BibTex Citation Data :
@article{IO4092, author = {Eryke Pramestaningtyas and Sri Lestari and Agus Naryoso}, title = {Memahami Komunikasi Antarpribadi Guru, Orang Tua Karier, dan Anak Remaja dalam Berinteraksi untuk Pencapaian Prestasi Sekolah}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU, ORANG TUA KARIER, DAN ANAK REMAJA DALAM BERINTERAKSI UNTUK PENCAPAIAN PRESTASI SEKOLAH ABSTRAK Anak remaja merupakan usia yang memerlukan perhatian ekstra dari orang tua. Perhatian orang tua menjadi satu kendala pada anak-anak yang memiliki orang tua yang bekerja. Prestasi anak remaja di sekolah menjadikan prestige tersendiri. Fenomena komunikasi antara guru dan orang tua pada umumnya hanya terjadi dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan pihak sekolah. Sedangkan komunikasi antara guru dan siswa pada umumnya berlangsung secara formal. Keadaan ini kurang mendukung terciptanya proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru,orang tua karier, dan anak remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman komunikasi antarpribadi guru, orang tua karier, dan anak remaja dalam berinteraksi untuk pencapaian prestasi sekolah. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menjelaskan pengalaman unik guru, orang tua karier, dan anak remaja mengenai interaksi di antara ketiganya menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal untuk pencapaian prestasi sekolah. Penelitian ini menggunakan Teori Interaksi Simbolik yang menjelaskan bahwa makna atas komunikasi verbal dan nonverbal yang dipahami guru, orang tua karier dan anak remaja akan menentukan tindakan yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi komunikasi antara guru dan orang tua bergantung pada kemauan untuk menjalin kerjasama. Keterbukaan antara guru dan orang tua bermanfaat untuk dapat saling memberikan informasi terkait pendidikan anak remaja khususnya mengenai pengetahuan bakat dan minat anak remaja yang dapat dikembangkan menjadi prestasi. Sikap guru terhadap siswa baik melalui komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal juga merupakan satu hal penting untuk membuat siswa memiliki kedekatan dan keterbukaan terhadap guru. Informasi terkait pendidikan anak remaja di sekolah dan kehidupan pribadi siswa dapat diperoleh dengan adanya kedekatan dan keterbukaan antara guru dan siswa. Selain itu, keberhasilan anak remaja dalam mencapai prestasi sekolah turut dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan kemauan orang tua karier membagi waktu antara pekerjaan dan perhatian kepada anak di rumah membutuhkan kesadaran akan adanya tanggung jawab mengurus anak baik di rumah maupun terkait pendidikan anak remaja. Kata kunci: sinergi komunikasi, komunikasi verbal dan nonverbal, prestasi sekolah 3 UNDERSTANDING INTERPERSONAL COMMUNICATION BETWEEN TEACHER, CAREER PARENTS, AND ADOLESCENT IN INTERACT FOR ACADEMIC ACHIEVEMENT ABSTRACT An adolescent is the age of requiring extra attention from their parents. Attention from parents would be one obstacle in children have career parents. The achievement of an adolescent in school make more prestigious. Generally, the phenomenon of communication between teachers and parents occurs only in the meetings held the school. While communication between teachers and their students in general place in a formal situation. This situation is less supporting the creation of the process of interpersonal communication between teachers, career parents, and an adolescent. This study aims to describe the experiences of interpersonal communications between teachers, career parents, and adolescent in interact to achievement in school. This research using a research descriptive qualitative by phenomenology approach which explains experience unique between teacher, career parents and adolescent about interactions which use verbal communication and nonverbal communication for scholastic achievement school. This research uses the Symbolic Interaction Theory which explains that the meaning of the verbal and nonverbal communication to understand teachers, career parents and adolescent will determine the actions taken. Based on the results of the study showed