktor intensitas
interaksi dengan teman. Perlu disadari bahwa setiap rangsangan yang melalui media massa
bukanlah satu-satunya rangsangan yang menerpa individu dalam suatu saat tertentu, melainkan
merupakan salah satu dari sekian banyak rangsangan yang ada. Dalam menerima pesan-pesan
komunikasi dari media massa, orang tidak hanya memperoleh dari interaksinya dengan media
saja, akan tetapi terkadang diperoleh melalui hubungan atau kontak sosial dengan orang lain
(lingkungan). Hubungan sosial seperti itulah yang merupakan salah satu variabel yang turut
menentukan besarnya pengaruh media massa. Meskipun sesungguhnya individu yang menerima
pesan, akan tetapi tidak dapat dipungkiri jika pengaruh kelompok sosial dan masyarakat melekat
dan memberikan pengaruh.
Meskipun asumsi dasar dalam Expectancy-Value Theory menjelaskan bahwa informasi dan
teman hanya mampu menyentuh aspek sikap (afektif) saja. Namun, dalam penjelasannya
Fishbein mengemukakan bahwa fungsi sikap seseorang mampu mempengaruhi tujuan seseorang
dalam melakukan sebuah perilaku (behavior) tertentu, karenanya perilaku seseorang sering
ditentukan oleh sikap mereka.
Dan diperkuat dengan menggunakan Teori Pemrosesan-Informasi (Information
Processing Theory) dari McGuire yang menjelaskan tentang adanya hubungan bahwa perubahan
perilaku seseorang dapat terlihat dari sikapnya. Ketika seseorang mengalami perubahan sikap
bisa jadi diikuti pula dengan perubahan perilaku. Sebab, perilaku seseorang seringkali ditentukan
oleh sikap mereka. Pernyataan yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dan
perilaku sesuai dengan penjelasan di atas diperkuat oleh Teori Pemrosesan-Informasi
(Information Processing Theory) dari McGuire. Teori ini menyebutkan bahwa perubahan sikap
terdiri dari beberapa tahapan yang masing-masing tahapannya merupakan kejadian penting yang
dijadikan patokan untuk tahap selanjutnya, yaitu tahap perubahan perilaku. Tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pesan dikomunikasikan
2. Penerima pesan memperhatikan
3. Muncul rasa suka atau tertarik
4. Penerima memahami pesan (mempelajari sesuatu)
5. Penerima terpengaruh dan yakin dengan argumen dari pesan (perubahan sikap)
6. Penyimpanan informasi pesan dalam memori
7. Kesepakatan dan pemunculan kembali informasi
8. Pengambilan keputusan berdasarkan pemunculan kembali informasi
9. Berperilaku sesuai dengan keputusan
(Severin & Tankard, 2005: 204).
Selain itu, mengutip dari Werner J. Severin dan James W. Tankard, yang menyebutkan
bahwa sikap memiliki tiga komponen yaitu : komponen afektif (mengacu pada kesukaan atau
perasaan terhadap sebuah objek), komponen kognitif (mengacu pada keyakinan terhadap sebuah
objek), dan komponen perilaku (yang mengacu pada tindakan terhadap objek) menunjukkan
bahwa ketika seseorang mengalami perubahan sikap diikuti pula dengan perubahan perilaku
yang nyata. Misalnya, ketika remaja memiliki sikap tertarik dengan informasi tentang hijab yang
disampaikan oleh Hijabers Community, maka :
 Afektif, tertarik dan menyukai informasi-informasi yang berkaitan dengan trend berhijab
 Kognitif, yakin bahwa informasi tentang trend hijab tersebut baik dan sesuai untuk remaja
dan dapat membuatnya lebih gaya dan tampak lebih alim/ muslimah
 Perilaku, mencari informasi tentang trend hijab yang lebih rinci di media massa misalnya,
mengumpulkan tutorial hijab, dan memutuskan untuk berhijab.
