skip to main content

Representasi Budaya Popular dalam Video Parodi Jokowi-Ahok di Youtube Selama Pemilukada DKI Jakarta 2012


Citation Format:
Abstract

Representation of Popular Culture in Jokowi-Ahok's Video Parodys
on Youtube During Pemilukada DKI Jakarta 2012
Abstract
Pemilukada DKI Jakarta 2012 was marked by the rise of videos that related to
Governor and Vice Governor candidates of DKI Jakarta 2012 on internet media
Youtube, such as videos which is purposely made for campaign, or videos with
SARA (etnic, religion, race and inter-group) issue, that attack one of the pair's
cabdidates. The interesting point is videos made by partisipants and volunteers
who support one of the pair's candidates.
This research wanted to see how popular culture's representation in
Jokowi-Ahok's videos on Youtube during Pemilukada DKI Jakarta 2012, using
definition consept of popular culture by Storey, namely popular culture as a form
of resistance from the oppressed or the minorities to the ruler or the majority.
Codes of televition by Fiske was used as a method to analyze three videos as the
source of research data, by waching and reading those videos.
The result showed that popular culture being represented in the three
videos of Jokowi-Ahok through songs, music, and videos that parodied K-pop and
British boyband One Direction, which is became an attraction for the public.
Those videos more likely used the fame that has been owned by the songs, music,
and videos that being parodied in Jokowi-Ahok's vidoes and turn popular culture
into a medium and tool for community to express their opinion and political
aspirations.
Keywords: Representation, popular culture, Youtube, Codes of television
v
ii
i
Representasi Budaya Popular Dalam Video Parodi Jokowi-Ahok
di Youtube Selama Pemilukada DKI Jakarta 2012
Abstraksi
Pemilukada DKI Jakarta 2012 diwarnai dengan munculnya video-video terkait
calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta di media internet
Youtube, seperti video yang memang dibuat untuk kepentingan kampanye, atau
video yang berbau isu-isu SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) yang
menyerang salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Yang
menarik perhatian adalah video yang dibuat oleh partisipan dan relawan yang
mendukung salah satu pasangan calon.
Penelitian ini ingin melihat bagaimana representasi budaya popular dalam
video Jokowi-Ahok di Youtube selama Pemilukada DKI Jakarta 2012,
menggunakan konsep definisi budaya popular dari Storey, yaitu budaya popular
sebagai suatu bentuk perlawanan kaum minoritas atau tertindas kepada kaum
mayoritas atau penguasa. Codes of television dari Fiske digunakan sebagai
metode untuk mengurai tiga video yang menjadi sumber data penelitian, dengan
mengamati dan membaca tiga video Jokowi-Ahok tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya popular direpresentasikan
dalam tiga video Jokowi-Ahok melalui penggunaan lagu, musik dan video yang
memarodikan K-pop dan boyband Inggris One Direction, yang menjadi suatu
daya tarik bagi masyarakat. Video-video tersebut seperti menggunakan ketenaran
yang telah dimiliki oleh lagu, musik, dan video yang diparodikan dalam video
Jokowi-Ahok dan mengubah budaya popular menjadi suatu media dan alat bagi
masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat terkait politik.
Keywords: Representasi, Budaya popular, Youtube, Codes of television
ix
Latar Belakang
Sejak Orde Baru, peran musik dan lagu pada pemilihan umum hanya sebatas
sebagai “penggembira”, tidak kurang tidak lebih. Musik atau lagu digunakan
sebagai penarik massa pada kampanye-kampanye yang dilakukan tiga partai saat
itu. Dengan mengundang penyanyi pop dan penyanyi dangdut ternama, baik
kaliber nasional atau lokal, sudah menjadi jaminan akan mendatangkan banyak
massa.
Pada akhir tahun 2012, digelar pemilukada yang dapat dikatakan
mengundang perhatian hampir seluruh masyarakat Indonesia yaitu Pemilukada
DKI Jakarta untuk Gubernur dan Wakil Gubernur yang berakhir pada bulan
Oktober 2012 dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta
didampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta
periode 2012-2017. Selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta, banyak halhal
baru dalam pelaksanaannya, seperti penggunaan media internet Youtube
dengan video-videonya dan isu-isu yang menyebar terkait para kandidat, termasuk
Gubernur DKI Jakarta saat itu, Fauzi Bowo yang mencalonkan diri kembali untuk
periode kedua sebagai Gubernur DKI Jakarta melawan Jokowi-Ahok.