that the synergy communication between teachers and parents is dependent on a willingness to establish cooperation. Openness between teachers and parents is beneficial to be able to give information regarding the education of adolescents in particular regarding knowledge of talent and interest adolescent that can be developed into achievements. Attitudes of teachers towards students either through verbal communication and nonverbal communication is also the one thing it is important to make the students have a closeness and openness against the teacher. Related information education an adolescent in schools and personal life students can be obtained by the proximity and transparency between teachers and students. In addition, the success of an adolescent in achieve at school also affected by family environment and volition career parents apportion time among the job and attention to a child at home require a conscious awareness of the responsibility propose at home or related to education an adolescent. Key words: the synergy communication, verbal and nonverbal communication, academic achievement 4 Memahami Komunikasi Antarpribadi Guru, Orang Tua Karier, dan Anak Remaja dalam Berinteraksi untuk Pencapaian Prestasi Sekolah Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Secara psikologis, anak usia remaja merupakan usia munculnya nalar yang berupa akal (ratio) dan kesadaran diri (self consciousness) Dalam masa ini tumbuh rasa keingintahuan dan keinginan untuk mencoba-coba. Periode ini merupakan puncak perkembangan emosi. Anak usia remaja dikategorikan sebagai usia labil atau rentan. Oleh karena itu, anak remaja memerlukan perhatian ekstra dari orang tuanya. (Hidayat, 2012:149) Tak hanya keluarga, lingkungan sekolah juga ikut mempengaruhi perkembangan karakter anak remaja. Sebagai pelajar, anak remaja menghabiskan waktu di sekolah 7 jam sehari atau 42 jam selama seminggu. Selama waktu tersebut, tentunya banyak kegiatan yang dilakukan anak remaja seperti belajar maupun bermain dengan teman-teman sebayanya. Apabila anak remaja mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, waktu yang dihabiskan di sekolah bertambah menjadi kurang lebih 10 jam sehari. Prestasi anak remaja dapat tercapai apabila ada kemauan belajar, dukungan dari orang tua maupun guru di sekolah. Selain dukungan sosial dari orang tua dan guru, konsep diri memiliki peran penting dalam pencapaian prestasi siswa. 5 Konsep diri dibentuk dari keluarga. Dalam hubungannya dengan perkembangan anak, keluarga sering dikenal dengan sebutan primary group. Bagaimana anak akan melihat dirinya sendiri, dan bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya akan menentukan kepribadian anak (Hidayat 2012:154). Proses pembentukan konsep diri akan menjadi satu kendala pada anak-anak yang memiliki orang tua yang berkarier di luar rumah. Adapun beberapa kendala yang umumnya dihadapi anak-anak yang memiliki orang tua yang berkarier di luar rumah meliputi minimnya waktu bertemu secara fisik dengan orang tua yang digantikan melalui media telepon, hingga tidak jarang muncul rasa sepi pada anak-anak tersebut. Kewajiban orang tua adalah untuk mendidik dan mengasuh anak-anak dengan baik. Namun karena kesibukan, kadangkala orang tua lebih mempercayakan pendidikan dan pengasuhan kepada guru di sekolah. Orang tua juga menganggap dengan menyerahkan anak ke sekolah favorit dan ternama, tugas untuk mendidik dan mengasuh mereka sudah selesai. Namun sebenarnya guru di sekolah hanya sekadar membantu karena pelaku utama dalam pendidikan dan pengasuhan anak adalah orang tuanya. Fenomena komunikasi antarpribadi antara guru dan orang tua saat ini pada umumnya hanya terjadi dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan pihak sekolah saat penentuan uang komite sekolah dan penerimaan hasil belajar (raport). Keadaan ini kurang mendukung terciptanya proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru dan orang tua. Guru dan orang tua jarang membicarakan 6 bakat yang dimiliki anak untuk dikembangkan. Hal ini dapat menghambat anak remaja untuk mencapai prestasi. Adanya komunikasi antara guru, orang tua karier, dan anak remaja sangat