skip to main content

VIDEO REPORTASE INVESTIGASI: “Mengungkap Penyalahgunaan Wi-Fi Kampus untuk Mengakses dan Mengunduh Konten Porno”


Citation Format:
Abstract
iVIDEO REPORTASE INVESTIGASI: “MENGUNGKAP PENYALAHGUNAAN WI-FI KAMPUS UNTUK MENGAKSES DAN MENGUNDUH KONTEN PORNO”ABSTRAKInternet telah menjadi kebutuhan dan bagian dari gaya hidup masyarakat saat ini. Masyarakat semakin dimudahkan dengan adanya teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity). Teknologi ini dimanfaatkan oleh universitas-universitas di Semarang, sebagai fasilitas gratis yang menunjang pendidikan. Dengan akses internet lewat jaringan Wi-Fi, mahasiswa dengan mudah mencari berbagai informasi di dunia maya. Sayangnya, ada mahasiswa di beberapa kampus tersebut yang jutsru melakukan penyalahgunaan. Akses internet gratis justru dimanfaatkan untuk mengakses situs-situs bermuatan pornografi dan mengunduh video porno.Untuk membuktikan bahwa penyalahgunaan tersebut benar-benar terjadi, maka diperlukan penelusuran lebih lanjut. Penelusuran dilakukan dengan menerapkan cara-cara jurnalisme investigasi menurut Sheila Coroner. Meliputi dua bagian, dan tujuh rincian pelaksanaan kerja. Cara-cara tersebut digabungkan dengan metode pembuatan program televisi, yang terdiri dari 3 tahap; pra produksi, produksi, serta paska produksi. Hal tersebut karena karya dibuat dalam format audio-visual, dan akan ditayangkan di stasiun televisi. Selain itu, juga dilakukan negosiasi penayangan dengan stasiun-stasiun televisi lokal yang ada di Semarang, diantaranya yakni Pro TV, TV Borobudur, Cakra Semarang TV, dan TVRI Jawa Tengah. Pada akhirnya, didapatkan kesepakatan penayangan dengan pihak Cakra Semarang TV. Karya Bidang dapat ditayangkan dengan mengisi spot program yang telah ada. Dari dua pilihan program berita, yakni “Seputar Jawa Tengah” dan „Target Investigasi”, diputuskan bahwa program yang disebut terakhirlah yang dinilai lebih cocok dengan tema penyalahgunaan Wi-Fi kampus.Dan setelah keseluruhan proses kerja dilaksanakan, dapat dibuktikan bahwa memang ada mahasiswa di berbagai kampus di Semarang, yang melakukan penyalahgunaan jaringan Wi-Fi di kampusnya. Sistem otentifikasi jaringan dan filter situs porno, ternyata tidak membuat mahasiswa jera untuk mengakses situs porno. Bahkan mereka memiliki cara-cara khusus untuk dapat menembus sistem kemanan tersebut. Seluruh hasil penelusuran dirangkai dalam sebuah tayangan berita investigasi berdurasi ± 30 menit. Untuk dapat ditayangkan, pihak Cakra TV melakukan editing ulang, yakni dengan mengganti bumper dan title “Suar Investigasi”, menjadi “Target Investigasi”. Beberapa bagian video diubah urutannya, naskah narasi presenter juga disesuaikan. Bagian presenter dihilangkan, diisi dengan shoot presenter Cakra TV yang diambil secara live (siaran langsung). Karya Bidang ini tayang pada Senin, 9 Juli 2012 di Cakra Semarang TV.Kata Kunci : Wi-Fi, Pornografi, Investigasi, TelevisiiiINVESTIGATIVE REPORTING VIDEO: “REVEAL MISAPPLICATION OF WI-FI IN CAMPUS FOR ACCESS AND DOWNLOAD PORNOGRAPHY CONTENT”ABSTRACTThe Internet has become part of the needs and lifestyles of today's society. The public is increasingly facilitated by the presence of Wi-Fi (Wireless Fidelity). This technology is used by universities in Semarang, as a free facilities that support education. With Internet access via Wi-Fi network, students easily find a variety of information in cyberspace. Unfortunately, there are some misapplication on that utilization. Some student at several university have used the free internet facility for access pornography websites, and download porn videos.To prove that the abuse actually occurred, it