Rumusan Masalah
Pemilukada DKI Jakarta 2012 adalah salah satu bukti perkembangan budaya
popular sebagai alat baru dalam politik Indonesia, dengan penggunaan musik,
x
lagu, dan video yang sedang trend saat ini, serta penggunakan media internet,
salah satunya adalah website video terbesar Youtube.
Berdasarkan perkembangan budaya popular di Indonesia, muncul
pertanyaan mengenai bagaimana representasi budaya popular digunakan sebagai
salah satu media dan alat dalam berpolitik, melalui video parodi Jokowi-Ahok di
Youtube selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012?
Tujuan
Untuk mendeskripsikan representasi budaya popular digunakan sebagai salah satu
media dan alat dalam berpolitik, melalui video parodi Jokowi-Ahok di Youtube
selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012.
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan definisi representasi dengan pendekatan kontruktivis,
yaitu representasi adalah suatu kerja menggunakan obyek dan efek, makna tidak
tergantung kualitas material dari tanda, melainkan dari fungsi simbol tanda
tersebut. Konsep definisi budaya popular dari Storey juga digunakan untuk
menjelaskan budaya popular, yaitu budaya popular merupakan bentuk perlawanan
antara grup minoritas atau subordinate dan kekuatan dari grup dominan.
xi
Metodologi
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan
analisis semiotik. Tiga video Jokowi-Ahok diuraikan menggunakan metode codes
of television Fiske, dengan analisis sintagmatik, yaitu level realitas dan level
representasi, serta analisis paradigmatik dengan level ideologi.
Hasil Penelitian
Pada level realitas dan level representasi, terlihat tiga video Jokowi-Ahok
menggambarkan warga Jakarta dengan pengaruh budaya popular, seperti terlihat
pada kostum yang bergaya K-pop, video yang memarodikan video klip Korea
Selatan Gangnam Style dan penggunaan lagu K-pop Bigbang dan boyband Inggris
One Diretion.
Level ideologi menunjukkan bagaimana budaya popular digunakan
sebagai media dan alat dalam menyampaikan aspisari, pendapat, atau kritik yang
berkaitan dengan politik.
Kesimpulan
1. Bentuk budaya popular direpresentasikan dalam dua video, yaitu video 1:
Jokowi Basuki (Gangnam Style n Big Bang) Parody, di mana dalam video
tersebut, digunakan lagu K-pop Bigbang ‘Fantastic Baby’ dengan video
xi
i
yang memarodikan video klip rapper Korea, PSY, ‘Gangnam Style’. Video
kedua yang merepresentasikan budaya popular adalah video 3: JOKOWI
DAN BASUKI – what makes you beautiful by one direction [PARODY].
Video ini menggunakan lagu dari boyband Inggris yang sedang naik daun,
One Direction ‘what makes you beautiful’.
2. Dalam video 2: Jokowi dan Foke – TAKOTAK MISKUMIS by
CAMEOProject feat. Yosi Project Pop, Yosi mengunakan lagu dan video,
serta Youtube sebagai media untuk menyoroti masalah isu SARA yang
muncul pada Pemilukada DKI Jakarta. Budaya popular digunakan Yosi
sebagai media untuk menyampaikan aspirasi, pendapat, dan protes tentang
isu SARA yang mewarnai pemilukada tersebut.
Saran
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini berusaha untuk memberi gagasan pemikiran dan kontribusi
dalam ragam penelitian mengenai representasi budaya popular sesuai
dengan salah satu konsep definisi Storey, yaitu budaya popular digunakan
sebagai suatu bentuk perlawanan kaum tertindas atau lemah, dalam hal ini
adalah masyarakat umum, terhadap kaum penguasa yaitu pemerintah dan
politikus.
xi
ii
2. Implikasi Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat membuka pemahaman bagi masyarakat,
lembaga pemerintah, partai politik, dan politikus agar dapat menggunakan
budaya popular dan media internet secara lebih baik sebagai salah satu
sarana dalam mengemukakan aspirasi, pendapat, dan pemikiran terkait isuisu
politik.