diperlukan, mengingat untuk mencapai prestasi di sekolah, anak remaja membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua. Dukungan guru dan orang tua dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Kerangka Teori dan Metodologi Komunikasi adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Kebutuhan individu akan hubungan sosial yang baik hanya dapat terpenuhi apabila membina hubungan yang baik dengan orang lain. Diperlukan rasa saling berbagi dalam menjaga hubungan yang baik antara orang tua karier dengan anak remaja. Begitu juga hubungan dengan guru di sekolah. Cara semuanya berinteraksi dijelaskan dalam Teori Interaksi Simbolik. Interaksi orang tua karier – anak remaja menggunakan komunikasi interpesonal sebagai saluran komunikasi. Komunikasi antar pribadi dapat digunakan bagi dua orang atau lebih. Tindakan yang dipilih sebagai orang tua karier merupakan suatu kenyataan yang disebut realitas yang bermakna secara sosial (socially meaningful reality) Sebagai realitas sosial, menjadi orang tua karier tentu saja didasari dan memiliki alasan –alasan yang berorientasi ke masa lalu maupun berorientasi ke masa depan. Schutz menyebutnya sebagai pengalaman dan perilaku manusia (human being). (Hidayat, 2012:167). 7 Asumsi dari teori ini, ketika orang tua karier dan anak remaja sudah membentuk keharmonisan keluarga, maka dengan mudah informasi dari orang tua akan mudah diterapkan pada anak remaja terutama dalam pencapaian prestasi sekolah. Begitu pula dengan keberadaan guru yang dapat berinteraksi secara personal dengan baik terhadap orang tua karier dan anak remaja, akan berdampak pada kemauan anak untuk mengembangkan bakat yang dimiliki sehingga dapat mencapai prestasi yang didambakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi mengenai suatu hal, situasi, fakta, ataupun kejadian secara sistematis. Peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena ingin mengungkap gambaran pengalaman komunikasi antarpribadi antara guru, orang tua karier, dan anak remaja dalam berinteraksi untuk pencapaian prestasi sekolah. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Fenomenologi mendeskripsikan pengalaman yang diperoleh secara langsung dan memahami perilaku sebagai sesuatu yang dipengaruhi fenomena pengalaman daripada realitas obyektif yang berasal dari luar diri individu. (Tim Fisip Undip 2006:16). Dalam penelitian ini, maka peneliti akan mengungkap pengalaman proses komunikasi antarpribadi dari guru, orang tua karier, dan anak remaja dalam berinteraksi untuk pencapaian prestasi sekolah. 8 Hasil 1) Sinergi Komunikasi Guru dan Orang Tua dalam Pendidikan Anak Remaja Komunikasi yang dilakukan oleh guru dan orang tua siswa pada SMP Islam Al Azhar 14 Semarang seringkali terjadi. Frekuensi pertemuan di antara kedua pihak tak bergantung pada saat terjadi masalah saja pada siswa, melainkan sewaktu-waktu saat diperlukan. Frekuensi pertemuan yang sering antara guru dan orang tua karier di sekolah ini membuat hubungan di antara keduanya menjadi akrab dan tidak segan menceritakan kehidupan pribadi masing-masing. Pada SMP Negeri 40 Semarang, guru melibatkan orang tua siswa hanya saat siswa mengalami kesulitan belajar dan saat siswa melakukan pelanggaran tata tertib saja. 2) Komitmen Guru Sebagai Tanggung Jawab Profesi Dalam temuan penelitian ini, baik guru SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dan guru BK SMP Negeri 40 Semarang sama-sama menunjukkan sikap empatinya pada siswa dengan komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah dan kontak mata saat berkomunikasi. 3) Pentingnya Komunikasi Keluarga sebagai Pijakan Awal dalam Pembentukan Karakter Anak Remaja Masing-masing informan dalam penelitian ini memiliki cara tersendiri dalam mengasuh anak mereka. Dua informan membiasakan anak untuk bangun pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Keduanya juga menyempatkan waktu untuk mengantar jemput anak sekolah. Komunikasi nonverbal berupa cium tangan, 9 memeluk anak dan mencium kening anak sebelum berangkat sekolah merupakan kebiasaan sehari-hari pada kedua informan ini. Sedangkan pada kedua informan yang lain membiasakan hanya cium tangan saja sebelum anak berangkat sekolah. 