would require a further search. Search carried out by applying methods of investigative journalism by Sheila Coroner. Includes two parts, and seven working implementation details. These methods are combined with a method of making a television program, which consists of three stages: pre-production, production, and post-production. This is because the work is created in the audio-visual format, and will be aired on television stations. In addition, there are negotiations with local television stations in Semarang, such as Pro TV, TV Borobudur, Cakra Semarang TV, and TVRI Jawa Tengah. In the end, obtained an agreement with the Cakra Semarang TV. The Project can be screened by filling the existing programs. There are two news program, "Seputar Jawa Tengah" and "Target Investigasi", that may suitable for the Project. But it was decided that “Target Investigasi” was more suitable for the theme of misapplication of Wi-Fi in campus.Indeed, after the whole process of work carried out, it can be proven that there are students at various campus in Semarang, who were doing misapplication of Wi-Fi facility. Network authentication system and filter porn sites doesn‟t make a deterrent for students to access porn sites. They even have special ways to be able to penetrate the security system. The throughout video of the project have arranged in ± 30 minutes of an investigative news program. To be ready to be aired, the TV station should have the extra editing, by replacing the bumper and the title of "Suar Investigasi", changed to "Target of Investigasi". There are also some video sequence that have be modified. The script narration for the host have been also modified. The part for the former host have been removed, filled with the shoot of TV‟s host that have been taken in live broadcast. The Project hasve been aired on Monday, July 9th, 2012 at Cakra Semarang TV.Keyword: Wi-Fi, Pornography, Investigation, TelevisioniiiVIDEO REPORTASE INVESTIGASI:“Mengungkap Penyalahgunaan Wi-Fi Kampus untuk Mengakses dan Mengunduh Konten Porno”Resume Laporan Karya BidangDisusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikanPendidikan Strata 1Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas DiponegoroPenyusun:Nama: Muhammad Akbar NugrohoNIM: D2C007058FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2012ivBAB IPENDAHULUANTeknologi Wi-Fi telah banyak dimanfaatkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Dengan adanya area Wi-Fi di kampus, maka akan memudahkan mereka dalam mengakses internet pada tempat dan waktu itu juga. Apalagi bagi sebagian besar mahasiswa saat ini, laptop sudah tidak menjadi barang mahal.Fasilitas Wi-Fi gratis yang disediakan oleh kampus, idealnya digunakan untuk kepentingan pendidikan. Namun kenyataannya ditemukan fakta bahwa ada oknum-oknum mahasiswa yang tidak menggunakan fasiltas itu dengan semestinya. Berdasarkan hasil pra-riset, telah ditemukan di empat buah universitas di Semarang, dimana ada oknum mahasiswanya yang pernah mengakses dan mengunduh konten porno di area Wi-Fi kampus. Beberapa dari kampus tersebut memiliki sistem filter / keamanan yang lemah terhadap situs porno.Gambar 1.1. Seorang mahasiswa di kampus A sedang mengakses internet di area Wi-Fi kampusnyavDiberlakukannya Undang-undang no.