skip to main content

Kompetensi Komunikasi Keluarga Jawa Dalam Penggunaan Bahasa Jawa Sebagai Bahasa Sehari-Hari


Citation Format:
Abstract

Berkurangnya penutur bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa yang salah satunya dipengaruhi oleh hadirnya budaya modern dengan bahasa nasional, membuat banyak keluarga Jawa sedikit demi sedikit meninggalkan budaya dan bahasa Jawa. Esksistensi bahasa Jawa ini tentu tidak terlepas dari peran keluarga Jawa dalam menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi keluarga sehari-hari, karena komunikasi di dalam keluarga merupakan awal dari pembentukan jati diri seseorang. Kompetensi komunikasi keluarga dalam menggunakan bahasa Jawa ini terkait dengan interaksi keluarga sehari-hari.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kompetensi komunikasi keluarga Jawa dalam penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga akan diperoleh pemahaman mengenai ada atau tidaknya kompetensi dalam sebuah keluarga Jawa dalam menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Penelitian ini menggunakan asumsi dasar Teori Kompetensi Komunikasi (Spitzberg, 2004) dan didasarkan pada paradigma interpretif serta pendekatan etnografi komunikasi yang mencoba mengungkapkan realita dengan memahami  cara hidup orang lain dalam suatu budaya melalui penggunaan bahasa komunikasi sehari-hari.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa latar belakang orang tua yang mendalami budaya dan tingkatan bahasa Jawa tidak menjadi pendorong orang tua dalam mengajarkannya kepada anak-anak. Interaksi keluarga yang terjalin dalam keluarga akan membentuk diri pada seorang anak. Anak akan melihat lingkungan yang terdekat dengannya, yaitu keluarga sebagai patokan yang akan diterapkan pada dirinya. Kompetensi komunikasi keluarga Jawa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu dari segi motivasi, pengetahuan dan keterampilan. Orang tua cenderung lebih termotivasi faktor dari luar, yaitu perkembangan jaman yang modern dan tidak lagi menggunakan budaya serta bahasa Jawa sehingga anak mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan menggunakan tingkatan bahasa Jawa. Lain halnya dengan orang tua yang ingin memberikan identitas sebagai orang Jawa kepada anaknya, orang tua mengajarkan tingkatan bahasa Jawa kepada anak. Hal tersebut memudahkan anak dalam berkomunikasi dengan menggunakan tingkatan bahasa Jawa dengan siapa saja. Dalam keluarga yang tidak mengajarkan serta tidak menerapkan bahasa Jawa, tidak nampak usaha-usaha tertentu dari orang tua untuk menjaga eksistensi budaya dan bahasa Jawa.

 

Keyword: Kompetensi komunikasi, Komunikasi keluarga Jawa, Bahasa Jawa

Fulltext

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.