4) Kepedulian Orang Tua Karier terhadap Pendidikan Anak Remaja Dalam penelitian ini, dua informansedari dulu menyuruh anak untuk mengikuti bimbingan belajar dan mendukung apapun kegiatan anak yang bersifat positif. Sedangkan pada dua informan lainnya membebaskan anak untuk memilih akan mengikuti bimbingan belajar atau tidak. Keduanya tidak memaksakan anak untuk mengikuti suatu kegiatan. Kesimpulan 1. Guru dan orang tua karier pada SMP Islam Al Azhar 14 Semarang melakukan pertemuan yang relatif sering yang membuat hubungan di antaranya keduanya menjadi terbuka satu sama lain dan baik guru maupun orang tua sama-sama mengetahui bakat dan minat anak remaja yang dapat dikembangkan menjadi prestasi. Suasana informal saat pertemuan guru dan orang tua dibutuhkan dalam menciptakan keterbukaan di antara keduanya. Perbincangan tak hanya mengenai masalah sekolah saja, akan tetapi membicarakan mengenai masalah keluarga. Sedangkan pada guru dan orang tua karier pada SMP Negeri 40 Semarang melakukan pertemuan hanya saat anak mengalami masalah saja. Informan orang tua karier juga enggan bertanya kepada guru bagaimana anak remajanya saat di sekolah. 10 2. Informan guru dari masing-masing sekolah (SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dan SMP Negeri 40 Semarang) meluangkan waktu saat jam istirahat untuk berbincang dengan siswa. Guru menghampiri siswa dan bersikap aktif agar siswa tak merasa canggung lagi untuk berbincang dengan guru. Guru menunjukkan kasih sayang kepada siswa melalui komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. 3. Keberhasilan anak remaja dalam pencapaian prestasi sekolah turut dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sikap orang tua dalam menyikapi nilai anak seperti saat anak mendapat nilai bagus, orang tua memuji dengan ucapan “kamu hebat” dan saat anak mendapat nilai jelek, orang tua menyemangati dengan ucapan “tidak apa-apa, lain kali belajar lebih giat” akan memotivasi siswa untuk mendapat nilai baik dibandingkan dengan sikap orang tua dengan cara memarahi anak. Selain itu, bagi orang tua karier membagi waktu antara pekerjaan dan perhatian kepada anak di rumah membutuhkan kesadaran akan adanya tanggung jawab mengurus anak baik di rumah maupun terkait pendidikan anak remaja. DAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafid. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada DeVito, Joseph A. (2006). Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books Hidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu 11 LePoire, Beth.A. (2006). Family Communication (Nurturing and Control in a Changing World). California: Sage Publication, Inc. Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group Moleong, Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Moustakas, Clark. (1994). Phenomenologycal Research Methods. California: Sage Publisher. Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tim Fisip Undip. (2006). Modul Pelatihan Metode Penelitian Kualitatif. Semarang West, Richard dan Lynn H. Turner. (2007). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika Ebook: Hartley, Peter. (1946). Interpersonal Communication 2nd Edition. London: Routledge Skripsi: Dessy Christiyanti. (2010). Memahami Komunikasi Antar Pribadi Orang tua-Anak Yang Terlibat Dalam Kenakalan Remaja. Skripsi. Universitas Diponegoro Diah Ayu Berliana. (2010). Memahami Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Dan Remaja Dalam Proses Pendidikan Kepribadian di Keluarga Single Parent. Skripsi. Universitas Diponegoro Retno Primastuti. (2009). Memahami Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua Bekerja dengan Anak Remaja berkaitan dengan Kenakalan Remaja. Skripsi. Universitas Diponegoro Internet: http://psg.uii.ac.id/index.php/RADIO/4-Februari.html waktu akses: 21 April 2013 13:20 12 http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/download/231/174 waktu akses 25 April 2013 6:45 http://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/617_Sinergi.pdf waktu akses : 10 September 2013 20:14 http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.../Kode_Etik_Keguruan.docx waktu akses : 10 September 2013 20:21 }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/4092} }