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang no.44 tahun 2008 tentang Pornografi, membuat kegiatan mengakses, mengunduh, dan mendistribusikan konten porno kegiatan tersebut telah menjadi sebuah tindak pidana. Namun, akibat kurangnya pengawasan dan kesadaran pribadi mahasiswa, hal itu tidak membuat mereka jera. Apalagi, belum ada aturan yang jelas dari kampus tentang perbuatan tersebut.Berdasarkan penemuan tersebut, maka dibuatlah Karya Bidang berupa video reportase investigasi, yang bertujuan untuk mengungkapkan fakta bahwa jaringan Wi-Fi di beberapa universitas di Semarang, telah disalahgunakan untuk mengakses dan mengunduh konten porno. Pembuatannya dilakukan dengan berlandaskan teori-teori jurnalistik, khususnya mekanisme jurnalisme investigasi menurut Sheila CoronerPara wartawan investigasi memaparkan kebenaran yang mereka temukan, melaporkan adanya kesalahan-kesalahan, dan menyentuh masyarakat untuk serius terhadap soal yang dikemukakan, mengafeksi masyarakat dengan bacaan moral yang dikumpulkannya (Santana. K, 2003; 97). Untuk menelusuri fakta, paraGambar 1.2. Sebuah situs porno yang sedang diaksesviwartawan investigasi melakukan kegiatan investigative reporting. Kegiatan nvestigative reporting merupakan kegiatan peliputan yang mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran, kesalahan, atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum dan masyarakat (Santana. K, 2003; 135).Karya Bidang akan ditayangkan di salah satu program yang adadi Cakra Semarang TV, dengan mempertimbangkan segmentasi penonton. Segmentasi penonton didapatkan stelah diketahui nilai berita (news value), yang diantaranya: konsekuensi peliputan dan penayangan, diharapkan bisa mempengaruhi kebijakan beberapa universitas terkait fasilitas Wi-Fi, kedekatan dengan aspek-aspek dunia pendidikan, kemasyuran karena melibatkan institusi pendidikan tinggi ternama di Semarang, serta sifatnya yang baru (tindakan penyalahgunaan Wi-Fi dilakukan baru-baru ini).BAB IIGAMBARAN UMUMUntuk mencegah pengaksesan situs-situs bermuatan pornografi di area kampus, pihak pengelola Wi-Fi telah melakukan beberapa upaya. Dari hasil penelusuran di kampus-kampus yang terdapat di kota Semarang, kami menemukan bahwa hampir semua kampus tersebut telah menerapkan sistem otentifikasi dan filter situs porno.Sistem otentifikasi digunakan untuk membatasi pengguna hanya sebatas mahasiswa universitas bersangkutan. Setiap mahasiswa diberikan username dan password tertentu. Menurut dosen dan praktisi teknologi informasi, Dr. RidwanviiSanjaya, setiap akses internet dapat dilacak. Dengan sistem tersebut,diharapkan mahasiswa akan berpikir dua kali jika akan mencoba membuka situs-situs porno.Selain otentifikasi, juga dterapkan sistem filter. Sistem filter yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Nawala dari Yayasan Nawala Nusantara (http://www.nawala.org). Nawala akan membantu menepis jenis situs-situs negatif yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan, nilai dan norma sosial, adat istiadat dan kesusilaan bangsa Indonesia seperti pornografi dan perjudian.Daftar situs-situs yang dinilai mengandung unsur-unsur tersebut terus diperbarui, sehingga akan mengurangi kemungkinan pengguna internet yang bisa mengaksesnya. Jika ada pengguna yang mencoba membuka situs-situs yang ada dalam sistem database, maka akses akan ditolak.BAB IIIPELAKSANAAN, EVALUASI DAN ANALISIS KERJA3.1 Pelaksana Kerja Tahap Produksi3.1.1 ProduserProduser adalah orang yang memegang pimpinan dalam sebuah produksi program siaran televisi, tugasnya melaporkan kepada produser eksekutif, yang bertanggung jawab pada pelaksanaan produksi. (Darwanto, 2007; 161).viii3.1.2 ReporterSesuai dengan proses kerja investigasi yang diuraikan Sheila Coroner (Santana. K, 2003; 170-177), maka reporter melakukan tugas-tugasnya sebagai berikut:1. Pencarian petunjuk awal (first lead).Reporter mencoba melakukan akses internet di area-area Wi-Fi kampus yang diinformasikan oleh narasumber.2. Investigasi pendahuluan (initial investigation).Reporter