4. Hasil Penelitian
Hubungan variabel terpaan publisitas Hijabers Community (X1) dan intensitas interaksi
dengan peer group (X2) dengan sikap remaja (Z) diketahui dari angka taraf signifikan dan
koefisien korelasi hasil pengujian uji statistik Kendall's Tau_b. Taraf signifikan pada penelitian
ini menunjukkan angka signifikansi sebesar 0.000. Sedangkan koefisien korelasi ditunjukkan
dengan angka 0.927 dan 0,842 yang artinya Ha1 (Hipotesis Alternative) dalam penelitian ini
diterima yaitu terdapat hubungan antara terpaan publisitas Hijabers Community di media massa
dan intensitas interaksi peer group dengan sikap remaja pada penggunaan hijab.
Ketentuan pengujian hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan melihat signifikansi dan
koefisien korelasi. Nilai signifikansi yang digunakan adalah <1% dengan koefisien korelasi >0,3.
Apabila signifikansi kurang dari sama dengan 1% dan koefisien korelasi lebih dari sama dengan
0,3 maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Signifikansi untuk variabel terpaan publisitas dan
intensitas interaksi (X) adalah 0,000 berarti di bawah 0,01 dengan koefisien korelasi 0.927 dan
0,842 (lebih dari 0,3) maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel terpaan publisitas Hijabers Community di media massa (X1) dan intensitas interaksi
dengan peer group (X2) benar-benar berhubungan dengan sikap remaja pada penggunaan hijab
(Z).
Hubungan variabel independen terhadap dependen ini signifikan pada taraf kepercayaan
pada level 0,01 sehingga dapat dikatakan hubungan variabel terpaan publisitas Hijabers
Community di media massa (X1) dan intensitas interaksi dengan peer group (X2) dengan sikap
remaja pada penggunaan hijab (Z) sangat signifikan pada taraf kepercayaan 99%.
Sedangkan pada Konkordasi Kendall (W) menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar
0,925 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan hasil tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa hipotesis pada Ha1 yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan
publisitas Hijabers Community dan intensitas interaksi dengan peer group terhadap sikap remaja
pada penggunaan hijab diterima. Artinya bahwa tingginya terpaan publisitas yang disampaikan
oleh Hijabers Community di media dan tingginya intensitas berinteraksi dengan peer group dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap remaja pada penggunaan hijab.
Pengaruh variabel sikap remaja pada penggunaan hijab (Z) terhadap perilaku dalam
pengambilan keputusan menggunakan hijab di kalangan remaja (Y) diketahui dari angka Pseudo
R-Square (nilai R2), Likelihood Ratio Test (angka taraf signifikan), dan Parameter Estimates
(angka persentase variabel prediktor).
Perhitungan Pseudo R-Square pada penelitian ini menunjukkan anka R2 sebesar 7,5%, yang
berarti variasi variabel dependen (perilaku dalam pengambilan keputusan menggunakan hijab di
kalangan remaja) yang dapat dijelaskan oleh variabel prediktor adalah hanya sebesar 7,5% dan
sisanya sebesar 92,5% dijelaskan oleh variasi lain di luar model. Intinya adalah semakin kecil
nilai R2 berarti semakin terbatas kemampuan prediktor atau variabel independen (X) dalam
menjelaskan variasi variabel dependen (Y).
Sedangkan perhitungan Likelihood ratio test menunjukkan kontribusi setiap variabel
prediktor terhadap model sebesar 0,171. Yang berarti bahwa variabel prediktor tersebut tidak
memberikan kontribusi pada model atau bisa dikatakan tidak memberikan pengaruh pada
variabel dependen yaitu perilaku dalam pengambilan keputusan menggunakan hijab di kalangan
remaja karena angka pada taraf signifikan Likelihood ratio test adalah p > 0,05 yaitu 0,171. Pada
perhitungan Parameter Estimates, diperoleh hasil bahwa sikap remaja pada penggunaan hijab
tidak mempengaruhi probabilitas remaja dalam memutuskan menggunakan hijab dengan nilai
koefisien -0,061 dan signifikan pada 0,691 atau p > 0,05 dengan nilai Odd Ratio 0,941.