Refworks Citation Data :
MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU, ORANG TUA KARIER, DAN ANAK REMAJA DALAM BERINTERAKSI UNTUK PENCAPAIAN PRESTASI SEKOLAHABSTRAKAnak remaja merupakan usia yang memerlukan perhatian ekstra dari orang tua. Perhatian orang tua menjadi satu kendala pada anak-anak yang memiliki orang tua yang bekerja. Prestasi anak remaja di sekolah menjadikan prestige tersendiri. Fenomena komunikasi antara guru dan orang tua pada umumnya hanya terjadi dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan pihak sekolah. Sedangkan komunikasi antara guru dan siswa pada umumnya berlangsung secara formal. Keadaan ini kurang mendukung terciptanya proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru,orang tua karier, dan anak remaja.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman komunikasi antarpribadi guru, orang tua karier, dan anak remaja dalam berinteraksi untuk pencapaian prestasi sekolah. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menjelaskan pengalaman unik guru, orang tua karier, dan anak remaja mengenai interaksi di antara ketiganya menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal untuk pencapaian prestasi sekolah. Penelitian ini menggunakan Teori Interaksi Simbolik yang menjelaskan bahwa makna atas komunikasi verbal dan nonverbal yang dipahami guru, orang tua karier dan anak remaja akan menentukan tindakan yang dilakukan.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi komunikasi antara guru dan orang tua bergantung pada kemauan untuk menjalin kerjasama. Keterbukaan antara guru dan orang tua bermanfaat untuk dapat saling memberikan informasi terkait pendidikan anak remaja khususnya mengenai pengetahuan bakat dan minat anak remaja yang dapat dikembangkan menjadi prestasi. Sikap guru terhadap siswa baik melalui komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal juga merupakan satu hal penting untuk membuat siswa memiliki kedekatan dan keterbukaan terhadap guru. Informasi terkait pendidikan anak remaja di sekolah dan kehidupan pribadi siswa dapat diperoleh dengan adanya kedekatan dan keterbukaan antara guru dan siswa. Selain itu, keberhasilan anak remaja dalam mencapai prestasi sekolah turut dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan kemauan orang tua karier membagi waktu antara pekerjaan dan perhatian kepada anak di rumah membutuhkan kesadaran akan adanya tanggung jawab mengurus anak baik di rumah maupun terkait pendidikan anak remaja.Kata kunci: sinergi komunikasi, komunikasi verbal dan nonverbal, prestasi sekolah3UNDERSTANDING INTERPERSONAL COMMUNICATION BETWEEN TEACHER, CAREER PARENTS, AND ADOLESCENT IN INTERACT FOR ACADEMIC ACHIEVEMENTABSTRACTAn adolescent is the age of requiring extra attention from their parents. Attention from parents would be one obstacle in children have career parents. The achievement of an adolescent in school make more prestigious. Generally, the phenomenon of communication between teachers and parents occurs only in the meetings held the school. While communication between teachers and their students in general place in a formal situation. This situation is less supporting the creation of the process of interpersonal communication between teachers, career parents, and an adolescent.This study aims to describe the experiences of interpersonal communications between teachers, career parents, and adolescent in interact to achievement in school. This research using a research descriptive qualitative by phenomenology approach which explains experience unique between teacher, career parents and adolescent about interactions which use verbal communication and nonverbal communication for scholastic achievement school. This research uses the Symbolic Interaction Theory which explains that the meaning of the verbal and nonverbal communication to understand teachers, career parents and adolescent will determine the actions taken.Based on the results of the study showed that the synergy communication between teachers and parents is dependent on a willingness to establish cooperation. Openness between