slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PEMAKNAAN KHALAYAK TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK TUNA RUNGU DAN WICARA DALAM FILM SILENCED | Pinasthika | Interaksi Online skip to main content

PEMAKNAAN KHALAYAK TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK TUNA RUNGU DAN WICARA DALAM FILM SILENCED

*Audita Widya Pinasthika  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi
Sunarto Sunarto  -  Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Citation Format:
Abstract
Kekerasan seksual merupakan pelakuan kejahatan seksual yang dapat terjadi kepada lakilaki atau perempuan. Kasus kekerasan seksual terhadap anak masih marak dalam pemberitaan, khususnya juga terhadap anak-anak penyandang disabilitas tuna rungu. Film merupakan salah satu bentuk media massa memiliki kemampuan membentuk persepsi khalayak. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana keberagaman pemaknaan khalayak aktif terhadap adegan kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak tuna rungu dan wicara yang ditampilkan dalam film Silenced. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis dan menggunakan teori dan metode analisis resepsi Stuart Hall. Selain itu, metode analisis semiotika John Fiske juga digunakan untuk kemudian dijelaskan kedalam tiga level analisis; level realitas, level representasi dan level ideologi. Penelitian melibatkan empat informan dari teknik pengumpulan data wawancara mendalam dengan metode kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah para informan bisa memaknai adegan kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak tuna rungu yang direpresentasikan dalam film Silenced. Pada kategori kekerasan seksual terhadap anak-anak tuna rungu di lingkungan sekolah dan sosial preferred reading yang muncul dari adegan film Silenced menunjukkan tipe pemaknaan posisi dominan dan negosiasi. Untuk korban kekerasan seksual yang cenderung tertutup preferred reading yang muncul dari adegan dimaknai secara dominan oleh semua informan pada posisi tipe dominan. Untuk pemaknaan perilaku korban kekerasan seksual, semua informan cukup berbeda dengan satu sama lain. Hasil seluruh pemaknaan, informan berada di posisi dominan dan negosiasi. Dari berbagai keragaman pemaknaan khalayak menunjukkan bahwa informan memaknai informasi yang ada sebagai khalayak aktif. Hasil pemaknaan terpengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman informan yang didapatkan sesuai dengan pengetahuan dan lingkup lingkungannya.
Fulltext View|Download
Keywords: pemaknaan khalayak, film, kekerasan seksual

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.