BibTex Citation Data :
@article{IO33447, author = {Stefany Ginting and Sunarto Sunarto and Lintang Rahmiaji}, title = {Representasi Standardisasi Kecantikan Wanita dalam Film “I Feel Pretty (2018)”}, journal = {Interaksi Online}, volume = {10}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {Standarisasi Kecantikan, Feminisme, Muted Group Theory, Analisis Naratif Struktual.}, abstract = {Film ialah salah satu media massa yang mengantarkan pesan secara langsung ataupun tidak langsung kepada khalayak luas. Standardisasi terhadap tubuh wanita menghadirkan beberapa kelompok yang tidak sesuai dengan standar kecantikan di lingkungan menjadi kelompok yang termajinalkan, padahal kecantikan merupakan rekaan kelompok patriarki dan hal ini menunjukkan bahwa wanita adalah kaum yang didominasi oleh pria. Penelitin ini memiliki tujuan untuk menguraikan representasi standardisasi kecantikan yang ditampilkan dalam film I Feel Pretty 2018. Penelian ini merupakan penelitian dengan menggunakan paradigma kritis, yang mengggunakan teori kebungkaman (Muted Group Theory) dan juga Feminisme Eksistensial. Subjek pada penelitian ini adalah adegan pada film I Feel Pretty (2018) yang menunjukan standarisasi kecantikan wanita dengan observasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis data Semiotika dari Roland Barthes yaitu menggunakan Analisis Naratif Struktural (structural analysis of narrative) dengan leksia dan 5 kode pembacaan. Film I Feel Pretty (2018) menguraikan bahwa wanita menghadapi sebuah persoalan mengenai ukuran dan bentuk tubuh secara fisik yang dijadikan sebuah standar kecantikan. Dimana, standar ini sudah ada sejak dahulu kala. Cita-cita untuk menggapai standar kecantikan begitu meresap sehingga tertanam dalam diri banyak wanita, yang dihantui oleh visi ideal tentang tubuh mereka sendiri, fantasi tentang bagaimana penampilan mereka setelah menjalani diet ekstrem, berolahraga atau prosedur kosmetik. Hasil dari penelitian ini juga menghasilkan bahwa film I Feel Pretty (2018) membentuk mitos berupa sebuah penyangkalan terhadap standar kecantikan dengan cara meningkatkan kualitas diri sendiri. Sikap itu menempatkan tanggung jawab pada setiap wanita untuk meningkatkan harga diri mereka alih-alih mengkritik standar kecantikan masyarakat. Tetapi untuk menyangkal standar kecantikan ini wanita masih dihadapkan dengan batasan yang dihadirkan oleh budaya patriarki dan kapitalisme.}, pages = {91--101} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/33447} }
Refworks Citation Data :
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.