teachers and parents is beneficial to be able to give information regarding the education of adolescents in particular regarding knowledge of talent and interest adolescent that can be developed into achievements. Attitudes of teachers towards students either through verbal communication and nonverbal communication is also the one thing it is important to make the students have a closeness and openness against the teacher. Related information education an adolescent in schools and personal life students can be obtained by the proximity and transparency between teachers and students. In addition, the success of an adolescent in achieve at school also affected by family environment and volition career parents apportion time among the job and attention to a child at home require a conscious awareness of the responsibility propose at home or related to education an adolescent.Key words: the synergy communication, verbal and nonverbal communication, academic achievement4Memahami Komunikasi Antarpribadi Guru, Orang Tua Karier, dan Anak Remaja dalam Berinteraksi untuk Pencapaian Prestasi SekolahLatar BelakangMasa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Secara psikologis, anak usia remaja merupakan usia munculnya nalar yang berupa akal (ratio) dan kesadaran diri (self consciousness) Dalam masa ini tumbuh rasa keingintahuan dan keinginan untuk mencoba-coba. Periode ini merupakan puncak perkembangan emosi. Anak usia remaja dikategorikan sebagai usia labil atau rentan. Oleh karena itu, anak remaja memerlukan perhatian ekstra dari orang tuanya. (Hidayat, 2012:149)Tak hanya keluarga, lingkungan sekolah juga ikut mempengaruhi perkembangan karakter anak remaja. Sebagai pelajar, anak remaja menghabiskan waktu di sekolah 7 jam sehari atau 42 jam selama seminggu. Selama waktu tersebut, tentunya banyak kegiatan yang dilakukan anak remaja seperti belajar maupun bermain dengan teman-teman sebayanya. Apabila anak remaja mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, waktu yang dihabiskan di sekolah bertambah menjadi kurang lebih 10 jam sehari.Prestasi anak remaja dapat tercapai apabila ada kemauan belajar, dukungan dari orang tua maupun guru di sekolah. Selain dukungan sosial dari orang tua dan guru, konsep diri memiliki peran penting dalam pencapaian prestasi siswa.5Konsep diri dibentuk dari keluarga. Dalam hubungannya dengan perkembangan anak, keluarga sering dikenal dengan sebutan primary group. Bagaimana anak akan melihat dirinya sendiri, dan bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya akan menentukan kepribadian anak (Hidayat 2012:154). Proses pembentukan konsep diri akan menjadi satu kendala pada anak-anak yang memiliki orang tua yang berkarier di luar rumah. Adapun beberapa kendala yang umumnya dihadapi anak-anak yang memiliki orang tua yang berkarier di luar rumah meliputi minimnya waktu bertemu secara fisik dengan orang tua yang digantikan melalui media telepon, hingga tidak jarang muncul rasa sepi pada anak-anak tersebut.Kewajiban orang tua adalah untuk mendidik dan mengasuh anak-anak dengan baik. Namun karena kesibukan, kadangkala orang tua lebih mempercayakan pendidikan dan pengasuhan kepada guru di sekolah. Orang tua juga menganggap dengan menyerahkan anak ke sekolah favorit dan ternama, tugas untuk mendidik dan mengasuh mereka sudah selesai. Namun sebenarnya guru di sekolah hanya sekadar membantu karena pelaku utama dalam pendidikan dan pengasuhan anak adalah orang tuanya.Fenomena komunikasi antarpribadi antara guru dan orang tua saat ini pada umumnya hanya terjadi dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan pihak sekolah saat penentuan uang komite sekolah dan penerimaan hasil belajar (raport). Keadaan ini kurang mendukung terciptanya proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru dan orang tua. Guru dan orang tua jarang membicarakan6bakat yang dimiliki anak untuk dikembangkan. Hal ini dapat menghambat anak remaja untuk mencapai prestasi.Adanya komunikasi antara guru, orang tua karier, dan anak remaja sangat diperlukan, mengingat untuk mencapai prestasi di sekolah, anak remaja membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua. Dukungan