skip to main content

Narasi Komunikasi Pemimpin Perempuan Untuk Mencapai Posisi Puncak Dalam Dunia Kerja

*Rosa Yuli Anggraini  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Hapsari Dwiningtyas Sulistyani  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Citation Format:
Abstract
Adanya bias gender dalam masyarakat menyebabkan perempuan kesulitan untuk mencapai posisi kepemimpinan, mengingat posisi kepemimpinan lebih sering dikaitkan dengan karakter-karakter maskulin yang diasosiasikan dengan laki-laki. Namun walau begitu perempuan-perempuan yang menempati posisi manjerial terutama dalam perusahaan masih terus bermunculan, dan kejadian inilah yang dirasa penting untuk dikaji sebagai pembelajar tentang bagaimana kisah keberhasilan seorang pemimpin perempuan tersebut. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kisah keberhasilan para perempuan yang menempati posisi manajerial dalam perusahaan terutama dalam segi komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan kesulitan untuk memenuhi dua ekspektasi masyarakat, pertama ekspektasi tentang perempuan dan kedua ekspektasi tentang pemimpin. Ketika perempuan berperilaku maskulin sejak awal maka dia akan mendapat evaluasi negatif dari masyarakat karena dianggap menyalahi standar sosial yang berlaku, sehingga perempuan harus mengubah atau menyesuaikan gaya komunikasinya menjadi lebih feminin agar dapat diterima oleh masyarakat. Walaupun gaya komunikasi maskulin lebih cenderung diasosiasikan kepada karakter ideal pemimpin, namun perempuan tidak akan mendapat respon positif jika dirinya terlalu bersifat maskulin maka dari itulah ia harus menegosiasikan antara gaya komunikasi maskulin dan feminin.
Fulltext View|Download
Keywords: pemimpin perempuan, gaya komunikasi, feminin dan maskulin

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.