berkeliling ke lima buah kampus yang ada di kota Semarang, untuk mengetahui bagaimana para mahasiswanya memanfaatkan fasilitas Wi-Fi.3. Pembentukan hipotesis (forming an investigative hypotesis).Ada mahasiswa dari beberapa kampus di Semarang yang bisa mengakses konten porno melalui jaringan Wi-Fi kampusnya. Mereka sengaja memanfaatkan kelonggaran sistem keamanan jaringan Wi-Fi yang ada di kampusnya.4. Pencarian dan pendalaman literatur (literature search).Reporter menelusuri berita-berita terkait penyalahgunaan internet untuk akses situs porno, data-data pelanggaran, serta ada tidaknya peraturan yang mengatur pemanfaatan internet dan akses pornografi.5. Wawancara dengan pakar dan sumber ahli (interviewing experts).Wawancara dengan Adian Fathurrahman, Ketua Bidang Jaringan dan Insfrastruktur, Puskom IT Undip.ix6. Penjejakan dokumen-dokumen (finding a paper trail).Reporter mempelajari undang-undang mengenai teknologi informasi dan pornografi. Didapatkan Undang-undang no.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta UU no.44/2008 tentang Pornografi.7. Wawancara dengan sumber kunci dan saksi (interviewing key informants and sources).Reporter melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa yang diduga pernah mengakses situs porno di area Wi-Fi kampus.8. Pengamatan langsung di lapangan (first hand observation).Reporter kembali melakukan penelusuran di kampus-kampus di kota Semarang. Pada tahap kegiatan ini, reporter berhasil menemukan seorang mahasiswa oknum pelaku yang kedapatan sedang mengakses situs porno di kampus A.9. Pengorganisasian file (organizing file).Berbagai keterangan dan data yang sudah didapatkan telah ditulis serta direkam secara audio-visual. Selain itu, juga ditentukan daftar narasumber yang akan diwawancarai.10. Wawancara lebih lanjut (more intreviews).Reporter melakukan wawancara dengan praktisi teknologi informasi, tokoh pendidikan, serta psikolog sosial di Kota Semarang.11. Analisis dan pengorganisasian data (analyzing and organizing data).Ada lima orang mahasiswa pelaku yang bersedia diwawancarai. Sebagian besar dari mereka tidak mengetahui adanya UU Pornografi dan ITE. Sedangkan pihak kampus sendiri, belum membuat aturan dengan sanksi yang jelas. Selamaxini, kampus lebih berperan dalam memberikan anjuran-anjuran, seperti melalui dosen-dosen di kelas, serta peraturan akademik.3.1.3 Penulis Naskah (Scriptwriter)Naskah dibuat dalam beberapa segmen dengan rincian garis besar tema yang akan dibahas (Darwanto, 2007; 165): 1. Segmen I: Pengenalan tema dan kasus yang dibahas, 2. Segmen II: Jembatan penghubung antara kasus dengan pihak-pihak yang berhubungan dengannya, 3. Segmen III: Rangkaian pendapat narasumber dan kesimpulan.3.2 Pelaksana Kerja Tahap Produksi3.2.1 ProduserDalam tahap produksi, produser melakukan beberapa tugas, yaitu perijinan pemakaian tempat, perijinan peminjaman alat dan tanggungjawab terhadap kru.3.2.2 ReporterDalam tahap produksi, reporter bekerja sama dengan kamerawan untuk melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan lebih mempertimbangkan kepentingan pengambilan gambar.3.2.3 Pengarah ProduksiTugas-tugas yang dilakukan pengarah acara adalah: menentukan lokasi-lokasi pengambilan gambar sesuai panduan naskah, menyiapkan storyboard untuk pengambilan gambar presenter, menyiapkan dan mengarahkan prompter,ximenyiapkan baju presenter saat pengambilan gambar presenter, menjadi asisten kamerawan, mengatur tata artistik gambar, mengatur pencahayaan gambar.3.2.4 KamerawanPengambilan gambar wawancara narasumber dilakukan dengan menggunakan bantuan tripod. Tujuannya adalah menjaga stabilitas gambar, agar tidak goyang. Ada tiga