guru dan orang tua dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya.Kerangka Teori dan MetodologiKomunikasi adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Kebutuhan individu akan hubungan sosial yang baik hanya dapat terpenuhi apabila membina hubungan yang baik dengan orang lain. Diperlukan rasa saling berbagi dalam menjaga hubungan yang baik antara orang tua karier dengan anak remaja. Begitu juga hubungan dengan guru di sekolah. Cara semuanya berinteraksi dijelaskan dalam Teori Interaksi Simbolik.Interaksi orang tua karier – anak remaja menggunakan komunikasi interpesonal sebagai saluran komunikasi. Komunikasi antar pribadi dapat digunakan bagi dua orang atau lebih. Tindakan yang dipilih sebagai orang tua karier merupakan suatu kenyataan yang disebut realitas yang bermakna secara sosial (socially meaningful reality) Sebagai realitas sosial, menjadi orang tua karier tentu saja didasari dan memiliki alasan –alasan yang berorientasi ke masa lalu maupun berorientasi ke masa depan. Schutz menyebutnya sebagai pengalaman dan perilaku manusia (human being). (Hidayat, 2012:167).7Asumsi dari teori ini, ketika orang tua karier dan anak remaja sudah membentuk keharmonisan keluarga, maka dengan mudah informasi dari orang tua akan mudah diterapkan pada anak remaja terutama dalam pencapaian prestasi sekolah. Begitu pula dengan keberadaan guru yang dapat berinteraksi secara personal dengan baik terhadap orang tua karier dan anak remaja, akan berdampak pada kemauan anak untuk mengembangkan bakat yang dimiliki sehingga dapat mencapai prestasi yang didambakan.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi mengenai suatu hal, situasi, fakta, ataupun kejadian secara sistematis. Peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena ingin mengungkap gambaran pengalaman komunikasi antarpribadi antara guru, orang tua karier, dan anak remaja dalam berinteraksi untuk pencapaian prestasi sekolah.Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Fenomenologi mendeskripsikan pengalaman yang diperoleh secara langsung dan memahami perilaku sebagai sesuatu yang dipengaruhi fenomena pengalaman daripada realitas obyektif yang berasal dari luar diri individu. (Tim Fisip Undip 2006:16). Dalam penelitian ini, maka peneliti akan mengungkap pengalaman proses komunikasi antarpribadi dari guru, orang tua karier, dan anak remaja dalam berinteraksi untuk pencapaian prestasi sekolah.8Hasil1) Sinergi Komunikasi Guru dan Orang Tua dalam Pendidikan Anak RemajaKomunikasi yang dilakukan oleh guru dan orang tua siswa pada SMP Islam Al Azhar 14 Semarang seringkali terjadi. Frekuensi pertemuan di antara kedua pihak tak bergantung pada saat terjadi masalah saja pada siswa, melainkan sewaktu-waktu saat diperlukan. Frekuensi pertemuan yang sering antara guru dan orang tua karier di sekolah ini membuat hubungan di antara keduanya menjadi akrab dan tidak segan menceritakan kehidupan pribadi masing-masing. Pada SMP Negeri 40 Semarang, guru melibatkan orang tua siswa hanya saat siswa mengalami kesulitan belajar dan saat siswa melakukan pelanggaran tata tertib saja.2) Komitmen Guru Sebagai Tanggung Jawab ProfesiDalam temuan penelitian ini, baik guru SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dan guru BK SMP Negeri 40 Semarang sama-sama menunjukkan sikap empatinya pada siswa dengan komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah dan kontak mata saat berkomunikasi.3) Pentingnya Komunikasi Keluarga sebagai Pijakan Awal dalam Pembentukan Karakter Anak RemajaMasing-masing informan dalam penelitian ini memiliki cara tersendiri dalam mengasuh anak mereka. Dua informan membiasakan anak untuk bangun pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Keduanya juga menyempatkan waktu untuk mengantar jemput anak sekolah. Komunikasi nonverbal berupa cium tangan,9memeluk anak dan mencium kening anak sebelum berangkat sekolah merupakan kebiasaan sehari-hari pada kedua informan ini. Sedangkan pada kedua informan yang lain membiasakan hanya cium tangan saja sebelum anak berangkat sekolah.4) Kepedulian Orang Tua Karier terhadap Pendidikan Anak RemajaDalam penelitian ini, dua informansedari dulu