3. Implikasi Sosial
Warga masyarakat agar lebih aktif dalam dunia politik melalui
penyampaian pendapat dan aspirasi, yang sekarang dapat dilakukan
dengan mudah melalui media internet. Dengan lebih banyak masyarakat
yang melakukan penilaian dan pengawasan terhadap jalannya
pemerintahan, pemerintah, partai politik, dan politikus juga akan
mendengar, mengerti, dan memahami keinginan dan aspirasi warga
masyarakat.
xi
v
DAFTAR PUSTAKA
Berger, Arthur. A. (2010). The Objects of Affection Semiotics and Consumer Culture. New
York: Palgrave Macmillan
Cartoni, Lorenzo and Tardini, Stefano. (2006). Internet. New York: Routledge
Cogan, Bryan and Kelso, Tony. (2009). Encyclopedia of Politics, The Media and Popular
Culture. Santa Barbara, California: Greenwood Press
Fiske, John. (2006). Understanding Popular Culture. In a Harold E. Hinds, Jr (Ed.), Popular
Culture Theory and Methodology. A Basic Introduction ( pg. 118). Wisconsin:
The University of Wisconsin Press
Fiske, John. (1987). Television Culture. New York: Routledge
Fiske, John and Hartley, John. (2003). The Signs of Television. In Fiske, John & Hartley,
John (eds). Reading Television (pp. 23-40). London & New York: Routledge
Flores, Juan. (2000). Pueblo Pueblo: Popular Culture in Time. In Raiford Guins & Omayra
Z. Cruz (eds). Popular Culture: A Reader (pg. 72-81). London: Sage Publications
Green, Lelia. (2010). The Internet. An Introduction to New Media. Oxford, New York:
Berg
Hall, Stuart. (1997). Representations: Cultural Representations and Signifiying Practises.
London: Sage Publications
x
v
Hediger, Vinzenz. (2009). YouTube and the Aesthetics of Political Accountability. In
Snickars, Pelle and Vonderau, Patrick (eds). The Youtube Reader (pg.252-263).
Stockholm, Swedia: Mediehistoriskt
Hermes, Joke. (2005). Re-reading Popular Culture. Blackwell Publishing Ltd
Jensen, Klaus Bruhn. (2011). New Media, Old Methods – Internet Methodologies and the
Online/Offline Divide. In Consalvo, Mia and Ess, Charles (eds). The Handbook of
Internet Studies (pg. 43-56). UK: Wiley-Blackwell Publishing
Junaedi, Fajar. (2009). Menelanjangi Film Indonesia. Yogyakarta: Lingkar Media
Korean Culture and Information Service. (2011). The Korean Wave: A New Pop Culture
Phenomenon. Republik Korea Selatan: Korean Culture and Information Service,
Ministry of Culture, Sports and Tourism
Macdonald, Dwight. (1957). A Theory of mass Culture. In Raiford Guins & Omayra Z. Cruz
(eds). Popular Culture: A Reader (pg. 39-46). London: Sage Publications
Pease, Allan. (1981). Body Language. London: Sheldon Press
Shidu, Gretchen Luchsinger dan Meena, Ryth. (2007). Electoral Financing to Advance
Women’s Political Participation: A Guide for UNDP Support. New York: United
Nation Development Programme
Snickars, Pelle and Vonderau, Patrick. (2009). Introduction. In Snickars, Pelle and
Vonderau, Patrick (eds). The Youtube Reader (pg. 9-19). Stockholm, Swedia:
Mediehistoriskt
Storey, John. (2003). Inventing Popular Culture. From Folklore to Globalization. USA, UK,
Australia, German: Blackwell Publishing Ltd
x
v
i
Storey, John. (2009). Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction. UK: Longman
Publishing Group
Stromer-Galley, Jennifer and Wichowski, Alexis. Political Discussion Online. In Consalvo,
Mia & Ess, Charles (eds). The Handbook of Internet Studies (pg. 168-181). UK:
Wiley-Blackwell Publishing
Suhandinata , Justian . (2010). WNI Tionghoa dalam Stabilitas Ekonomi dan Politik di
Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana
Weaver, John A. (2005). Popular Culture Primer. New York: Peter Lang Publishing Ltd
Webb, Jen. (2009). Understanding Representations. London and California: Sage
Publications
Willcox, David. R. (2005). Propaganda, The Press, and Conflict. The Gulf war and Cosovo.
New York: Routlegde
Williams, Raymond. (1976). ’Culture and Masses’. In Raiford Guins & Omayra Z. Cruz
(eds). Popular Culture: A Reader (pp. 25-32). London: Sage Publications
JURNAL
Cathey, Paul Eben. (2009). Understanding Propaganda: Noam Chomsky and The
Institutional of Analysis of Power
x
v
ii
Hepple, Bob. (2010). The New Single Equality Act in Britain. The Equal Rights Review, vol.
