skip to main content

REPRESENTASI LAKI – LAKI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM FILM PENYALIN CAHAYA

*Ulita Desvira Siahaan Desvira Siahaan  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Wiwid Noor Rakhmad  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Amida Yusriana  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi kasus kekerasan seksual yang menimpa laki – laki masih mendapatrespon ketidakacuhan dari publik. Namun, fenomena ini dihadirkan dalam film yang diteliti, yaitu“Penyalin Cahaya”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana korban laki – laki direpresentasikan serta mengetahui ideologi yang terkandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Dielaborasi dengan teori standpoint dan metode analisis 5 kode pembacaan leksia RolandBarthes. Berdasarkan analisis tersebut, dihasilkan temuan berikut. Kode hermeneutikmenunjukkan Tariq sebagai korban laki - laki telah menjadi produk konstruksi maskulinitas. Kode proairetik menunjukkan tindakan Tariq tidak merasa nyaman dan tertutup saat membahaskasusnya. Kode simbolik menunjukkan ciri maskulinitas pada sikap Tariq yakni berusaha tidakmeluapkan emosinya secara verbal. Kode kultural menunjukkan laki - laki harus menuruti nilaimaskulinitas setiap waktu agar dipandang sebagai laki - laki ideal. Kode semik menunjukkan laki – laki maskulin menurut budaya patriarki hanyalah mitos belaka, terlihat pada Rama yangmemiliki penyimpangan seksual dan Tariq yang melakukan self harm, menunjukkan emosi, dantidak berani melaporkan kasusnya. Melalui 5 kode pembacaan tersebut ditemukan adanya pengaruh tekanan konstruksimaskulinitas yang dirasakan korban laki – laki, sehingga korban lebih memilih diam danmemendam kasusnya. Korban laki – laki memandang pengalaman ini sebagai tanda bahwa dirinyasudah bukan laki - laki ideal.
Fulltext View|Download
Keywords: Representasi, Kekerasan Seksual, Maskulinitas, Analisis Semiotika Roland Barthes

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.