skip to main content

Pengelolaan Komunikasi Mantan Narapidana dalam Berinteraksi dengan Masyarakat

*Alma Lathifia Adzani  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
S. Rouli Manalu  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Citation Format:
Abstract
Setelah kebebasannya mantan narapidana akan menghadapi kesulitan untuk dapat kembali di masyarakat karena statusnya sebagai mantan narapidana. Stigma itu sendiri merupakan ciri negatif yang melekat pada diri seseorang yang diberikan oleh masyarakat. Stigma yang berkembang di masyarakat juga memunculkan perbedaan perlakuan atau diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat pada mantan narapidana. Oleh karena itu, mantan narapidana perlu untuk mengelola komunikasi agar dapat berinteraksi kembali dengan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan komunikasi mantan narapidana dengan lingkungan masyarakat tempat tinggalnya dalam mengatasi stigma. Penelitian ini menggunakan landasan Teori Stigma Management Communication oleh Meisenbach. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam yang melibatkan delapan orang mantan narapidana yang masa penahanannya selama kurang lebih satu tahun dalam penjara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan teknik analisis Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukan jika setelah kebebasannya, mantan narapidana merasakan adanya stigma dan mengalami kesulitan akibat stigma yang melekat pada dirinya. Stigma yang dirasakan oleh informan membuat informan merasa rendah diri saat berinteraksi dengan masyarakat terutama yang dikenal dekat. Beberapa dari informan juga mengalami diskriminasi seperti pengacuhan atau sikap tidak peduli saat berinteraksi, kesulitan pencarian kerja, hingga perbedaan di lingkungan lembaga sosial. Dampak dari sikap pengacuhan yang diberikan masyarakat membuat informan hanya melakukan interaksi dengan masyarakat yang menunjukan respon positif saat diajak berinteraksi. Selama melakukan interaksi dengan masyarakat informan mengatur caranya dalam berkomunikasi dan yang memulai terlebih dahulu saat berinteraksi. Selain itu, tiga dari delapan informan memilih untuk menarik diri dari lingkungan bermasyarakat karena merasa rendah diri terhadap statusnya sebagai mantan narapidana. Seluruh informan juga sepakat menyembunyikan status mantan narapidana saat berinteraksi dengan orang lain yang tidak mengetahui perihal kondisinya. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi mantan narapidana juga mengalami hambatan semantic seperti pengulangan kata-kata dan ragu-ragu saat berbicara, serta hambatan psikologis karena adanya perbedaan status sebagai mantan narapidana.
Fulltext View|Download
Keywords: Mantan Narapidana, Stigma, Pengelolaan Komunikasi, Diskriminasi

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.