Five:11-24
Kim, Eun Mee dan Ryoo, Ji won. (2007). South Korean Culture Goes Global:
K-Pop and the Korean Wave. Korean Social Science Journal, XXXIV No.1:117-152
Nilges, Thorsten. (2005). Gender Inequality in Politics. Human Rights: A Gender
Perspective. Mozaik 2005/1:5-7
Situmorang, James R. (2012). Pemanfaatan Internet Sebagai New Media Dalam Bidang
Politik, Bisnis, Pendidikan Dan Sosial Budaya. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.8,
No.1: hal. 73–87, (ISSN:0216–1249) Center for Business Studies. FISIP – Unpar
SUMBER INTERNET
Anarchy. oxforddictionaries.com. Diakses Juni 27, 2013, dari
http://oxforddictionaries.com/definition/english/anarchy
Arthur, Hendra Nick. Pilkada Sulsel- Ribuan pendukung IA joged dangdut di KPU.
(2012, September 14). Bisnis-KTI.COM. Diakses Desember 14, 2012, dari
http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/09/pilkada-sulsel-ribuan-pendukungia-
joget-dangdut-di-kpu/
Asril, Sabrina. Beredar, Video Foke Sindir Jokowi di Pengungsian. (2012, Agustus 9).
KOMPAS.COM. Diakses Desember 12, 2012, dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/09/07190193/Beredar.Video.F
oke.Sindir.Jokowi.di.Pengungsian
Cain, Helena. Definition of Casual Clothing. eHow.com. Diakses Juni 21, 2013, dari
http://www.ehow.com/about_6790682_definition-casual-clothing.html
x
v
ii
i
Camera shots angles and movements, lighting, cinematography and mise en sceen.
Diakses Juni 15, 2013, dari http://www.skwirk.com.au/p-c_s-54_u-251_t-
647_c-2411/camera-shots-angles-and-movement-lighting-cinematography-andmise-
en-scene/nsw/camera-shots-angles-and-movement-lightingcinematography-
and-mise-en-scene/skills-by-text-type-film/film-overview
Dasar Hukum Penyelenggaraan PILKADA. (n.d). www.depdagri.go.id. Diakses
Desember 4, 2012, dari http://www.depdagri.go.id/pilkada
Etab. Plaid. (2005, Oktober 12). Urbandictionary.com. Diakses Juli 3, 2013, dari
http://www.urbandictionary.com/define.php?term=plaid
Fisher, Max. Gangnam Style, Dissected: The Subversive Message Within South Korea's
Music Video Sensation. (2012, Agustus 23). theatlantic.com. Diakses pada Juli
8, 2013, dari
http://www.theatlantic.com/international/archive/2012/08/gangnamstyle-
dissected-the-subversive-message-within-south-koreas-music-videosensation/
261462/
Jokowi-Foke bertarung lewat video di Youtube. (2012, Agustus 27).
METROTVNEWS.COM. Diakses Desember 12, 2012, dari
http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/08/27/103613/Jokowi-Foke-
Bertarung-Lewat-Video-Klip-di
Kurniawan, Wahyu. Pilkada DKI: Dinilai ceramah SARA, Rhoma Irama terancam
pidana. (2012, Agustus 1). SOLOPOS.COM. Diakses Desember 10, 2012, dari
http://www.solopos.com/2012/08/01/pilkada-dki-dinilai-ceramah-sara-rhomairama-
terancam-pidana-206442
Kurniawan, Ranu Ario. Masih Sedikit, Politisi yang Gunakan Social Media. (2013, Mei 11).
Timlo.net. Diakses Mei 23, 2013, dari
http://www.timlo.net/baca/70812/masih-sedikit-politisi-yang-gunakan-sosialmedia/
Lizza, Ryan. The Youtube Election. (2006, Agaustus 20). NewYorkTimes.com. Diakses
November, 27 2012. dari
http://www.nytimes.com/2006/08/20/weekinreview/20lizza.html?pagewanted
=all&_r=0
xi
x
Mashable. Orang suka komentar pedas politik di social media. (2012, November 6).
Diakses Mei 18, 2013, dari
http://ictwatch.com/internetsehat/2012/11/06/orang-suka-komentar-pedaspolitik-
di-social-media/
Masykur, Ahwalian. Beredar video parodi musik Jokowi sindir Foke. (2012, Agustus 29).
KETITIK.net. Diakses Desember 12, 2012, dari
http://www.ketitik.net/2012/08/29/4611/beredar-video-parodi-musik-jokowisindir-
foke/
Mecca, Zaskia. Video Koboy China Pimpin Jakarta. (2012, Agustus 24). Diakses Maret 23,
2013, dari http://milanistaindonesia.blogspot.com/2012/08/video-koboychina-
pimpin-jakarta-video.html
Miharjo, Anton. Pertempuran Pilkada Bali di Youtube. (2013, Mei 14). Kompasiana.com.
