skip to main content

Memahami pengalaman komunikasi remaja broken home dengan lingkungannya dalam membentuk konsep diri


Citation Format:
Abstract

Remaja adalah suatu usia dimana individu tumbuh mencapai kematangan mental, emosional, sosial dan fisik, termasuk cara berpikir dan tentu saja masih bersifat labil. Hal ini semakin terlihat pada remaja dengan latar belakang broken home. Di dalam masa remaja ini terjadi pembentukan konsep diri. Pembentukan konsep diri ini adalah proses pembentukan diri remaja, suatu proses yang alamiah, yang seharusnya terjadi. Konsep diri dalam seorang remaja dipengaruhi oleh teman sebaya dimana remaja tersebut bergabung, karena sebagian besar masa remaja dihabiskan bersama teman sebaya. Disinilah akan terlihat, remaja broken home akan terjerumus ke arah negatif atau berhasil mengendalikan dirinya ke arah positif.

Tujuan penelitian ini adalah memahami pengalaman komunikasi remaja broken home dengan lingkungannya dalam membentuk konsep diri. Teori yang digunakan adalah teori sikap oleh Riger, teori tingkah laku-belajar sosial oleh John W.Santrock, konsep diri oleh William D.Brooks, teori kelompok oleh Michael Burgoon. Untuk mendiskripsikan secara detail pengalaman komunikasi remaja broken home, penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja dengan latar belakang keluarga broken home.

Berdasarkan hasil penelitian, remaja laki-laki dibawah pengawasan seorang ayah sebagai single parent menimbulkan dampak ketidakmampuan dalam mengontrol emosinya dari pengaruh-pengaruh sosial. Remaja laki-laki lebih mudah emosional dalam menyikapi masalah, sehingga mengabaikan jalur yang sesuai dengan nilai-nilai kepatuhan di dalam keluarga yang berakibat terjerumus pada pergaulan yang cenderung negatif. Hal ini dipengaruhi oleh minimnya peran orang tua untuk mengontrol, teman sebaya atau kelompok rujukan yang berperilaku negatif dan konsep diri negatif pada remaja. Sedangkan remaja perempuan dibawah pengasuhan seorang ibu sebagai single parent dapat mengontrol emosinya dari pengaruh-pengaruh sosial. Remaja perempuan mampu mengontrol sikap di jalur yang sesuai dengan nilai-nilai kepatuhan yang ada di keluarga dan pergaulan dengan teman-temannya. Hal ini dipengaruhi oleh peran orang tua yang dilakukan secara maksimal, teman sebaya atau kelompok rujukan yang berperilaku positif dan konsep diri positif pada remaja.

 

 

 

Kata kunci : remaja broken home, teman sebaya, konsep diri, teori sikap, fenomenologi

Fulltext

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.