Berdasarkan semua perhitungan dalam Multinominal Logistic Regression di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian dalam Ha2 ini tidak signifikan sehingga Ha2 ditolak yang artinya
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap remaja pada penggunaan hijab (Z) terhadap
perilaku dalam pengambilan keputusan menggunakan hijab di kalangan remaja (Y).
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh antara terpaan publisitas Hijabers Community di media massa
dan intensitas interaksi dengan peer group terhadap sikap dan perilaku dalam pengambilan
keputusan menggunakan hijab di kalangan remaja dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik Kendall’s Tau_b dan
Konkordasi Kendall (W) didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
terpaan publisitas Hijabers Community (X1) dan intensitas interaksi dengan peer group (X2)
terhadap sikap remaja pada penggunaan hijab (Z). Yang artinya semakin tinggi terpaan
publisitas yang disampaikan oleh Hijabers Community di media massa dan semakin tinggi
intensitas interaksi dengan peer group maka sikap remaja terhadap penggunaan hijab positif.
b. Lain halnya dengan hasil pengujian hipotesis kedua. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua
yang menguji adanya pengaruh antara variabel sikap (Z) terhadap variabel perilaku dalam
pengambilan keputusan (Y) didapati hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara sikap remaja pada penggunaan hijab terhadap perilaku dalam pengambilan keputusan
menggunakan hijab di kalangan remaja. Yang artinya meskipun sikap remaja terhadap
penggunaan hijab menunjukkan sikap positif namun tidak berpengaruh pada perilaku remaja
dalam memutuskan untuk menggunakan hijab.
6. Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskurus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.
Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi: Tori dan Praktik. Jakarta: Graha Ilmu.
Ghozali, Imam. (2009). Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana.
Nina Winangsih Syam & Dadang Sugiana (2001). Perencanaan Pesan dan Media.
Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Rakhmat, Jalaluddin. (2006). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santrock, John W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (Edisi Keenam). Jakarta:
Erlangga.
Slamet, Santosa. (2006). Dinamika Kelompok (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Sutisna. (2003). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Sugiyono, (2008). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Venus, Antar. (2007). Manajemen Kampanye. Bandung: Simiosan Rekatama Mada.
Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media Group.
Werner J. Severin & James W. Tankard. (2005). Teori Komunikasi : Sejarah, Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa (edisi kelima). Jakarta: Kencana.
W. Littlejohn, Stephen, & A. Foss, Karen. (2009). Teori Komunikai: Theories of Human
Communication (Edisi 9). Jakarta: Salemba Humanika.
W. Littlejohn, Stephen. (1996). Theories of Human Communication (5th edition).
California: Sage Publication, Inc.
Jurnal :
Alfiana, Miftakhul N. (2013). Hubungan Terpaan Iklan Provider di Televisi dan Interaksi
Teman Sebaya Dengan Perilaku Imitasi Bahasa Iklan Oleh Remaja. Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Suhaemi, Susi. (2010). Pengaruh Intensitas Membaca Rubrik Mode Majalah Gadis dan
Dukungan Orang Tua terhadap Perilaku Imitasi pada Penampilan Diri Remaja
Putri. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Sunaryo, Ahmad. (2012). Hubungan Terpaan Iklan Produk Fashion di Majalah Remaja
dan Interaksi Peer Group terhadap Perilaku Konsumtif Remaja dalam Berpakaian.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Internet :
http//%20hs/9747-cantik-dan-gaya-bersama-hijabers-community.html diunduh pada 13
Januari 2013 pukul 21:15 WIB
http//20hs/Hijabers%20Community%20Indonesia%20_%20Blog%20Telur.htm diunduh
pada 21 Mei 2013 pukul 21:45 WIB
http//14fo%20hs/berdirinya-forum-hijabers-fhb.html diunduh pada 13 Januari 2013 pukul
21:25 WIB
http://ikm.kemenperin.go.id/ diunduh pada 14 Januari 2013 pukul 10:15 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Jilbab diunduh pada 10 November 2013 pukul 20:37 WIB

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.