Diakses Mei 23, 2013, dari
http://politik.kompasiana.com/2013/05/14/pertempuran-pilkada-bali-diyoutube-
555884.html
Nahyudi. Dunia maya ramai dengan kampanye Foke dan Jokowi. (2012, Agustus 29).
LIPUTAN6.COM. Diakses Desember 12, 2012, dari
http://news.liputan6.com/read/433129/dunia-maya-ramai-dengan-kampanyefoke-
dan-jokowi
Nouval, Alvin. Jejaring Sosial, Media Baru Unutk Berpolitik. (2013, April 26). Merdeka.
Com. Diakses Mei 18, 2013, dari http://www.merdeka.com/teknologi/jejaringsosial-
media-baru-untuk-berpolitik.html
Parody. oxforddictionaries.com. Diakses Juni 27, 2013, dari
http://oxforddictionaries.com/definition/english/parody
Rosyid, Ikhsan. Goyang Ngebor, Goyang Gergaji dan Dangdut Koplo Pantura Jatim Vs
Janji Politik dalam Kampanye Parpol. (2011, Oktober 25). Diakses April 10,
2013, dari http://ikhsan_history-fib.web.unair.ac.id/artikel_detail-36006-
Mind%20and%20Think%20-
Goyang%20Ngebor,%20Goyang%20Gergaji,%20dan%20Dangdut%20Koplo%2
0Pantura%20Jatim%20vs%20Janji%20Politik%20dalam%20Kampanye%20Par
pol.html
Rustandi, Dudi. Kekuatan media jejaring sosial. (2013, April 28). Kompasiana. com.
Diakses Mei 18, 2013, dari
http://media.kompasiana.com/buku/2013/04/28/kekuatan-media-jejaringsosial-
550924.html
x
x
Rp. 15 Trilyun dan Pandangan Negarawan Inul. (2004, Maret 4). Diakses April 10, 2013,
dari http://pemilu2004.goblogmedia.com/rp-15-trilyun-dan-pandangannegarawan-
inul.html
SAYKOJI Buat Lagu Bertema Kampanye Damai Pemilu 2009. (2009, Februari 23).
ekampanyedamaipemiluindonesia2009.blogspot.com. Diakses Mei 12, 2013,
dari
http://ekampanyedamaipemiluindonesia2009.blogspot.com/2009/02/saykojibuat-
lagu-bertema-kampanye.html
Schwab, Nikki. In Obama-McCain Race, Youtube Becaome a Serious Battleground for
Presidential Politics. (2008, November 7). U.S NEWS.com. Diakses November
27, 2013, dari http://www.usnews.com/news/campaign-
2008/articles/2008/11/07/in-obama-mccain-race-youtube-became-a-seriousbattleground-
for-presidential-politics
Steinhauser, Paul. The Youtube-ification of Politics: Candidates losing control. (2007, July
18). CNN.com. Diakses November, 27 2012. dari http://articles.cnn.com/2007-
07-18/politics/youtube.effect_1_youtube-video-video-sharing-web-sitemoments?_
s=PM:POLITICS
Swastika, I Putu Agus. Internet, Social Media dan Pilkada. (2013, April 9). Primakara.com.
Diakses Mei 23, 2013, dari http://www.primakara.com/?content=detailberita&
kode=19
Tren Fashion ala Gangnam Style. (2012, September 27). Vemale.com. Diakses Juni 15,
2013, dari http://www.vemale.com/fashion/tips-and-tricks/15562-tren-fashionala-
gangnam-style.html
Virdhani, Marieska Harya. Makna baju kotak-kotak bagi pasangan Jokowi-Ahok. (2012,
Maret 29). Okezone.com. Diakses Juli 3, 2013, dari
http://jakarta.okezone.com/read/2012/03/29/505/602087/makna-baju-kotakkotak-
bagi-pasangan-jokowi-ahok
x
xi
Vena, Jocelyn. (2012, Maret 14). The Wanted Vs. One Direction: A Boy Band Cheat
Sheet. MTV News breaks down the differences between the two groups
responsible for 2012's British Invasion. MTV.com. Diakses pada Juli 10, 2012,
dari http://www.mtv.com/news/articles/1681029/the-wanted-onedirection-
boy-bands.jhtml
Wijaya, M Akbar. Jejaring sosial mudahkan politikus serap aspirasi rakyat. (2013, April
15). Republika.co.id. Diakses Mei 18, 2013, dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/04/15/mlave8-jejaringsosial-
mudahkan-politikus-serap-aspirasi-rakyat

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.