skip to main content

ANALISIS RESEPSI FILM TANDA TANYA


Citation Format:
Abstract

Hadirnya film Tanda Tanya pada tahun 2011 yang mengangkat cerita tentang kehidupan antarumat beragama di Indonesia menimbulkan banyak pro dan kontra di berbagai media. Film garapan Hanung Bramantyo ini dianggap telah melecehkan keberadaan agama di Indonesia, khususnya dua agama besar, yaitu Islam dan Kristen. Adegan-adegan yang dimunculkan dalam film Tanda Tanya menghadirkan tontonan yang sarat akan konflik agama dan etnis, maupun toleransi antarumat yang dianggap terlalu berlebihan oleh berbagai pihak.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pemaknaan khalayak mengenai hubungan antarumat beragama yang ditampilkan dalam film Tanda Tanya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis resepsi. Teori dasar yang digunakan adalah teori encoding-decoding yang dikemukakan oleh Stuart Hall tentang bagaimana khalayak memproduksi sebuah pesan dari suatu teks media. Proses tersebut akan menghasilkan makna yang tidak selalu sama karena dipengaruhi oleh kapasitas setiap penonton. Data diperoleh dari in-depth interview terhadap lima informan dengan latar belakang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan film Tanda Tanya dimaknai oleh informan sebagai film mencoba menampilkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan hubungan antarumat beragama di Indonesia. Ada beberapa bagian yang sesuai dengan realita, ada juga yang dianggap terlalu berlebihan. Dalam proses konsumsi dan produksi makna terhadap film Tanda Tanya, perbedaan latar belakang agama, sosial budaya, dan pengalaman informan menjadi faktor yang penting yang membedakan pemaknaan mereka.

 

Kata kunci: Konflik, Toleransi
Fulltext

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.