menyuruh anak untuk mengikuti bimbingan belajar dan mendukung apapun kegiatan anak yang bersifat positif. Sedangkan pada dua informan lainnya membebaskan anak untuk memilih akan mengikuti bimbingan belajar atau tidak. Keduanya tidak memaksakan anak untuk mengikuti suatu kegiatan.Kesimpulan1. Guru dan orang tua karier pada SMP Islam Al Azhar 14 Semarang melakukan pertemuan yang relatif sering yang membuat hubungan di antaranya keduanya menjadi terbuka satu sama lain dan baik guru maupun orang tua sama-sama mengetahui bakat dan minat anak remaja yang dapat dikembangkan menjadi prestasi. Suasana informal saat pertemuan guru dan orang tua dibutuhkan dalam menciptakan keterbukaan di antara keduanya. Perbincangan tak hanya mengenai masalah sekolah saja, akan tetapi membicarakan mengenai masalah keluarga. Sedangkan pada guru dan orang tua karier pada SMP Negeri 40 Semarang melakukan pertemuan hanya saat anak mengalami masalah saja. Informan orang tua karier juga enggan bertanya kepada guru bagaimana anak remajanya saat di sekolah.102. Informan guru dari masing-masing sekolah (SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dan SMP Negeri 40 Semarang) meluangkan waktu saat jam istirahat untuk berbincang dengan siswa. Guru menghampiri siswa dan bersikap aktif agar siswa tak merasa canggung lagi untuk berbincang dengan guru. Guru menunjukkan kasih sayang kepada siswa melalui komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.3. Keberhasilan anak remaja dalam pencapaian prestasi sekolah turut dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sikap orang tua dalam menyikapi nilai anak seperti saat anak mendapat nilai bagus, orang tua memuji dengan ucapan “kamu hebat” dan saat anak mendapat nilai jelek, orang tua menyemangati dengan ucapan “tidak apa-apa, lain kali belajar lebih giat” akan memotivasi siswa untuk mendapat nilai baik dibandingkan dengan sikap orang tua dengan cara memarahi anak. Selain itu, bagi orang tua karier membagi waktu antara pekerjaan dan perhatian kepada anak di rumah membutuhkan kesadaran akan adanya tanggung jawab mengurus anak baik di rumah maupun terkait pendidikan anak remaja.DAFTAR PUSTAKACangara, Hafid. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaDeVito, Joseph A. (2006). Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional BooksHidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu11LePoire, Beth.A. (2006). Family Communication (Nurturing and Control in a Changing World). California: Sage Publication, Inc.Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya BaktiLiliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : PT. Kencana Prenada Media GroupMoleong, Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja RosdakaryaMoustakas, Clark. (1994). Phenomenologycal Research Methods. California: Sage Publisher.Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja RosdakaryaTim Fisip Undip. (2006). Modul Pelatihan Metode Penelitian Kualitatif. SemarangWest, Richard dan Lynn H. Turner. (2007). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba HumanikaEbook:Hartley, Peter. (1946). Interpersonal Communication 2nd Edition. London: RoutledgeSkripsi:Dessy Christiyanti. (2010). Memahami Komunikasi Antar Pribadi Orang tua-Anak Yang Terlibat Dalam Kenakalan Remaja. Skripsi. Universitas DiponegoroDiah Ayu Berliana. (2010). Memahami Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Dan Remaja Dalam Proses Pendidikan Kepribadian di Keluarga Single Parent. Skripsi. Universitas DiponegoroRetno Primastuti. (2009). Memahami Komunikasi Interpersonal antara Orang Tua Bekerja dengan Anak Remaja berkaitan dengan Kenakalan Remaja. Skripsi. Universitas DiponegoroInternet:http://psg.uii.ac.id/index.php/RADIO/4-Februari.html waktu akses: 21 April 2013 13:2012http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/download/231/174 waktu akses 25 April 2013 6:45http://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/617_Sinergi.pdf waktu akses : 10 September 2013 20:14http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.../Kode_Etik_Keguruan.docx waktu akses : 10 September 2013 20:21
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.