skip to main content

Perlawanan Perempuan Terhadap Kekerasan di Dunia Maya (Sebuah Studi Fenomenologi Kritis Terhadap Pengguna Media Sosial)

*Aisya Nur Aziz  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Sunarto Sunarto  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Hedi Pudjo Santosa  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Citation Format:
Abstract
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat saat pandemi Covid 19 menyebabkan meningkatnya jumlah kekerasan berbasis online yang banyak melibatkan perempuan sebagai korbannya. Kekerasan yang juga disebut sebagai Kekerasan Berbasis Gender Online sejatinya adalah kekerasan yang dilakukan secara daring dengan melibatkan tubuh dan seksualitas gender tertentu dalam hal ini adalah perempuan sebagai kelompok marjinal. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan esensi pengalaman perempuan korban kekerasan yang melakukan perlawanan dalam menghadapi kekerasan di media sosial. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kelompok bungkam yang menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan fenomenologi kritis untuk memahami pengalaman perempuan yang pernah mengalami kekerasan dan juga perlawanan sekaligus. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perempuan yang kerap di stereotipisasi sebagai makhluk yang lemah justru berani mendobrak stereotip tersebut dengan melakukan perlawanan ketika dihadapkan pada kekerasan yang diterimanya untuk menolak diposisikan sebagai korban yang tak berdaya. Dalam kasus ini, perempuan melakukan dua bentuk tataran perlawanan yang digunakan perempuan ketika menjadi korban kekerasan yakni perlawanan secara terbuka dan perlawanan tertutup. Terbuka adalah perempuan melakukan kekerasan secara frontal dengan mengkonfrontasi pelaku sedangkan tertutup adalah dengan mencari bukti kekerasan dan mengabaikan pelaku dengan membuat aktivitas daring seperti menulis, menari dan menjalin relasi positif.
Fulltext View|Download
Keywords: Perempuan, kekerasan, perlawanan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.