hal yang diperhatikan dalam pengambilan gambar ini. Yakni latar belakang gambar, bahasa gambar, serta komposisi gambar.Sedangkan pengambilan gambar-gambar yang mendukung naskah dan narasi, lebih banyakdilakukan tanpa bantuan tripod. Yang diperhatikan dalam pengambilan gambar ini adalah bahasa gambar, bahasa kamera dan komposisi gambar. Kamerawan juga melakukan pengambilan gambar secara terselubung atau sembunyi-sembunyi (hidden camera). Pengambilan gambar tersebut dilakukan saat merekam aktifitas oknum mahasiswa di kampus A. Kamerawan merekam dari kejauhan, serta melindungi kamera dengan tas, agar tidak mencolok.3.3 Pelaksana Kerja Tahap Paska Produksi3.3.1 Editor GambarEditor gambar bertugas untuk melakukan penyuntingan dan penyusunan gambar sesuai dengan naskah editing (Darwanto, 2007; 177). Sebelumnya, editor video melakukan pemindahan data-data gambar dan suara. Data-data tersebutxiidipindahkan dari media kaset mini DV menuju hard disk komputer dan hard disk eksternal.3.3 Evaluasi KerjaEvaluasi dilakukan oleh produser eksekutif dari Cakra TV, Purnomo Awari. Terdapat beberapa hal yang menjadi catatan beliau dalam evaluasi ini. Ada beberapa masukan, seperti kurangnya tingkat kedalaman naskah investigasi, pengambilan gambar untuk dua buah wawancara yang kurang baik, serta beberapa gambar dinilai kurang pencahayaan3.4 Analisis KerjaDari keseluruhan evaluasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa ketrampilan untuk membuat sebuah karya investigasi yang baik. Ketrampilan dalam merencanakan sebuah program televisi yang dikuti dengan ketrampilan membuat dan mengolah audio dan video. Ketrampilan tersebut harus diimbangi dengan pengetahuan dan wawasan yang luas, agar menghasilkan kedalaman dalam penulisan naskah investigasi.Seperti yang dikatakan Rosihan Anwar, terdapat dua tipe wartawan, yakni yang wartawan yang mahir menggunakan keahlian teknik kerja (The Common Garden Journalist), dan ada wartawan yang selalu berpikir bagaimana membuat suatu informasi yang efektif (The Thinker Journalist). (Kuswandi, 1996; 52). Oleh karena itu, untuk membuat suatu karya jurnalistik yang baik, diperlukan kemampuan berpikir mendalam, yang ditunjang pula dengan ketrampilan praktis.xiiiBAB IVPENUTUP4.1 Simpulan1. Ada mahasiswa dari kampus-kampus di Semarang yang mengakses dan mengunduh konten porno lewat jaringan Wi-Fi kampusnya.2. Ada mahasiswa yang bisa menggunakan cara-cara khusus untuk menembus sistem filter situs porno4.2 Saran4.2.1 Bagi Tim:1. Tema investigasi sebaiknya diangkat dari suatu kontroversi yang dikuatkan oleh pendapat narasumber-narasumber berpengaruh.2. Standar ukuran video untuk tayangan di Cakra Semaramg TV adalah gambar dengan format .avi dengan dimensi 720x576, serta kualitas suara stereo.4.2.2 Bagi Perguruan Tinggi:Bagi perguruan tinggi, perlu menerapkan sistem otentifikasi dan filter yang merata di setiap titik akses. Perlu juga untuk mulai menerapkan aturan yang tegas bagi tindakan penyalahgunaan jaringan Wi-Fi.4.2.3 Bagi Mahasiswa:Disarankan kepada mahasiswa agar memanfaatkan Wi-Fi gratis di kampus untuk kepentingan-kepentingan seperti akses jurnal ilmiah, berita, informasi dan referensi. Porsi pemanfaatan untuk hal-hal tersebut sebaiknya lebih besar dibandingkan untuk akses situs-situs hiburan.xivDAFTAR PUSTAKABuku:Darwanto. (2007). Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Gaines, William.C. (2007). Laporan Investigasi untuk Media Cetak dan Siaran. Jakarta: ISAI.Ishwara, Luwi. (2007). Catatan-catatan Jurnalisme Dasar (3th ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kompas.Kovach, Bill., dan Rosenstiel, Tom. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Yayasan Pantau.Kusumaningrat, Hikmat., dan Kusumaningrat, Purnama. (2005). Jurnalistik: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.Kuswandi, Wawan. (1996). Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.Muda, Deddy Iskandar. (2003). Jurnalistik Televisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.Santana.K, Septiawan. (2003). Jurnalisme Investigatif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Santana.K, Septiawan. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Subroto, Darwanto. S. (1994). Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.Wahyudi, J.B. (1994). Dasar-dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia.Wibowo, Fred. (1997). Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Grasindo.Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa (8th ed.). Jakarta: Kencana.xvE-book:De Burgh, Hugo. (2008). Investigative Journalism (2nd ed.). New York: Routledge.Hill, David.T and Sen, Krishna. (2005). Internet in Indonesia New Democracy. New York: Routledge.Internet:Diakses pada 20 November 2011, pukul 22.00-22.15 WIB:http://anggara.org/2008/03/26/uu-informasi-dan-transaksi-eletronik-uu-ite-adalah-ancaman-serius-bagi-bloger-indonesia/http://anggara.files.wordpress.com/2008/03/uu-ite.pdfhttp://blanov.blogspot.com/2009/03/pengenalan-Wi-Fi.htmlhttp://ebookbrowse.com/makalah-seminar-keamanan-Wi-Fi-uny-josua-m-sinambela-pdf-d27203760http://www.4shared.com/document/U4tIsU0F/konfigurasi-jaringan-hotspot.htmlDiakses pada 22 November 2011, pukul 13.11-13.45 WIB:http://www.batan.go.id/prod_hukum/extern/uu-ite-11-2008.pdfhttp://www.lipi.go.id/intra/informasi/1250035982.pdfhttp://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronikhttp://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/11/11/17/luszsf-uu-ite-digunakan-untuk-kepentingan-orang-berduithttp://www.bloggerceria.com/2009/06/cara-pasang-Wi-Fi-router-murah.htmlhttp://blog.fastncheap.com/cara-mudah-mencari-driver-komputer-dan-laptop/22 nov 11http://elesmana23.blogspot.com/2011/06/jumlah-pc-notebook-dan-netbook-di.htmlDiakses pada 27 November 2011, pukul 12.50-13.15 WIB:http://tekno.kompas.com/read/2010/07/30/1338421/Prospek.Pasar.Laptop.Semakin.Topxvihttp://rinismanca.blogspot.com/2008/04/penyalahgunaan-internet-di-kalangan.htmlhttp://niasbarat.wordpress.com/2008/04/08/bahaya-penyalahgunaan-media-internet-dan-upaya-penanganannya/Diakses pada 1 Januari 2012, pukul 19.00-20.00 WIB:http://budiawan-hutasoit.blogspot.com/2011/01/ini-dia-statistik-situs-porno-di.htmlhttp://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/04/23/ratusan-situs-porno-muncul-tiap-harihttp://www.lintasberita.com/Dunia/Berita-Dunia/fakta-menyedihkan-ternyata-indonesia-pengakses-situs-porno-terbesar-dunia-dampak-perkembangan-teknologi-informasihttp://www.catatanteknisi.com/2011/11/pengertian-definisi-jaringan-wifi.htmlhttp://www.catatanteknisi.com/2011/11/wireless-access-point.htmlhttp://www.inherent-dikti.nethttp://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/04/10/8420/Pengguna- Terbanyak-Kata-Kunci-Porno-di-InternetDiakses pada 10 Januari 2012, pukul 19.00-21.00http://habibimustafa.wordpress.com/2010/02/18/mengenal-wi-fi-wireless-fidelity/http://www.inherent-dikti.nethttp://www.goenawanb.com/it/pengertian-bandwidth/18oktober2011http://www.agungsulistyo.wordpress.com/2007/06/06/apakah-malware-itu/http://www.isi-dps.ac.id/berita/televisi-sebagai-konstruksi-realita-bagian-iiDiakses pada 17 Juli 2012, pukul 07.00 WIBhttp://asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/investigative-reporting-peran-media-dalam-membongkar-kejahatan/
Fulltext

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.